Sekarang kedua keluarga tengah menikmati makan malam mereka di meja makan. Keluarga Yusuf memang masih berada di sini sekarang, karena permintaan dari Sarah yang menyuruh mereka untuk makan malam di sini.
"Ekhem.." dehem Syalsa yang kini sudah selesai dengan makan malamnya, dan sebagian orang juga sudah selesai dengan makan malamnya. Hanya Widya, Fani, dan Yahya saja yang masih belum menyelesaikan makanannya.
"Din!" Panggil Syalsa pada Dinda yang sedang minum.
"Hmm, iya kenapa?" Heran Dinda yang sudah selesai dengan minumnya.
"Hmmm, boleh nggak saya nyaranin sesuatu ke kamu?" Ujar Syalsa yang berbasa basi. Sedangkan yang lainnya tengah menatap Syalsa dengan heran, kecuali Laura yang sudah tahu arah bicara Syalsa.
"Hmm, boleh, emangnya kenapa?" Ujar Dinda yang menatap Syalsa dengan penuh keseriusan.
"Bagaimana kalau kedua keluarga kita ini menjalin hubungan lagi?" Ujar Syalsa, yang bukannya membuat orang orang mengerti, malahan membuat semua orang semakin kebingungan.
"Lho bukannya keluarga kita sudah menjalin hubungan sekarang ya umi?" Kali ini bukanlah Dinda yang menjawab akan tetapi Ikhsan.
"Iya abi, tapi maksud umi bukan kayak gitu." Ujar Syalsa yang sedikit merasa kesal dengan pertanyaan suaminya sendiri.
"Trus?" Ujar Haris yang ikut buka suara.
"Maksud saya itu, bagaimana kalau Yahya anak saya berta'arufan dengan Widya anak kalian?" Ujar Syalsa yang sudah tidak sabaran akan jawaban semua orang.
"Uhukkk..." mendengar hal itu, seketika Widya pun tersedak oleh makanannya sendiri. Sedangkan Yahya yang duduk di samping Widya, langsung mengulurkan segelas air kepada Widya yang sedang tersedak.
"Ini minum dulu." Ujar Yahya yang memberikan segelas air, dan langsung di terima oleh Widya.
"Makasih." Ujar Widya saat mengambil alih gelas tersebut dari tangan Yahya dan langsung meminumnya.
"Hmm, bagus juga sih ide kamu, saya setuju akan itu." Ujar Haris yang menyetujui saran dari Syalsa.
"Waahhh, boleh tu Syal, saya juga setuju." Ujar Dinda yang tidak kalah setujunya.
"Tidak! Saya tidak setuju dengan ini." Ujar Yahya yang membuka suaranya, dengan sedikit berteriak.
"Yahya?" Heran Syalsa yang menatap anaknya tidak percaya.
"Umi. Yahya tidak ingin berta'arufan." Ujar Yahya yang sedikit memohon kepada Syalsa, sedangkan Syalsa dan yang lainnya menatap Yahya dengan penuh keheranan.
"Tapi kenapa nak?" Tanya Syalsa yang menatap putranya dengan serius.
"Karena Yahya ingin cepat cepat menikahi Dia." Ujar Yahya yang menunjuk Widya. Seketika semua orang langsung terpelongo akan perkataan Yahya, apalagi Widya yang baru saja ingin menyendokan nasi kedalam mulutnya, malah terhenti dan sendok itu terlepas dari tangannya Widya.
"Ka-kamu serius nak?" Tanya Ikhsan yang merasa tidak percaya akan apa yang di dengarnya barusan.
"Iya abi, Yahya serius, Yahya tidak ingin berlama lama menjalin sebuah hubungan yang belum tentu pasti." Jelas Yahya dengan mantapnya. Sekali lagi, Yahya berhasil membuat orang orang kembali tidak percaya.
"Wah.... ternyata kamu sudah dewasa ya?" Ujar Yusuf yang menepuk bahu Yahya yang berada di sampingnya.
"Alhamdulillah... umi benar benar bangga denganmu nak." Ujar Syalsa yang merasa senang akan sifat anaknya ini.
Berbeda dengan Widya yang sekarang tengah termenung dan tengah mencoba mencerna semua ucapan lelaki yang berada di sampingnya ini, sambil menormalkan detak jantungnya yang tidak normal.
"Baiklah sekarang bunda ngerti, jadi nak Yahya ingin cepat cepat menikahi anak bunda tanpa menunggu wisuda dulu?" Ujar Dinda yang juga ikut senang dengan perkataan Yahya tadi.
"Iya, tante, Yahya ingin menikahi anak tante dalam tiga minggu ini." Ujar Yahya yang berhasil membuat semua orang kembali melongo tidak percaya.
"Nak kamu serius?" Ujar Haris yang tidak percaya akan keputusan Yahya kali ini.
"Iya om, Yahya serius." Ujar Yahya yang sekali lagi dengan mantapnya.
"Baiklah, om percaya sama kamu, kalau kamu pasti bisa menjaga anak om dengan baik, kalau begitu pernikahan kamu dan Widya akan di laksanakan 1 minggu lagi, tepatnya pada hari jum'at dan kita akan melaksanakan acara resepsi double, yaitu untuk kamu dan untuk kakak kamu, yang belum sempat mengadakan acara resepsi." Ujar Haris yang menjelaskan semuanya, sedangkan semua orang hanya bisa mendengar, kecuali Laura dan Yusuf yang mengetahui bahwa Haris juga akan mengadakan resepsi pernikahan untuk mereka.
"Ayah, bukannya waktu itu sudah resepsi? Lalu kenapa sekarang resepsi lagi?" Bingung Yusuf sedangkan Laura hanya bisa mengiyakan perkataan Yusuf.
"Iya, waktu itukan acara resepsi kalian batal, karena kesalah pahaman yang terjadi waktu itu." Ujar Haris yang mencoba menjelaskan, sedangakan Laura dan Yusuf hanya bisa mengangguk anggukan kepalanya tanda mengerti.
"Bagaimana nak Yahya dan Widya setujukan?" Ujar Sarah yang baru buka suara, karena sedari tadi Sarah memerhatikan gerak gerik Widya.
"Hmmm, kalau ini memang yang terbaik, Widya akan menyetujuinya." Ujar Laura yang sudah selesai mencerna perkataan Yahya dan sekarang pipinya sedang bersemu merah, karena perkataannya sendiri.
"Alhamdulillah." Syukur semua orang yang di sana.
"Terima kasih, karena Engkau telah mengabulkan doa doa hamba Ya Allah." Ujar Widya di dalam hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Chasing After Lowful Love (Completed)
Teen FictionKisah sang gadis cantik nan taat beragama yang berawal dari perjodohan sang ayah, dan di tolak oleh gadis itu. Akan tetapi sang ayah nekad menikahkan anaknya dengan anak dari sahabat lamanya dengan cara merahasiakan pernikahan ini. Sehingga membuat...