Laura Dimarahi

4K 219 1
                                    

Keesokan harinya

"Jadi kesimpulannya, kita sebagai seorang muslim tidak boleh bersentuhan ataupun menatap seseorang yang bukan mahram kita." Jelas Yusuf yang sedang menerangkan sebuah materi di kelas Laura.

"Apakah kalian semua mengerti?" Tanya Yusuf kepada mahasiswanya.

"Ngerti pak....." ujar seluruhnya kecuali satu orang yang menekukkan kepalanya sedari tadi, sambil menatap lurus kebawah meja, ntah apa yang sedang dipikirkannya sekarang, sehingga membuat ia seperti ini sekarang.

"Kamu! Yang pakai jilbab hitam." Panggil Yusuf kepada mahasiswa yang sedang menekukkan kepalanya tersebut.

Karena Laura tidak mendengar panggilan dari Yusuf, seketika Yusuf pun mendekati meja Laura dan melentik lentikan jarinya di depan wajah Laura, sehingga membuat sang empu terpelonjak kaget.

"Ma-maaf pak...." gugup Laura yang awalnya menatap Yusuf dengan kaget, akan tetapi ia langsung menunduk malu, karena menyadari kesalahannya.

"Sedari tadi saya sudah menerangkan, akan tetapi kamu tidak memperhatikan saya sedikit pun." Ujar Yusuf dengan tegasnya akan tetapi masih terdengar lembut.

Syakila hanya bisa menunduk dalam saja, karena ini semua memanglah kesalahannya, jadi wajar saja dosennya marah kepada dirinya sekarang.

"Apa yang kamu pikirkan ha? Sampai sampai kamu tidak memperhatikan saya saat menerangkan materi kepada kamu?" Ujar Yusuf sambil melipat tangannya di dadanya.

"Maaf pak.." lirih Laura dengan kepala yang masih ia tekukkan.

"Baiklah untuk hari ini kamu saya maafkan, akan tetapi lain kali jika hal ini terulang lagi di kelas ini, maka saya tidak akan segan segannya memberikan kalian hukuman, kalian mengerti?" Ujar Yusuf dengan tegasnya sambil berjalan ke depan kelas, sehingga membuat semua orang merasa ketakutan dengan Yusuf kali ini.

"Mengerti pak..." jawab semuanya termasuk Laura.

"Baiklah sekarang kalian boleh pulang. Saya akhiri dengan hamdalah, wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatu..." ujar Yusuf yang setelah itu memberesi barang barang ajarnya, dan barulah ia keluar dari kelas tersebut, diiringi oleh para mahasiswa, kecuali Laura dan Farah yang menghampiri Laura yang sedang menenggelamkan kepalanya kedalam lipatan tangannya di atas meja.

"Ra, kamu baik baik ajakan?" Khawatir Farah kepada sahabatnya ini. Seketika Laura pun mengangkat kepalanya sambil tersenyum.

"Iya, kamu tenang aja aku nggk apa apa kok, yaudah kita pulang sekarang yuk, kasihan nenek sendirian dirumah." Ujar Laura yang mengalihkan pembicaraan sebelum  Farah bertanya lebih lanjut.

"Yaudah deh, ayo." Ujar Farah, dan setelah itu mereka berdua pun keluar dari kelas.

........

Sekarang Farah dan Laura telah sampai di dekat parkiran mahasiswa.

"Tunggu disini ya Ra, aku mau ngambil motor dulu." Ujar Farah yang setelah itu meninggalkan Laura sendirian di sana.

Setelah beberapa menit menunggu, tiba tiba ada seseorang yang memanggil nama Laura. Langsung saja Laura membalikkan badannya menghadap orang tersebut. Betapa terkejutnya Laura ketika mengetahui siapa yang memanggil dirinya tadi.

"Bapak? Ada apa ya pak?" Ujar Laura sambil menundukkan pandangannya dari Yusuf, ya yang memanggil Laura tadi adalah Yusuf, sang suami yang tidak di ketahui Laura.

"Maaf Laura..." ujar Yusuf sambil ngosngosan, karena sehabis berlari.

"Maaf? Buat apa ya pak?" Ujar Laura yang sekarang memberanikan diri untuk menatap lawan bicaranya.

"Maaf, karena saya sudah memarahi kamu tadi." Ujar Yusuf dengan mimik wajah merasa bersalah kepada Laura.

Untung saja disini sedang sepi, kalau tidak mungkin mereka akan menjadi bahan pembicaraan di kampus ini.

"Kenapa bapak minta maaf, kan ini memang salah saya, jadi wajar saja bapak memarahi saya." Ujar Laura sambil tersenyum kearah Yusuf.

"Tap-" ujar Yusuf yang terpotong karena ucapan dari Laura.

"Dan soal saya yang ngusir bapak kemaren saya minta maaf pak." Ujar Laura sambil menundukkan kepalanya lagi.

"Ti-" sekali lagi ucapan Yusuf terpotong karena teriakan dari Farah.

"Ra, ayo..." panggil Farah dari atas motornya, lalu ia pun tersenyum kearah Yusuf.

"Maaf pak, saya harus pergi permisi." Ujar Laura yang ingin meninggalkan Yusuf. Akan tetapi sebelum Laura pergi Yusuf sudah duluan memarik tangan Laura, sehingga membuat Laura menghentikan langkahnya.

"Kamu duluan saja, Laura masih ada urusan dengan saya." Ujar Yusuf, yang membuat Laura langsung melototkan matanya sekarang.

"Tapi pak?" Ujar Farah yang heran.

"Sudah kamu tenang saja. Sebaiknya kamu duluan saja, ada masalah yang harus saya bicarakan dengan Laura sekarang." Ujar Yusuf yang menjelaskan kepada Farah, supaya Farah tidak salah paham nantinya.

"Baiklah pak, kalau begitu saya permisi, Assalamu'alaikum." Ujar Farah, setelah itu ia pun meninggalkan Yusuf dan Laura.

Chasing After Lowful Love (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang