Dengan mata setengah terpejam Zella berjalan malas menuruni anak tangga. Ketukan pintu serta bel yang ditekan berkali-kali membuatnya terbangun. Rasanya ia baru saja tidur beberapa jam, tapi kenapa sekarang ada saja yang mengusik ketenangannya?
"Sabar!" teriaknya sedikit kesal kala ketukan di pintu utama rumahnya semakin menjadi-jadi.
"Cepet! Lelet banget," protes seseorang di luar sana.
Suara itu mampu membuat mata Zella terbuka dengan sempurna. Matanya dengan cepat melirik jam antik yang ada di ruang tamu rumahnya dan membuatnya terkejut saat mengetahui bahwa ternyata saat ini sudah sore, dengan cepat Zella merapikan piyama yang masih di pakainya dan tentu rambutnya yang benar-benar berantakan. Setelah merasa penampilannya sedikit lebih bagus, tangan gadis itu menarik kenop pintu dan saat pintu terbuka dengan sempurna, Elvan segera menerobos masuk ke dalam rumah.
"Lo belum mandi ya?" tanya Elvan cepat saat meneliti penampilan gadis itu.
"Udah! Gue cuma malas ganti baju." Bohong! Zella berbohong, pada nyatanya gadis itu baru saja bangun dari tidurnya. Mungkin jika Elvan tidak berkunjung ke rumahnya, Zella tak akan bangun.
"Lo ngapain sih kesini lagi?"
"Gak boleh?" tanya Elvan santai.
"Lo kenapa, Van?" tanya Zella cepat saat baru tersadar akan sesuatu.
Elvan menaikkan sebelah alisnya, "Kenapa apanya?"
"Ini kenapa?" tanya Zella sambil menyentuh pelipis Elvan yang sedikit terluka.
Elvan yang baru menyadarinya kemudian menepis pelan tangan Zella. Ia berjalan santai menuju halaman belakang rumah Zella kemudian duduk di tepi kolam renang.
"Lo kenapa sih, Van?"
"Lo berantem?"
"Van! Lo kenapa sih?" cecar Zella kesal karena tak ditanggapi okeh laki-laki itu.
Elvan menatap datar gadis yang kini duduk di sebelahnya. "Tadi jatuh," jawabanya singkat.
Zella tertawa kecil, "Lo kira gue itu anak kecil yang bisa lo bohongin?"
Zella menghembuskan napasnya kasar saat tak mendapat jawaban dari laki-laki itu. "Lo berantem sama siapa?" tanyanya berusaha sabar.
"Gue gak berantem," kilah Elvan berbohong.
Zella memalingkan wajahnya, ia tau bahwa Elvan saat ini sedang membohongi dirinya. Ia segera bangkit dari duduknya kemudian meninggalkan Elvan yang masih duduk tenang di tepi kolam.
Elvan yang melihat gadis itu pergi meninggalkannya hanya diam, pikirannya saat ini benar-benar sedang tidak tenang. Laki-laki itu mengepalkan tangannya kesal saat teringat kejadian tepat sebelum ia sampai di rumah Zella.
Flashback
Sebuah mobil berwarna putih mengkilap menghadang mobilnya saat hendak keluar dari parkiran toko yang sebelumnya ia kunjungi.
Tin tin tin
Klakson yang Elvan bunyikan berkali-kali tak membuat seseorang dibalik kemudi mobil putih itu memarkirkan mobilnya dengan benar. Dengan perasaan setengah geram, Elvan keluar dan mendekati mobil itu.
Brak
Gebrakan keras pada kaca mobil membuat seseorang di dalam mobil menurunkan kaca mobilnya.
"Kenapa?" tanya laki-laki itu tenang.
Elvan sempat terdiam beberapa saat karena keterkejutannya. "Bisa pinggirin mobilnya sedikit? Ini jalan bukan punya lo kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
RAZELLA
Teen FictionLaki-laki itu menyeringai, "Kerjakan atau ...." "Atau apa?" tanya Zella berani. Laki-laki itu melirik sekilas bibir Zella, "Gue cium." Zella tersenyum remeh, ia berani bertaruh bahwa laki-laki ini hanya mengancamnya. Dengan berani ia berjalan ke dep...