"Huekk...... huekkk..." sekarang Laura tampak pucat karena sehabis menaiki Roller Coaster tadi. Dan lebih parah lagi, perutnya terasa mual sekali sekarang dan hal itu membuat Yusuf dan Fani menjadi khawatir.
"Kakak nggak apa apa kan?" Ujar Fani yang duduk di samping Laura sambil mengusap usap punggung Laura.
"Udah kakak nggak apa apa kok...." ujar Laura dengan suara yang melemas.
"Kamu yakin Laura, wajah kamu sampai pucat gitu lho, atau sebaiknya kita pulang saja sekarang." Ujar Yusuf yang menampilkan wajah cemasnya.
"Sudah saya tidak apa apa, kasihan Fani kalau kita pulang sekarang, dia belum pernah ke sini." Ujar Laura yang menampilkan senyumannya ke arah Fani.
"Tapi kak, aku-" ucapan Fani pun terpotong karena Laura menggenggam tangannya dan menampilkan mimik dengan meyakinkan Laura bahwa ia baik baik saja.
"Udah, sekarang sebaiknya kamu main aja dulu di sini bersama dengan pak Yusuf, biar kakak nunggu di sini aja dulu. Nanti kalau kakak udah merasa baikan kakak bakalan nyusul deh." Ujar Laura yang menyuruh Fani dan Yusuf untuk bermain saja dulu.
"Tapi kak..." lirih Fani yang tidak enakan, karena semua karena dia juga yang memaksa Laura untuk menaiki Roller Coaster.
"Udah percaya deh... kakak nggak apa apa." Ujar Laura yang sekali lagi meyakinkan Fani.
"Yaudah deh, tapi aku pergi sendiri aja, biar kak Yusuf yang menemani kakak di sini." Ujar Fani yang menatap kakaknya dan diangguki oleh Yusuf.
"Jangan, nanti malah jadi fitnah, sebaiknya pak Yusuf bersama kamu aja, soalnya takut nanti kamu ke sasar lagi." Ujar Laura yang menolak permintaan Fani.
"Tapi kak...." ujar Fani sekali lagi.
"Udah nggk apa apa." Ujar Laura yang menampilkan senyumannya agar Fani bisa yakin kepadanya.
"Yaudah deh, kakak tetap di sini aja ya, aku mau main di sana dulu." Ujar Fani yang menunjuk salah satu permainan yang tidak jauh dari tempat mereka berada. Dan Laura hanya mengangguk saja memberikan tanggapan kepada Fani. Setelah itu, Fani dan Yusuf pun menuju tempat permainan tadi dan mulai bermain di sana dengan di selingi canda tawa.
"Lho Ra?" Panggil seseorang kepada Laura dan hal itu membuat Laura terkejut seketika.
"Astaghfirullah Farah?" Ujar Laura yang memegangi dadanya.
"Lho kamu kok pucat gitu?" Ujar Farah yang langsung duduk di samping Laura yang masih tampak pucat.
"Iya, tadi habis main itu." Tunjuk Laura pada permainan roller coaster itu.
"Astaghfirullah Ra, kenapa kamu masih mau naik itu." Ujar Farah yang merasa kesal kepada Laura, karena ia sudah tahu tentang diri Laura yang selalu muntah muntah ketika sehabis menaiki permainan yang menantang, contohnya saja seperti menaiki roller coaster ini.
"Heheh..." cengir Laura tanpa merasa bersalah. Sedangkan Farah, hanya bisa geleng geleng kepala ketika melihat kelakuan sahabatnya yang satu ini.
"BTW, kamu sama siapa ke sini?" Ujar Farah yang mencoba mencari cari keberadaan seseorang, yang mungkin di kenalnya.
"Itu..." tunjuk Laura pada Yusuf yang sedang tertawa bersama dengan Fani.
"Pak Yusuf?" Heran Farah.
"Iya, sama adeknya juga." Ujar Laura, yang semakin membuat Farah curiga dengan sahabatnya ini, apalagi atas apa yang di lihatnya selama ini, sudah membuat ia cukup curiga.
"Ra, kamu dan pak Yusuf sebenarnya ada apa sih?" Ujar Farah yang sudah tidak tahan lagi dengan pertanyaannya.
"Lho kok kamu nanyanya gitu?" Ujar Laura yang mengerutkan keningnya tidak mengerti.
"Ya, soalnya sikap pak Yusuf kekamu itu selalu berbeda, apalagi sekarang, kamu pergi bersama pak Yusuf." Ujar Farah yang sudah merasa greget sendiri dengan sahabatnya yang satu ini.
"Aku ke sini bukan sama pak Yusuf aja, tapi sama adeknya juga Rah..." ujar Laura yang memutar bola matanya dengan malasnya.
"Iya itulah..... ada hubungan apa kalian?" Ujar Farah yang sudah tidak sabaran dengan jawaban Laura. Tiba tiba terlintas di benak Laura yang ingin mengerjai Farah.
"Ih, kepo ya......" ujarnya iseng iseng sambil mencoel hidung Farah.
"Ih kan benar, kamu dan pak Yusuf ada apa apanya." Ujar Farah yang memajukan bibirnya.
"Hhhhh, ya nggk lah, aku dan pak Yusuf nggak ada apa apanya kok, kamu tenang aja, aku nggk bakalan nikung kamu kok..." ujar Laura yang terkekeh geli sendiri dengan perkataannya.
"Nggak ada apa apanya gimana? Itu kamu aja di ajak pergi bareng gitu sama pak Yusuf." Ujar Farah yang kembali memajukan bibirnya.
"Udah ah, kamu terlalu curigaan orangnya, aku mau nyusul mereka dulu ya, byeeeeeee....." ujar Laura yang bangkit dari duduknya dan meninggalkan Farah di sana sendirian yang sedang terlihat kesal karena dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Chasing After Lowful Love (Completed)
Teen FictionKisah sang gadis cantik nan taat beragama yang berawal dari perjodohan sang ayah, dan di tolak oleh gadis itu. Akan tetapi sang ayah nekad menikahkan anaknya dengan anak dari sahabat lamanya dengan cara merahasiakan pernikahan ini. Sehingga membuat...