Disaat Sudah Nyaman

4K 187 7
                                    

Sudah 20 menit Laura terus saja menangis dengan terisak isak di tempatnya semula, sambil berseru "ayah Laura lelah".

Yusuf yang sudah tidak tega melihat keadaan Laura yang seperti ini, akhirnya memutuskan diri untuk mendekati Laura, dan ia akan menerima apa akibatnya nanti.

"Laura..." panggilnya lembut saat berada di depan Laura yang masih terisak.

"Sudah jangan menangis lagi, semua ini sudah terjadi dan tidak bisa di kembalikan seperti semula lagi." Ujar Yusuf yang berlutut di depan Laura dan menyentuh pundak Laura.

"Jangan sentuh saya!" Bentak Laura yang langsung menepis pegangan Yusuf pada bahunya.

"Pak Yusuf tidak berhak menyentuh saya sedikit pun, karena saya bukan siapa siapa bapak!" Bentaknya lagi dan hal itu membuat amarah Haris membludak, berbeda dengan Yusuf yang masih tetap tenang.

"Laura!" Teriak Haris yang segera menghampiri Laura dan menarik tubuh Laura agar berdiri menghadap dirinya.

Plakk

Satu tamparan melayang di pipi Laura, dan hal itu membuat semua orang menjadi terkejut. Berbeda dengan Laura yang malah tersenyum akan hal itu.

"Astaghfirullah yah, kenapa Ayah menamparnya?" Ujar Yusuf yang menatap heran Haris.

"Dia memang pantas mendapatkan itu, karena berani beraninya dia bicara seperti itu pada suaminya sendiri." Ujar Haris yang masih emosian.

"Tapi ayah, tidak seperti ini caranya." Ujar Yusuf yang mencoba menenangkan amarah Haris.

"Sudah pak, biarkan saja, pria itu memukuli saya sesukanya, saya ini hanyalah anak yang durhaka kepada orang tuanya sendiri." Ujar Laura sambil tersenyum kearah Haris.

Jujur sebenarnya dari dalam hati kecil Laura, kini ia tengah merasakan rasa sakit yang sangat mendalam dan hal itu membuat ia merasa sesak sekarang.

"Dan sekarang kamu baru sadar?" Ujar Haris yang masih tersulut emosi akan tingkah putrinya ini.

"Sudah ayah...." ujar Yusuf yang berusaha menenangkan ayah mertuanya.

"Baiklah sekarang aku sadar ayah, aku sadar bahwa aku memang membuat kalian semua susah saja kan? Baiklah...." ujar Laura yang berjalan ke arah salah satu meja yang diatasnya terdapat garpu. Dan Laura pun mengambil garpu itu dan mengarahkan garpu itu kearah pergelangan tangannya.

"Ini kan yang ayah mau? Iyakan? Baiklah, aku bahagia ayah, aku bahagia, aku akan melakukannya dengan senang hati sekarang." Ujar Laura yang mulai mengangkat garpu itu ke udara dan mulai menancapkan garpu itu di tangannya.

"Laura!!" Teriak semua orang melihat tindakan Laura ini, dan Yusuf yang melihat Laura benar benar melakukan hal gila itu, langsung saja menghentikan pergerakan tangan Laura yang semakin memperdalam tancapan garpunya pada pergelangan tangannya yang membuat darah segar mulai keluar dan menetes netes di lantai.

Prankkk

"Apa kamu sudah gila Laura!" Ujar Yusuf yang langsung meraih tangan Laura dan melilitkan sapu tangannya pada pergelangan tangan Laura, agar darahnya berhenti keluar.

"Ya pak, saya sudah gila, dan sangat gila sekarang. Karena saya benar benar kecewa atas kebenaran ini." Ujar Laura yang tersenyum sumringah sambil meneteskan air mata.

Yusuf yang merasa tidak tahan lagi dengan tangisan Laura langsung memeluk tubuh Laura yang sekarang sudah melemas, karena menangis saja sedari tadi.

"Istighfar Ra...." perintah Yusuf saat memeluk tubuh Laura dan Laura hanya bisa diam saja saat di pelukan Yusuf dan terisak isak di dadanya Yusuf.

Dinda yang melihat kondisi putrinya hanya bisa menangis di dalam pelukan Sarah.Dan begitu juga dengan Syalsa yang juga menangis di dalam pelukan Ikhsan. Berbeda dengan Yahya dan Widya yang terus saja bertengkar.

"Kakak lo alay amat deh." Ujar Yahya yang mendapatkan tatapan tajam dari Widya.

"Apa lo bilang? Alay? Enak aja, lo kalau nggk ngerti sebaiknya diam aja deh, dasar aneh." Ujar Widya sambil memutar bola matanya dengan malas.

"Jangan panggil gue aneh, gue nggak suka di panggil kayak begitu." Peringatnya kepada Widya.

"Iuuhhh, serah lo, gue nggak peduli, dasar aneh." Ujar Widya yang langsung menghindar dari Yahya, sebelum dia kembali di ceramahi oleh Yahya.

"Hiksss..... hiksss...." tangis Laura di dalam pelukan Yusuf. Entah kenapa rasanya nyaman sekali bagi Laura saat berada di dalam pelukan pria ini, dan membuat ia lebih tenang daripada sebelumnya.

Sedari tadi Yusuf hanya mencari cari cara agar ia bisa membuat Laura tenang, dan sekarang ia sudah menemukan caranya, akan tetapi ia takut akan membuat semua orang menjadi kecewa nantinya.

"Baiklah Laura, jika kamu tidak bisa menerima saya sebagai suami kamu, saya akan memberikan kamu talak sekarang juga." Ujar Yusuf yang langsung membuat semua orang terkejut akan keputusannya, apalagi Laura yang langsung terdiam dan menjauhkan dirinya dari Yusuf.

"Yusuf...." lirih semua orang yang merasa heran akan keputusan Yusuf kali ini.

"Tidak ada gunanya pernikahan saya ini di lanjutkan lagi, karena saya tidak ingin memiliki rumah tangga yang berdasarkan kepada keterpaksaan seperti ini." Ujar Yusuf yang langsung membuat Laura geleng geleng kepala.

"Hah.... bapak kenapa? Bapak ini seorang ahli agama, lalu mengapa bapak ingin melakukan hal itu sekarang, bukannya bapak sendiri yang menjelaskan hal itu kepada kami, bahwa Allah sangat membenci hambanya yang melakukan perceraian?" Ujar Laura yang semakin memundurkan langkahnya sambil menggeleng gelengkan kepalanya, karena tidak menyangka di saat ia sudah mulai merasa nyaman malah di berikan pernyataan pahit seperti ini.

"Saya kecewa pak!! Saya benar benar kecewa sama bapak!!" Teriaknya dan langsung berlari keluar dari rumah, dan berlari tidak tahu arah.

"Laura!" Teriak semua orang, dengan segera Yusuf mengejar Laura sebelum terjadi sesuatu kepada istrinya, dan semua keluarganya juga ikut menyusul Yusuf yang mengejar Laura.

Chasing After Lowful Love (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang