02

562K 36.8K 2.6K
                                    

Suara derum motor yang di gas habis-habisan benar-benar memekakkan telinga. Walaupun malam ini cuaca tidak mendukung, tapi tak mengurangi sedikitpun semangat dari beberapa remaja yang ada di arena balap liar malam ini.

Cahaya lampu depan kedua motor sport yang terparkir berjajar itu membuat rintik air hujan jelas tersorot. Seorang gadis tampak berusaha menelusup memecah barisan beberapa remaja, tentu tujuannya agar ia bisa berdiri paling depan dan dapat melihat dengan jelas balapan kali ini. Sudah lama saat terakhir kali gadis itu tak pernah menginjakan kakinya di sini.

Kepergian orang tuanya ke luar negeri selama beberapa hari benar-benar dimanfaatkan dengan baik oleh gadis itu. Buktinya sekarang, ia bisa berdiri di sini padahal jam sudah menunjukkan pukul setengah dua belas malam.

Sorakan dari beberapa orang membuat gadis itu ikut bersorak tak kalah bersemangat. Walaupun ia sama sekali tak tau siapakah kedua orang yang sudah duduk di atas motornya, pertanda bahwa merekalah yang akan menjadi tontonan malam ini. Seorang wanita berpakaian minim berdiri di tengah-tengah kedua motor sport itu lalu melempar sebuah kain ke atas. Dan tepat saat kain itu menyentuh aspal, kedua motor itu melesat kencang memperebutkan gelar pemenang.

^^^

Seorang laki-laki tersenyum sinis di balik helm full face nya. Ia melirik spion motornya dan tak melihat keberadaan lawannya di belakang, dasar payah. Tepat beberapa meter di depannya garis finish sudah terlihat. Dan ketika orang-orang yang berada di sana melihat kedatangannya, mereka bersorak kencang di tengah keheningan malam. Banyak dari mereka yang sudah menduga bahwa ia lah yang akan menjadi pemenang sama seperti malam-malam sebelumnya.

"Gue tau lo pasti menang lagi malam ini," ucap seorang laki-laki menghampirinya yang baru saja memberhentikan motornya.

Ia tersenyum kecil di balik helm nya, suara derum motor yang mendekat membuatnya menolehkan kepala ke arah belakang dan bisa dengan jelas ia lihat lawannya malam ini baru saja memasuki garis finish.

Ia turun lalu menghampiri seseorang di atas motor sport berwarna putih itu, "Sekarang lo tau kan siapa yang pecundang, tuan Bara?"

Seseorang yang di panggil Bara itu turun dari motornya lalu membuka helmnya, "Lo cuma beruntung malam ini!"

Laki-laki itu membuka helmnya dan menampilkan senyum meremehkan, "Pecundang!"

Bara mencengkeram kerah jaket laki-laki itu, "Gue bukan percundang!"

Suasana sekitar seketika hening, mereka sibuk memperhatikan kedua laki-laki tampan yang mungkin beberapa menit lagi akan bertengkar. Sudah biasa jika kedua orang itu dipertemukan pasti akan berakhir seperti itu.

Laki-laki itu mendorong kasar tubuh Bara sehingga membuat Bara mundur beberapa langkah, "Gue lagi gak pengen cari ribut, cukup serahkan kunci motor lo dan silakan pergi."

Bara melempar kasar kunci motornya dan langsung ditangkap dengan baik oleh laki-laki itu.

"Besok-besok jangan cuma motor, taruhan kunci rumah juga gue berani," sombongnya menepuk-nepuk bahu Bara lalu berjalan mendekati temannya yang sudah memberikan tatapan mengejek untuk Bara. Sedangkan Bara pergi dengan perasaan yang benar-benar emosi. Malam ini ia kalah lagi.

"Elvan?"

Suara seorang gadis yang benar-benar dikenalinya membuatnya menghentikan perbincangannya dengan teman-temannya. Ia memutar badannya dan membulatkan matanya kala melihat gadis itu melipat tangannya di depan dada.

RAZELLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang