Kebenaran

3.9K 195 2
                                    

"Kak." Ujar Fani yang menepuk pundak Laura, dan hal itu membuat Laura terpelonjak kaget.

"Eh iya Fan." Ujar Laura yang juga ikut turun dari mobil, dan mulai berjalan menuju pintu rumah Yusuf.

"Wahhhh.... anak bunda sangat cantik hari ini." Ujar Dinda yang menghampiri Laura yang mengarah kearah mereka dan langsung memeluki sang putri.

"Bunda kenapa bisa disini? Sebenarnya ada apa ini bun? Laura benar benar tidak mengerti." Ujar Laura yang berdiam diri di dalam pelukan Dinda sang bunda.

"Sebaiknya kita masuk saja dulu nak, nanti akan kami jelaskan." Ujar Syalsa yang menghampiri Laura dan Dinda.

"Iya, ayo nak." Ujar Dinda mengiyakan perkataan besannya ini. Dan Laura hanya menurut saja dan dia berdoa agar semua ini bukanlah masalah perjodohan lagi.

......

Sekarang semua keluarga dan para tamu sudah berkumpul. Laura yang merasa bingung akan hal ini langsung membuka suaranya dan melemparkan pertanyaan kepada keluarganya.

"Maaf, kali ini Laura benar benar bingung akan semua ini." Ujarnya yang menampakan wajah bingungnya.

"Laura duduklah dulu nak." Nasehat Dinda kepada putrinya ini,karena sedari tadi, Laura sudah di suruh duduk akan tetapi dia tetap menolak dan malah melontarkan pertanyaan itu secara terus menerus.

"Tidak bunda, Laura tidak akan duduk sebelum ada yang menjelaskan pada Laura." Ujar Laura yang manatap tajam ayahnya, yaitu Haris.

"Baiklah ayah akan jelaskan semua ini sama kamu." Ujar Haris yang mulai memberanikan diri untuk menjelaskan semuanya pada Laura.

"Sebenarnya kamu sudah menikah nak, dan hari ini adalah acara resepsi pernikahan kamu." Ujar Yusuf yang memberitahukan kebenarannya kepada Laura.

Laura yang mendengar hal itu pun langsung terdiam dan tidak terasa kini air matanya sudah mengalir begitu saja di pipinya.

"A-apa mak-maksud a-ayah?" Ujar Laura yang tergagap dengan ucapannya, karena ia merasa tidak yakin akan hal yang sudah di dengarnya ini.

"Laura duduklah dulu nak." Ujar Dinda yang merangkul bahu Laura, akan tetapi Laura langsung melepaskannya.

"Tidak bun, Laura tidak akan duduk sebelum Laura tau kebenarannya." Ujarnya sambil mengacungkan cari telunjuknya kearah Dinda.

"Baiklah ayah akan jelaskan semuanya. Ayah tau kalau ayah sudah salah di sini karena telah memaksakan kehendak ayah untuk menikahkan kamu nak, tapi ayah hanya ingin yang terbaik untuk kamu nak, dan ayah tidak ingin melihat putri ayah kenapa kenapa." Ujar Haris mencoba menjelaskan semuanya kepada Laura yang sekarang bertumpu tangannya kepada sebuah kursi yang terletak di dekatnya.

"Hah, ayah bilang ini yang terbaik untuk aku, iya?" Sentak Laura yang sekarang sudah tersulut emosi.

"Apakah ayah tidak pernah memikirkan bagaimana perasaan aku sebagai seorang anak?" Ujar Laura yang mencoba menguatkan dirinya atas kenyataan yang di dengarnya sekarang ini.

"Laura mengertilah nak, ayah tidak bermaksud ingin membuat kamu sedih." Ujar Haris yang mencoba mendekati putrinya untuk menenangkan putrinya itu.

"Jangan mendekat!" Sentak Laura yang langsung membuat Haris menghentikan langkahnya.

"Laura!" Bentak Yusuf yang merasa tidak terima dengan sikap Laura seperti ini. Mendengar bentakan dari Yusuf seketika Laura pun membalikkan badannya menghadap kearah Yusuf yang berada di belakangnya.

"Sttt....!" Ujar Laura sambil meletakkan jari telunjuknya  di bibir, sebagai isyarat bahwa Yusuf di suruh untuk diam.

"Baiklah, sekarang Laura mencoba bertanya pada ayah. Siapa pria yang sudah berani menikahi Laura?" Ujar Laura yang menghapus air matanya yang keluar kembali.

"Saya." Seru Yusuf kembali, dan seketika semua mata langsung tertuju kepada Yusuf.

"Pak Yusuf..... apa apaan ini? Saya sedang serius pak!" Ujar Laura yang tersenyum sumringah karena tidak mengerti dengan ini semua.

"Laura..." panggil Dinda yang ingin menghampiri putrinya akan tetapi langsung di hentikan oleh Laura.

"Bunda berhenti! Jangan ada yang mendekat ke arah Laura!" Teriaknya yang kembali menangis.

"Ayah. Laura ingin bertanya sama ayah. Apakah menurut ayah Laura ini selalu menyusahkan ayah??" Ujar Laura yang sekarang sudah hampir pasrah dengan sifat ayahnya yang selalu memaksakan kehendaknya.

"Bukan begitu nak." Ujar Haris yang mencoba memberi pengertian pada putrinya itu.

"Hah.... bukan begitu bagaimana ayah.....?? Selama ini Laura selalu menuruti perintah ayah bukan?? Lalu mengapa sekarang ayah tidak bisa menuruti kemauan Laura ayah....." ujar Laura yang sekarang semakin merasa pasrah sehingga membuat ia terduduk lemas di lantai.

"Laura....." lirih Sarah yang juga ingin menghampiri Laura akan tetapi langsung di tahan oleh Dinda.

"Hikss.... hikss... Laura lelah yah, Laura lelah karena harus menuruti semua keinginan ayah selama ini, Laura lelah yah.... hiks... hiks..." tangisnya sambil menangkupkan wajahnya dengan telapak tangannya.

Chasing After Lowful Love (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang