Hari ini siswa/siswi SMA Elington terlihat lebih bahagia dari hari-hari sebelumnya. Tentu ada alasannya, mungkin diadakannya rapat guru pada jam pelajaran pertama nanti adalah alasan terkuat saat ini. Sedangkan di dalam ruang OSIS terlihat sedikit kacau, anggota OSIS terlihat bergerak kesana kemari menyiapkan apa yang diperlukan saat rapat nanti. Mereka juga akan ikut andil dalam rapat kali ini karena memang akan sedikit membahas tentang pengembangan sekolah dan acara pensi yang akan diadakan dalam waktu dekat. Memang sudah perintah kepala sekolah untuk menerapkan kerjasama yang baik antara guru dan anggota OSIS.
"Gue lagi sibuk, mending lo pergi!" usir Elvan kepada Yugo yang sangat senang berdiam diri di dalam ruangan OSIS, padahal jelas-jelas ia bukan bagian dari pengurus OSIS SMA Elington.
"Siapa suruh ikut OSIS, ribet sendiri kan lo," ejek Yugo lalu berdiri dari duduknya.
"Jangan lupa rapatnya dilama-lamain, kalo perlu jangan kelar dulu sampe besok," lanjutnya diiringi tawa garingnya kemudian memilih pergi dari ruangan OSIS.
"Van, ponsel lo belum dikumpul," ucap seorang gadis bernama Arika yang kini terlihat menyodorkan sebuah kotak berisi ponsel anggota OSIS lainnya.
Sudah kebiasaan bagi anggota OSIS SMA Elington untuk mengumpulkan ponsel mereka saat mereka melakukan rapat apapun. Itu semua bertujuan agar semua anggota fokus terhadap apa yang sedang dibahas.
"Iya." Elvan menganggukkan kepalanya dan merogoh sakunya kemudian meletakkan ponselnya diantara ponsel anggota OSIS lainnya.
Seorang gadis yang mengintip di balik jendela tersenyum licik ketika melihat kotak berisi beberapa buah ponsel itu. Pandangannya tak pernah lepas dari Arika yang kini menutup kotak tersebut kemudian memasukkannya ke dalam laci meja.
"Semuanya sudah siap kan?" tanya Elvan tegas kepada anggota OSIS lainnya.
"Udah, Van." Mereka menjawab serempak pertanyaan yang terlontar dari mulut laki-laki itu.
Elvan melirik jam tangannya sekilas, "Sebentar lagi rapat mulai, jangan ada yang bermain-main! Dengarkan dengan baik dan jangan sampai membuat masalah!"
"Dino, ingat kunci ruangan OSIS!"
Setelah mendapatkan anggukan dari laki-laki berkacamata itu, Elvan berdiri dari duduknya dengan beberapa kertas di tangannya. Ia berjalan keluar ruangan OSIS dan diikuti oleh beberapa anggota OSIS lain dibelakangnya menuju ruangan yang dikhususkan untuk diadakannya rapat guru.
Setelah memastikan semua anggota OSIS sudah pergi dan keadaan sekitar yang aman, Shireen keluar dari tempat persembunyiannya. Ia berjalan pelan mendekati pintu kemudian mengeluarkan sesuatu yang ia letakkan di dalam saku seragamnya.
Shireen tersenyum menatap kunci cadangan yang ia miliki, memang senang rasanya jika mempunyai Ayah yang menjabat sebagai pemilik sekolah. Apapun bisa ia lakukan dengan mudah.
Klik
Pintu terbuka lebar setelah Shireen memutar kunci pada pintu berwarna cokelat kemerahan itu. Perlahan ia masuk ke dalam kemudian kembali mengunci pintu dari dalam. Dengan segera gadis itu berjalan mendekati laci dimana tempat kotak ponsel itu diletakkan.
"Akhirnya dapat," gumamnya pelan saat ponsel berlogo apel itu ada di tangannya.
Senyumnya makin mengembang kala ponsel Elvan ternyata tidak diberi pengaman apapun, beda dengan ponselnya yang diberi segala macam password. Gadis itu pertama kali mengecek galeri yang ada di ponsel Elvan.
"What?" Shireen menutup mulutnya yang kelepasan berteriak karena terkejut melihat isi dari galeri ponsel Elvan. Bagaimana bisa hanya ada beberapa foto laki-laki itu dan didominasi oleh foto Zella? Bahkan ada beberapa foto Zella saat ia masih duduk di bangku SMP, Shireen sangat ingat betul dengan wajah-wajah Zella saat itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAZELLA
Teen FictionLaki-laki itu menyeringai, "Kerjakan atau ...." "Atau apa?" tanya Zella berani. Laki-laki itu melirik sekilas bibir Zella, "Gue cium." Zella tersenyum remeh, ia berani bertaruh bahwa laki-laki ini hanya mengancamnya. Dengan berani ia berjalan ke dep...