Minggu pagi ini Zella sudah terlihat rapi, ia bukan sengaja bersiap-siap karena perintah Elvan kemarin. Setiap hari Minggu memang kegiatan rutinnya untuk mengunjungi suatu tempat. Setelah memastikan sedikit penampilannya, dengan cepat gadis itu menuruni tangga untuk berpamitan kepada Reno.
Kaki gadis itu melangkah menghampiri Reno dan Shireen yang terlihat tengah sarapan bersama, bahkan tidak ada yang mengajaknya bergabung untuk sarapan bersama. Itu semua terjadi tentu karena Zella benar-benar sudah tidak penting di rumah ini.
"Pa, Rain mau keluar terus pinjam mobil boleh gak?"
"Kamu mau kemana?" tanya Reno.
"Mau jalan-jalan aja Pa, bosen di rumah," jawab Zella berusaha santai.
"Tidak bisakah kamu diam di rumah?"
"Rain janji gak akan pulang kemalaman kok," bujuk Zella.
Reno menatap anak kandungnya itu, "Kalau tetap ingin pergi silakan, tapi jangan bawa mobil."
Zella sedikit kecewa dengan jawaban Reno. Tapi tidak apa, asal ia bisa keluar hari ini.
"Saya larang juga tidak akan kamu turuti. Pekerjaanmu hanya bersenang-senang," sindir Reno.
Zella hanya diam, bahkan gadis itu tak melakukan pembelaan diri. Semuanya juga akan percuma, ia tetap buruk dan akan selalu begitu di mata Papanya.
"Rain pamit, Pa."
"Hm."
Dengan segera Zella berjalan keluar rumahnya. Kakinya melangkah pelan disepanjang jalan menuju keluar komplek perumahannya. Seandainya ia dibiarkan membawa mobil pasti semuanya akan cepat dan ia bisa kembali ke rumah lebih cepat dari biasanya.
Beberapa saat kemudian sebuah mobil putih mengkilap berhenti tepat didekatnya, gadis itu sedikit keheranan tapi tetap berusaha tak peduli. Dan tepat saat kaca mobil diturunkan, mata Zella membulat sempurna.
"Bagus, mau kabur dari perintah?" tanya Elvan. Untung tadi ia berniat lebih pagi ke rumah Zella, kalau tidak mungkin gadis itu kabur.
"Gak, gue gak kabur!" jawab Zella cepat.
"Terus?"
Mata Zella tak bisa diam, ia menatap ke segala arah karena bingung harus mencari alasan apa, "Jalannya ditunda besok aja, gue ada urusan."
"Urusan apa?" tanya Elvan mulai menginterogasi.
"Pokoknya penting!" jawab Zella kesal.
Elvan mengerutkan keningnya, "Lebih penting dari gue?"
Entah kenapa Zella tertawa terbahak-bahak mendengar pertanyaan konyol laki-laki itu, "Jelas lah bego!"
"Kalau gitu gue ikut!" Elvan tersenyum kecil ketika melihat Zella terdiam saat mendengar jawabannya, "Cepet masuk!"
"Gue bisa sendiri," tolak Zella kemudian mulai melangkahkan kakinya berusaha kabur.
"Ini perintah!"
Dan ucapan dari Elvan mampu menghentikan langkah gadis itu. Dengan terpaksa ia berjalan kembali mendekati mobil Elvan lalu dengan segera masuk ke dalamnya.
"Good girl," ucap Elvan menepuk-nepuk pelan kepala Zella.
Zella menepis kasar tangan Elvan, sedangkan Elvan berusaha menahan tawanya saat melihat raut kesal gadis itu.
"Anterin gue ke minimarket dulu," ucap Zella yang sekarang sudah sibuk memainkan ponselnya.
Setelah sampai di depan minimarket, Zella segera turun dan memaksa Elvan agak tidak usah mengikutinya. Daripada berdebat yang tidak akan ada habisnya, Elvan memilih mengalah sehingga laki-laki itu kini duduk tenang di dalam mobilnya. Beberapa menit kemudian Zella kembali dengan tiga plastik besar penuh dengan makanan.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAZELLA
Teen FictionLaki-laki itu menyeringai, "Kerjakan atau ...." "Atau apa?" tanya Zella berani. Laki-laki itu melirik sekilas bibir Zella, "Gue cium." Zella tersenyum remeh, ia berani bertaruh bahwa laki-laki ini hanya mengancamnya. Dengan berani ia berjalan ke dep...