"Kita mau kemana sih?" tanya Zella kesal setelah mereka berdua duduk di dalam mobil.
"Jalan-jalan, lo lupa sama perintah?"
Zella membuang pandangannya ke jendela luar, "Tapi gue masih mau main sama anak-anak itu."
"Lo udah main lama banget Zel, ini udah hampir sore."
Elvan menghembuskan napasnya pelan saat melihat Zella hanya diam mencebikkan bibirnya. Setelah diam beberapa saat akhirnya Elvan mulai menjalankan mobilnya meninggalkan panti asuhan ini.
Zella hanya diam tak peduli dengan laki-laki itu walau tadi Elvan sempat menepikan mobilnya di dekat toko dan turun entah membeli apa. Saat beberapa menit Elvan menjalankan mobilnya, disitu gadis itu mulai tersadar karena jalan yang mereka lewati mulai asing baginya.
"Lo mau ajak gue kemana?" tanya Zella cepat.
Melihat Elvan yang tetap bergeming membuat Zella semakin kesal. Ia mengguncang-guncang lengan kiri Elvan sehingga membuat laki-laki itu meliriknya tajam.
"Lo bisa diam gak sih?!"
"Jawab dulu, lo mau bawa gue kemana?" desak Zella.
Jauh dalam lubuk hatinya Zella benar-benar panik, bagaimana tidak? Saat ini mobil Elvan berada di tengah-tengah jalan yang benar-benar sepi sedangkan di sekelilingnya ditumbuhi berbagai pohon-pohon tinggi yang lebih mirip seperti hutan. Tempat apa ini? Bahkan bertahun-tahun hidup disini, Zella belum pernah kesini.
"Van, kita mau kemana?" tanya Zella berusaha sedikit sabar.
"Nanti juga tau," jawab Elvan singkat.
"Tapi lo gak ada niatan jahat kan?"
Elvan sedari tadi berusaha mengulum senyumnya, ia tau bahwa gadis ini pasti sedang ketakutan. Benar-benar lemah. "Kalau ada?" tanyanya berusaha membuat Zella semakin takut.
"Lo jangan macem-macem ya! Gue mau turun sekarang juga!" teriak Zella yang sekarang sudah mulai mencoba membuka pintu mobil.
"Lo gak akan bisa lari."
Merasa usahanya akan sia-sia, Zella memilih membuka ponselnya berniat untuk menelepon seseorang.
"Lo takut?" tanya Elvan santai.
"Gak!"
"Terus kalau gak takut kenapa panik?"
"Gue cuma mencegah kemungkinan buruk yang bisa aja terjadi," kilah Zella.
"Kita sampai, ayo turun," ajak Elvan.
Zella yang tadi terfokus dengan ponselnya kemudian menatap ke depan dan saat itu juga matanya membulat, bahkan bibirnya terbuka sempurna. Dengan segera ia membuka pintu mobil lalu menyusul Elvan yang sudah duduk di atas kap mobil.
"Van, ini dimana?" tanya Zella kagum.
Belum sempat pertanyaannya mendapat jawaban, Elvan sudah terlebih dahulu menarik tangan Zella agar gadis itu juga duduk di sebelahnya.
Elvan menatap wajah gadis itu yang terlihat fokus menatap pemandangan di depannya, "Lo suka?"
Zella tersenyum manis, "Suka banget."
"Bagus deh."
Zella benar-benar senang sore ini. Apa yang dilihatnya hari ini benar-benar indah. Hamparan rumput hijau yang dibeberapa titik ditumbuhi bunga rumput gajah. Bunga rumput yang berwarna coklat keemasan ketika tertiup angin, bunga itu tampak seperti menari dengan begitu cantiknya. Ditambah senja yang terlihat memperindah pemandangan dari sini.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAZELLA
Teen FictionLaki-laki itu menyeringai, "Kerjakan atau ...." "Atau apa?" tanya Zella berani. Laki-laki itu melirik sekilas bibir Zella, "Gue cium." Zella tersenyum remeh, ia berani bertaruh bahwa laki-laki ini hanya mengancamnya. Dengan berani ia berjalan ke dep...