34

357K 27.1K 1.6K
                                    

Brak

Zella menendang kasar pintu kelas XI IPA 1 sehingga membuat beberapa orang yang sibuk dengan kegiatannya di dalam kelas menjadi serempak menatap pintu kelas mereka.

"Mana Elvan?" tanya Zella kepada seorang laki-laki di dekatnya saat ia tak menemukan keberadaan Elvan di kelasnya.

Laki-laki itu mengedikkan bahunya, "Mungkin di ruang rapat."

Sesegera mungkin gadis itu berlari menuju ruang rapat. Dan tepat saat ia semakin mendekat dengan ruangan tersebut, Elvan tampak keluar dengan beberapa OSIS lainnya dari dalam ruangan itu.

Plak

Tamparan keras itu mendarat mulus di pipi Elvan dalam hitungan detik. Semua orang yang menyaksikannya terdiam, kaget melihat perlakuan tiba-tiba yang dilakukan oleh Zella.

"Lo kenapa?" tanya Elvan yang saat ini diliputi rasa penasaran ketika mendapat tamparan tiba-tiba dan melihat kilatan marah pada mata gadis itu.

"Masih lo tanya kenapa?! Jangan pura-pura gak tau!" bentak Zella kencang.

"Lo kenapa sih?" tanya Elvan masih berusaha bersikap santai.

"Salah gue ada dimana, Van? Kenapa lo bongkar semuanya?!" teriak Zella dengan air mata yang sudah menggenang di pelupuk matanya. Sekali lagi gadis itu berkedip, air matanya sudah dapat dipastikan turun begitu saja.

Elvan menyerahkan tumpukan kertas yang ada di tangannya ke seorang laki-laki yang berdiri di dekatnya. Ia kemudian mendekati Zella yang saat ini sudah menangis.

"Lo kenapa, Zel?" tanya Elvan berusaha menyentuh bahu gadis itu namun segera ditepis olehnya.

"Kenapa lo buat gue kecewa, Van?" tanyanya lemah.

"Gue udah percaya sama lo, bahkan ...."

"Bahkan gue udah naruh rasa sama lo!"

Untuk kedua kalinya orang-orang yang berkerumun di sekitar mereka dibuat terkejut oleh gadis itu.

Elvan menatap mata Zella dalam, "Zel, gue beneran gatau apa-apa, lo kenapa sih?"

Zella berdecih, "Pinjam ponsel lo!"

Zella merampas ponsel gadis didekatnya begitu saja, ia mencari grup angkatan mereka yang kini terlihat benar-benar ramai membincangkan hal tersebut. Setelah mendapat apa yang dicarinya, ia kemudian memberikannya kepada Elvan.

"Gue bener-bener benci orang munafik kayak lo!"

"Raqueenla Razella, anak kandung yang sejujurnya tidak diinginkan oleh Reno Redatama. Razella selalu mempermalukan keluarganya sehingga sering diperlakukan kasar oleh ayah kandungnya sendiri. Siapa sangka bahwa Razella sering diperlakukan buruk? Itu semua karena sifatnya yang buruk. Sedangkan Shireen Arthila ternyata adalah anak angkat dari keluarga pemilik sekolah ini. Shireen begitu disayangi karena sifatnya yang berbanding terbalik dengan Razella."

Elvan benar-benar terkejut membaca pesan yang dikirimkan lewat nomornya itu. Sedari tadi ia tidak dapat memegang ponselnya, tapi kenapa semua ini bisa terjadi? Ia berani bersumpah bahwa tak mengetik pesan apapun.

"Zel, dengerin gue dulu. Gue gak pernah kirim pesan itu," ucap Elvan berusaha menjelaskan.

"Dengan lo bohong kayak gini malah bikin gue semakin benci, Van!" jawab Zella disela-sela isakannya.

Elvan berjalan maju mencoba mendekati gadis itu, sedangkan Zella perlahan memundurkan langkahnya.

"Gue benci pernah kenal laki-laki kayak lo!"

RAZELLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang