"Hei, kok malah bengong..." ujar Sarah yang melambaikan tangannya di depan wajah Laura yang kebingungan.
"Eh iya nek, yaudah aku cuci muka dulu bentar ya.." ujar Laura yang langsung berlari kedalam kamarnya dan memasuki kamar mandi.
Setelah selesai mencuci mukanya, Laura pun keluar dari kamar mandi, dan dengan segera Laura memasang jilbab instannya yang terletak di dalam lemari pakaiannya.
Setelah selesai memakai jilbab instannya, Laura pun segera keluar dari kamarnya dan turun ke bawah menuju ruang tamu, yang mana di sana sudah ada Yusuf dan Sarah neneknya yang sedang mengobrol.
"Assalamu'alaikum...." ujar Laura saat sampai di sana dengan menundukkan kepalanya. Sedangkan Sarah dan Yusuf langsung menolehkan kepalanya kearah Laura yang menunduk.
"Wa'alaikumussalam..." ujar keduanya serentak, yaitu Yusuf dan Sarah.
"Yaudah kalau gitu, nenek ke dapur dulu ya, kalian ngobrol aja dulu." Ujar Sarah yang bangkit dari duduk.
"Eh nenek, jangan pergi dulu, temanin Laura ya nek." Ujar Laura yang berharap kepada Sarah, kalau dia ingin sekali ditemani oleh Sarah. Karena menurutnya tidak baik jika berduan dengan lelaki yang bukan mahramnya.
"Udah nggk apa apa kok ...." bukan Sarah yang menjawab akan tetapi Yusuflah yang menampilkan senyumannya.
Mendengar hal itu Syakila pun langsung kebingungan, karena pasalnya Yusuf sendirilah yang bilang sewaktu ngajar di kampus, bahwa tidak boleh lelaki dan perempuan yang bukan mahramnya duduk berdua saja. Lah sekarang, Yusuf sendiri yang menyuruh neneknya pergi.
"Lho pak, bukannya bapak sen-" ujar Laura yang terpotong karena ucapan Sarah.
"Udah ah, nenek mau ke dapur aja." Ujar Sarah yang melenggang pergi. Dan sekarang hanya tinggal Yusuf dan Laura di sini.
"Hmmmm.... ada apa ya pak?" Ujar Laura yang gugup dan mulai duduk di hadapan Yusuf.
"Ini." Ujar Yusuf dengan memberikan sebuah kotak yang berbentuk love kepada Laura. Dan hal itu sangat membuat Laura terkejut sekali.
"Tapi ini buat apa pak?" Ujar Laura yang kebingungan, akan tetapi ia masih belum mengambil kotak itu dari tangan Yusuf.
"Buat di buang..." ujar Yusuf yang sedikit kesal dengan kekonyolan Laura.
"Lho kalau buat di buang, kenapa bapak beli, itukan sepertinya mahal sekali lho pak." Ujar Laura yang memperhatikan bentuk kotaknya.
"Ya kali, saya membeli ini mau langsung di buang, yang ada tu saya mau nyuruh kamu buat memakainya." Ujar Yusuf yang sekarang sudah tidak kesal lagi.
"Lho kok buat saya sih pak? Bapak bukannya udah punya istri ya? Ntar istri bapak marah ke saya, dan lagian kita bukan muhrim pak." Ujar Laura dengan menunduk takut salah bicara.
"Malahan istri saya bakalan marah ke saya, kalau saya nggk jadi ngasih ini ke kamu." Ujar Yusuf sambil menatap Laura. Dan hal itu semakin membuat Laura bingung.
"Maksud bapak gimana sih?" Ujar Laura kebingungan.
"Udahlah lupakan saja ..." ujar Yusuf yang bangkit dari duduknya lalu, ia pun berjalan mendekati Laura dan berdiri di belakang Laura. Dan hal ini sangat membuat Laura terkejut, karena Yusuf membuka kotak berbentuk love tadi.
"Bapak mau ngapain!" Ujar Laura yang langsung berdiri dari duduknya dan membalikkan badannya menghadap ke Yusuf.
"Saya hanya ingin memasangkan kalung ini Laura." Ujar Yusuf yang memamerkan kalungnya.
"Kita bukan muhrim pak, sebaiknya bapak keluar saja." Ujar Laura yang sekarang sudah terlanjur marah. Karena berani beraninya dosennya ini ingin menyentuh dirinya.
"Lho kenapa? Bukannya saya hanya ingin memasangkan kalung ini saja?" Kata Yusuf yang kebingungan.
"Tidak!, saya bilang bapak keluar sekarang juga!" Ujar Laura sekali lagi, sambil menunjuk ke arah pintu.
"Baiklah, tapi saya tidak akan membawa kembali kalung ini." Ujar Yusuf yang kembali memasukkan kalung tadi kedalam kotaknya dan menutup kotak tadi, lalu ia pun meletakkannya di atas meja.
"Keluar pak!" Suruh Laura sekali lagi sambil menunduk, karena dia menahan air matanya yang ingin keluar.
"Baiklah, Assalamu'alaikum.." ujar Yusuf yang mulai keluar dari rumah itu dengan perasaan merasa bersalah, karena ia tahu bahwa Laura pasti sedang nangis sekarang dan hal itu adalah karena dirinya yang terlalu egois.
"Maaf Ra...." lirihnya saat sudah keluar dari rumah itu. Setelah mengucapkan kata itu Yusuf pun segera keluar dari pekarangan rumah Laura dan masuk kedalam mobilnya. Lalu Yusuf pun dengan segera melajukan mobilnya dari sana.
~*.*~
Assalamu'alaikum teman teman.....
Gimana kabarnya? Semoga sehat wal'afiat ya, aminnnn....
Terima kasih ya, buat kalian semua yang udah mau mampir buat baca cerita aku kali ini, dan jangan lupa buat komen sama ngevotenya ya......
Oh iya kalau ada yang mau chat aku, boleh kok....
Ini no WA aku: 082385608236
Assalamu'alaikum...
😊😊
KAMU SEDANG MEMBACA
Chasing After Lowful Love (Completed)
Novela JuvenilKisah sang gadis cantik nan taat beragama yang berawal dari perjodohan sang ayah, dan di tolak oleh gadis itu. Akan tetapi sang ayah nekad menikahkan anaknya dengan anak dari sahabat lamanya dengan cara merahasiakan pernikahan ini. Sehingga membuat...