09

402K 32.7K 1.3K
                                    

Beberapa remaja laki-laki terlihat asik menikmati suasana club malam ini. Mereka duduk di sofa dengan banyak jenis minuman beralkohol yang memenuhi meja di depan mereka. Hal seperti ini sudah biasa mereka lakukan. Tapi mereka kesini hanya sebatas membasahi tenggorokan, tidak pernah lebih dari itu.

"Lihat deh, cewek yang duduk di bar cantik banget," celetuk salah seorang dari mereka hingga membuat mereka semua serentak menolehkan kepala ke meja bar kecuali satu laki-laki yang malah sibuk memainkan ponselnya, ia benar-benar tidak peduli dengan apa yang dikatakan oleh teman-temannya.

"Kalau aja dia pakek baju seksi kayak cewek lain, pasti mantap banget," sahut laki-laki lain yang pikirannya sudah dipenuhi oleh hal-hal liar.

"Seneng gue liatinnya," lanjutnya.

Seorang laki-laki berambut keriting memicingkan matanya, "Itu bukanya cewek yang waktu itu lo ajak mojok di bawah pohon, Van?"

Sontak Elvan, laki-laki yang tadi sibuk menatap ponselnya kini mengalihkan pandangannya menatap meja bar. Di sana jelas ia lihat Zella yang sedang duduk memejamkan matanya. Entah kenapa ia benar-benar kesal ketika melihat Zella menginjakkan kakinya di tempat seperti ini. Terlebih tadi teman-temannya sempat berpikiran yang tidak-tidak.

Elvan segera bangkit dari duduknya, "Gue cabut."

Teman-temannya hanya diam memperhatikan kelakuan Elvan, agaknya ia akan membawa gadis cantik itu pulang. Dari sofa tempat mereka duduk, jelas terlihat Elvan sedang merebut paksa minuman yang ada di tangan Zella lalu meletakkannya di meja bar. Tanpa memberi kesempatan untuk gadis itu berbicara, Elvan segera menarik paksa gadis itu agar mau keluar dari tempat ini.

Elvan baru melepaskan cengkeramannya saat mereka berdua sudah berada di area parkiran club.

"Lo ngapain disini?" tanya Elvan dengan kilat amarah di matanya.

Zella sedikit memundurkan tubuhnya, "Lo mabok ya?"

Bukan tanpa alasan Zella bertanya seperti itu, laki-laki itu memang sedikit berbau alkohol.

"Itu gak penting! Lo ngapain disini, Rain?" tanya Elvan  dengan penekanan di akhir kalimat.

"Cuma cari kesenangan, salah?"

Elvan mengepalkan tangannya kuat, "Lo tadi minum alkohol?"

"Enggak!"

"Jangan pernah kesini lagi!" titah Elvan tak terbantahkan. Sedangkan Zella mengernyitkan keningnya, memang Elvan siapa berani mengatur-atur dirinya?

"Ikut gue!" Untuk kedua kalinya Elvan menarik paksa lengan Zella. Ia baru menghentikan langkahnya saat sampai di depan sebuah mobil berwarna hitam mengkilap.

"Masuk!"

"Gue gak mau! Lo kenapa sih suka mencampuri hidup gue?"

Elvan berdecak, ia benci penolakan dan dengan penuh pemaksaan akhirnya ia bisa membuat Zella duduk di dalam mobilnya. Tentu akibat bantuan tenaganya yang jauh lebih kuat dari Zella, hingga dengan mudahnya Elvan mendorong Zella agar masuk ke dalam mobilnya. Sesegera mungkin ia memutari mobil lalu duduk di kursi kemudi sebelum Zella kembali keluar.

"Buka pintunya!" teriak Zella kesal karena Elvan sudah mengunci pintu mobilnya.

"Buka sendiri kalau bisa."

Zella benar-benar geram dengan laki-laki ini. Dan dengan penuh keberanian ia memukul-mukul lengan Elvan kuat.

Elvan menahan kedua tangan gadis itu, "Diam atau lo gue apa-apain di sini!"

Zella diam, ia benar-benar kesal tapi juga tidak bisa berbuat apa-apa ketika laki-laki ini mengancam. Pasalnya Elvan tak pernah bermain-main dengan ucapannya.

RAZELLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang