Persalinan Laura

3.9K 113 0
                                    

Kini Laura, Yusuf, Widya dan Yahya, tengah makan di sebuah rumah makan, yang tidak jauh dari kampusnya Laura. Karena tadi sewaktu di dalam mobil Laura merengek minta makan pada Yusuf. Katanya Laura merasa sangat lapar dan membuat perutnya terasa sakit. Yusuf yang khawatir pun langsung saja berenti di salah satu rumah makan.

"Mas, kok perut aku rasanya keram ya?" Ujar Laura yang menahan rasa sakit.

"Eh kak, itu ada cairan bening di kaki kakak lho." Ujar Widya sambil menunjuk kakinya Laura.

"Astaghfirullah, kita kerumah sakit sekarang ya dek." Ujar Yusuf yang langsung bangkit dari duduknya dan membopong tubuh Laura ke dalam mobilnya, dan diikuti oleh Yahya dan Widya di belakangnya.

"Yah, kamu yang nyetir ya, aku mau nemanin istri aku di belakang." Ujar Yusuf dengan suaranya yang sudah khawatir sekali sekarang sambil memberikan kunci mobil kepada Yahya.

"Oke." Ujar Yahya yang menerima kunci mobil Yusuf, dan setelah itu mereka semuapun memasuki mobil dan langsung menuju rumah sakit terdekat.

Selama di perjalanan Yusuf tidak henti hentinya membacakan shalat untuk anaknya sambil mengusap usap perut Laura. Sedangkan Laura sekarang sudah berkeringat dingin, karena menahan rasa sakit yang begitu dahsyat di perutnya.

"Kamu yang kuat ya sayang." Ujar Yusuf yang menyemangati Laura, sedangkan Laura hanya bisa menatap wajah Yusuf yang terlihat sangat khawatir.

Setelah beberapa menit di perjalanan, akhirnya mereka sampai di rumah sakit. Dengan segera Yahya turun dari mobil dan memanggil suster agar membantu mereka membawa Laura.

Setelah Laura di dudukan di kursi roda, dengan segera salah satu suster mendorong kursi roda tersebut dan membawa Laura ke ruang bersalin.

Di ruang bersalin hanya Yusuf yang di perboleh masuk, untuk mendampingi Laura di saat lahiran nanti. Sedangkan Yahya dan Widya menunggu di luar sambil mencoba menghubungi orang tua mereka masing masing.

"Bagaimana keadaan istri saya dok?" Tanya Yusuf kepada dokter yang sedang memeriksa Laura.

"Ini sudah waktunya istri bapak melahirkan, suster siapkan semuanya." Ujar dokter tersebut yang telah selesai memeriksa Laura.

Tidak lama kemudian persalinan bayi Laura pun di mulai. Memang membutuhkan perjuangan yang besar sekali bagi semua wanita yang akan melahirkan sang buah hatinya ke dunia ini.

Yusuf yang sedari tadi senantiasa memberikan kekuatan kepada Laura melalui genggaman tangannya, merasa sangat khawatir akan terjadi sesuatu pada Laura.

"Ayo buk, terus sedikit lagi." Ujar sang dokter yang sudah siap untuk menyambut sang bayi keluar.

"Huhhhh......ahhhh...." teriak Laura saat bersusah payah melahirkan bayinya dengan cucuran keringat diwajahnya.

"Oek... oek... oek..." tangis sang bayi yang sudah berhasil keluar dari perutnya Laura. Laura yang mendengar tangisan bayinya langsung tersenyum senang kearah Yusuf yang juga terlihat senang dan begitu bahagia.

.........

Sekarang Laura telah di pindahkan ke ruang rawat, sedangkan bayinya masih  bersama dengan dokter dan suster lainnya, karena mereka tengah memeriksa kesehatan tubuh sang bayi. Dan di ruangan ini sekarang sudah ada Yusuf, Yahya, Widya, Sarah, dan Gina, adiknya Dinda.

"Laura!" Teriak Farah yang tiba tiba memasuki ruang rawat Laura, dan langsung memeluki tubuh Laura yang tengah berbaring di atas brankar.

Semua orang langsung menatap Laura dengan heran, karena Farah tidak sendirian masuk ke ruangan rawat Laura, melainkan dengan seorang pria yang sangat di kenali oleh Laura.

"Eh Rah, sesak nih aku." Lirih Laura di dalam pelukan Farah. Sedangkan Farah yang langsung sadar akan kelakuannya langsung melepaskan pelukannya dari Laura dengan senyuman yang mengambang di bibirnya.

"Iiihhh, kok malah senyum senyum gitu sih kak." Ujar Widya yang menatap Farah dengan heran.

"Hehehe maaf. Abisnya aku lagi senang banget lho." Ujar Farah yang menatap pria yang masuk bersama dirinya tadi, sedangkan pria itu hanya diam saja, dengan wajah datarnya.

"Ooh, eh Riky kok bisa ada di sini?" Ujar Laura yang menatap Riky dengan heran, karena kan pasalnya mereka tidak saling mengenal, lalu bagaimana bisa Riky berada disini.

"Hehehe, itu yang mau aku bilangin ke kamu." Ujar Farah dengan perasaan senangnya. Seketika Laura sudah tahu akan apa yang ingin dikatakan oleh Farah sekarang juga.

"Oooh, jadi omongan aku menjadi kenyataankan." Ujar Laura yang menyombongkan dirinya, sedangkan Farah hanya bisa mengiyakan saja ucapan Laura dengan menganggukan kepalanya serta, senyuman yang masih setia ia tampilkan.

"Apa kak? Kakak serius baru saja ngelamar kak Farah?" Tanya Widya kepada Riky, dengan tidak percayanya.

"Widya!" Panggil Yahya menghentikan aksi istrinya yang terlalu berlebihan.

"Heheh, iya." Ujar Riky yang menggaruk tengkuknya karena merasa canggung dengan keluarganya Laura.

"Cieee.... yang bentar lagi, mau jadi pengantin." Ledek Laura kepada Farah, sedangkan Farah cuma bisa menunduk malu akan hal itu.

Chasing After Lowful Love (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang