"Mungkin mengunjungi rumah baru babunya Elvan."
Zella menatap tak percaya laki-laki bertubuh kurus ini, laki-laki ini tau darimana tentang dirinya dan Elvan? Bahkan Zella sudah tak pernah melihat laki-laki ini lagi, tapi ia sangat ingat bahwa laki-laki ini sering ia lihat bahkan sering mengikutinya dulu saat ia masih duduk di bangku SMP.
"Keluar dari rumah gue sekarang juga!"
Laki-laki itu berdiri kemudian berjalan mendekati Zella, "Ternyata lo gak sopan ya?"
Zella menatap laki-laki itu sinis, "Tolong berkaca! Apa lo udah cukup sopan?"
Laki-laki itu menggaruk tengkuknya yang tak gatal, ia benar-benar merasa malu dengan tingkah bodohnya.
"Lo lupa sama gue?" tanya laki-laki itu berusaha mengalihkan pembicaraan.
"Maaf, sejak kapan kita pernah kenalan?"
Bibir laki-laki itu terbungkam, benar kata gadis itu. Bahkan mereka tak pernah berkenalan. Ia dulu hanya sering bertugas mengikuti gadis itu dan beberapa kali pernah kepergok namun saat itu ia langsung kabur begitu saja.
"Kenapa diam?"
"Kalau gak ada kepentingan, silakan keluar dari sini!"
Laki-laki itu tersenyum canggung, "Galak banget, yaudah gue pamit pulang."
Zella hanya menatap malas laki-laki kurus yang sekarang sudah hilang di balik pintu rumahnya, entah darimana laki-laki itu tau keberadaannya. Tak mau terlalu memusingkan hal itu, Zella memilih kembali ke dapur melanjutkan kegiatannya yang sempat tertunda.
Sedangkan diwaktu yang bersamaan laki-laki kurus itu menatap kaget laki-laki yang masih memakai seragam lengkap dan berdiri di depan gerbang rumah Zella. Ia segera berlari kecil menghampiri seseorang itu.
"Lo ngapain masuk ke rumahnya?" tanya laki-laki berseragam itu datar.
"Siapa yang suruh lo masuk ke dalam?!"
Laki-laki kurus itu menundukkan kepalanya, "Maaf, gue tadi cuma ingin memastikan."
"Mana abang lo?"
"Dia ada di seberang jalan sana," ucap Miko -laki-laki bertubuh kurus- sambil menunjuk ke arah mobil sedan putih yang terparkir di bawah pohon cemara.
Elvan, laki-laki yang sedari tadi berbicara dengan Miko kini menatap mobil itu, beberapa menit kemudian muncul seorang laki-laki bertubuh kekar dengan pakaian serba hitam dari dalam mobil itu.
Kini Elvan menatap wajah Miko datar, "Lo boleh pergi, terima kasih."
"Sampaikan juga sama abang lo itu."
Elvan berlalu meninggal Miko yang masih mematung di depan gerbang rumah Zella. Miko amat senang ketika Elvan mengatakan terima kasih. Selama beberapa tahun ia dan abangnya di perintahkan untuk menjaga dan membantu Elvan, untuk pertama kalinya laki-laki itu mengucapkan terima kasih. Dengan senang laki-laki itu berlari menghampiri abangnya yang masih menatapnya aneh dari seberang jalan.
Elvan tersenyum ketika menatap pintu kayu berwarna coklat yang berdiri kokoh di depannya.
Tok, tok, tok
KAMU SEDANG MEMBACA
RAZELLA
Teen FictionLaki-laki itu menyeringai, "Kerjakan atau ...." "Atau apa?" tanya Zella berani. Laki-laki itu melirik sekilas bibir Zella, "Gue cium." Zella tersenyum remeh, ia berani bertaruh bahwa laki-laki ini hanya mengancamnya. Dengan berani ia berjalan ke dep...