Hanya Yusuf yang Di Ingat?

4K 174 0
                                    

"Laura?" Ujar Yusuf yang menatap wajah Laura dengan tatapan sendunya.

"Alhamdulillah Ya Allah, akhirnya kamu sadar." Ujar Yusuf yang kembali menciumi punggung tangan Laura.

"A-aku dimana? Dan ke-napa saya tidak awwww...." ringis Laura yang berusaha untuk bangkit, akan tetapi terhenti karena rasa sakit di kepalanya yang begitu dahsyatnya.

"Udah kamu baring aja dulu, kamu harus banyak istirahat sekarang. Karena kamu baru saja sadar Laura." Ujar Yusuf yang berusaha menenangkan Laura, agar ia kembali berbaring.

"Lau-laura? Si- siapa di-dia?" Ujar Laura yang tergagap gagap. Seketika Yusuf langsung terkejut, karena hal yang sangat tidak diinginkannya sekarang terjadi, Laura amnesia.

"Apa kamu mengenal mas?" Ujar Yusuf yang menunjuk dirinya untuk membuktikan bahwa Laura memang benar amnesia.

"Bapak adalah pak Yusufkan?" Lirihnya yang masih memegangi kepalanya yang berdenyut denyut.

"Ya Allah kenapa ini?" Heran Yusuf kepada dirinya sendiri.

"Kamu mengenal saya?" Ujar Yusuf sekali lagi.

"Tidak, apakah bapak bukan pak Yusuf?" Tanya Laura sekali lagi, dan sekarang kepala Laura sudah merasa sedikit baikan.

"Iya saya Yusuf, suami kamu? Apa kamu ingat itu?" Tanya Yusuf sekali lagi, dan membuat Laura mengembangkan senyumannya.

"Terimakasih." Hanya kata kata itulah yang keluar dari mulut Laura. Seketika Yusuf pun di buat heran karena tingkah Laura yang begitu aneh.

"Untuk apa?" Ujar Yusuf yang mengernyitkan keningnya.

"Karena sudah membantu saya, kembali." Ujar Laura dengan santainya, dan hal itu membuat Yusuf juga ikut mengembangkan senyumannya lalu, diapun memeluk tubuh Laura dengan eratnya, dan pelukan itupun di balas oleh Laura.

Laura merasa sangat nyama sekali sekarang, dan merasa sangat tenang sekali sekarang.

......

"Nak, kamu benar benar tidak ingat siapa kami?" Ujar Dinda yang sekarang sedang menemani Laura di rumah sakit bersama dengan Syalsa. Sedangkan Yusuf, sekarang ia sedang ada jam mengajar di kampus, oleh karena itu dia menitipkan Laura kepada ibu dan ibumertuanya.

"Tidak, saya tidak bisa mengingat siapa diri kalian." Ujar Laura yang memegangi kepalanya lagi karena kembali merasakan sakit yang begitu luar biasa sekali.

Mendengar penjelasan dari Laura seketika Dinda merasa tidak kuat lagi untuk berdiri di sana. Dengan segera Dinda menjauh dari Laura dan keluar dari ruangan rawat Laura. Syalsa yang melihat Dinda begitu terpukul langsung menyusul Dinda keluar.

Sedangkan Laura ia sibuk sendiri menahan rasa sakit di kepalanya yang sedang malanda dirinya.

"Pak Yusuf......." lirihnya secara berulang ulang, agar ia bisa menemukan sosok Yusuf, karena ia sekarang butuh bantuan dari Yusuf.

......

"Lho umi dan bunda kok di luar?" Ujar Yusuf yang baru saja datang dan langsung menghampiri ibu dan ibumertuanya itu.

"Apa yang terjadi pada anak itu, kenapa dia tidak mengenali saya, ibunya yang sudah melahirkan dan membesarkannya selama ini?" Ujar Dinda yang menelungkupkan kepalanya kedalam kedua telapak tangannya.

"Bunda kok ngomong kayak gitu?" Heran Yusuf yang mulai berjongkok di hadapan Dinda.

"Sudahlah nak, sebaiknya kamu temani saja istri kamu itu dulu, kasihan dia, sepertinya dia sedang merasa kesakitan tadi." Ujar Syalsa yang menyuruh Yusuf untuk mencek keadaan Laura.

Mendengar penuturan Syalsa, langsung saja Yusuf berlari kedalam ruangan rawat Laura, dan benar saja, diatas brankarnya Laura tengah menyebut nyebut namanya dengan memegangi kepalanya.

"Laura, ada apa?" Ujar Yusuf yang langsung menghampiri Laura. Laura yang mendengar suara Yusuf langsung berhamburan kedalam pelukan Yusuf.

"Sakit pak, kenapa saya tidak bisa mengingat apa apa pun, selain nama bapak?" Ujar Laura yang mulai menangis di dalam pelukan Yusuf.

"Sudah.... jangan nangis lagi, nanti sakitnya semakin bertambah loh." Ujar Yusuf yang mencoba menenangkan istrinya dengan mengusap usap kepala Laura yang tertutup jilbab instan.

"Hiks... sebenarnya apa yang terjadi kepada saya pak?" Ujar Laura yang langsung melepaskan pelukannya dari Yusuf dan menatap Yusuf dengan penuh pertanyaan.

"Tidak ada yang terjadi sama kamu Ra, udah sekarang kamu istirahat aja, jangan banyak pikiran dulu, kepala kamu itu harus diistirahatkan dulu." Ujar Yusuf yang meyakinkan Laura, agar Laura tidak merasa pusing lagi.

"Baiklah, apakah saya boleh peluk bapak sekali lagi." Ujar Laura yang menampilkan wajah puppy eyesnya.

"Tentu." Ujar Yusuf yang langsung menarik Laura untuk memeluknya.

Chasing After Lowful Love (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang