Keesokan harinya.
Pagi ini sehabis shalat subuh Laura langsung bersiap siap untuk pergi ke kampus, karena hari ini ia ada jam kuliah dengan Yusuf pada jam 7 pagi ini.
Sekarang Laura tengah berada di meja makan bersama dengan Sarah yang sudah kelihatan rapi sekali hari ini.
"Oh iya nenek, kok pagi pagi gini udah rapi aja? Emangnya mau kemana?" Ujar Laura yang meneliti penampilan neneknya yang sepertinya mau pergi kondangan.
"Nenek mau pergi ke acara pernikahan teman nenek." Ujar Sarah yang sekarang sudah selesai dengan sarapannya.
"Ooh gitu..." ujar Laura yang juga sudah selesai sarapan, setelah itu ia pun memeriksa ponselnya, mana tau ada pesan dari grup kelas kuliahnya.
Group Information Class
Pak Yusuf es😰😶
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuMaaf sebelumnya, hari ini kita tidak jadi ada kelas,
Karena hari ini saya sedang ada acara, dan sekalian saya juga ingin mengundang kalian semua agar datang ke rumah saya, untuk menghadiri acara tsb.
08**********
Oke pak.....😉08***********
Asyiap pak.....😘08***********
Di sana banyak makanan kan pak???Farah
Oke pak, kami otwSetelah membaca pesan group, Laura pun merasa sedikit kesal akan Yusuf yang sudah membuat ia buru buru sekali hari ini. Akan tetapi setelah itu, raut wajah Laura yang semula kesal tiba tiba berubah menjadi bingung ketika menerima pesan dari Yusuf.
Pak Yusuf es😰😶
Assalamu'alaikum Laura
Maaf kalau saya mungkin membuat kamu kesal pagi ini.
Tapi jujur sebenarnya saya tidak ingin membuat kamu kesal hari ini.
Wa'alaikumussalam, bapak kalau mau bicara langsung ke intinya aja pak, jangan buat saya pusing dulu, baru bicara, dan lagian bapak nggak takut sama istrinya, kalau ketahuan chat wanita lain.
Baiklah saya minta maaf, saya cuma ingin bilang ke kamu masalah baju yang kemaren sama sepatu yang kemaren
Saya ingin kamu memakai baju itu saat datang ke acara saya.
Tapi pak, bukannya itu buat istri bapak ya? Nanti kalau saya pakai istri bapak gimana?
Udah kamu nggak usah khawatir, istri saya tidak akan marah, kamu tenang saja.
Tapi pak, saya merasa tidak enak saja sama bapak dan istri bapak.
Udah, tidak apa apa, kalau begitu saya mau lanjut siap siap dulu
Assalamu'alaikum
Setelah membaca pesan terakhir dari Yusuf Laura pun langsung mematikan ponselnya dan beralih menatap ke Sarah yang menatap Laura dengan bingung.
"Kamu kenapa nak? Kok wajahnya murung gitu?" Ujar Sarah yang menumpukan dagunya pada punggung tangannya
"Nggak apa apa kok nek, oh iya nek, nenek kapan berangkatnya?" Tanya Laura yang kembali menyandang tas ranselnya dan ingin segera bangkit dari duduknya.
"Sekarang. Oh iya jangan lupa ya, nanti kalau kamu mau pergi, jangan lupa buat kunci rumahnya ya." Ujar Sarah yang bangkit dari duduknya dan menyambar tasnya yang diatas meja, lalu meninggalkan Laura yang sedang bergelayut dengan pikirannya sendiri.
......
Sekarang Laura sudah siap dengan penampilannya, dan ia juga sudah memakai gaun dan hight shoes yang di berikan Fani dan Yusuf kepadanya. Akan tetapi kali ini Laura tidak memakai make up dan juga tidak memakai perlengkapan gaunnya, soalnya perlengkapan gaunnya menurut Laura menjadikan gaunnya, seperti gaun seorang pengantin saja.
"Kakak......!!" Teriak seseorang yang masuki kamar Laura dan setelah itu memeluk tubuh laura yang tengah berdiri di depan cermin.
"Eh, Fani." Ujar Laura yang memegang tangannya Fani yang mengalung di lehernya.
"Lho kamu kok ada di sini?" Heran Laura memalingkan wajahnya untuk melihat wajah Fani yang sedang memeluknya dari belakang.
"Hmm, buat jemput kakak." Ujarnya antusias sambil melepaskan pelukannya dari Laura dan membalikkan badan Laura.
"Astaghfirullah, kak Laura? Apa ini, kenapa belum pake make up?" Ujar Fani yang terkejut karena mendapati wajah Laura yang tidak di polesi sedikit pun dengan make up.
"Tapi buat apa? Kan kakak cuma diundang, dan lagian ini bukan acara kakak kan." Ujar Laura yang memegang kedua bahu Fani.
"Ya Allah kakak, aku nggk mau tau ya, sekarang kakak, duduk aja di sini, dan aku akan mendandani kakak." Ujar Fani yang menuntun Laura agar duduk di depan meja rias kamarnya.
"Lho tapi kakak nggak mau pake make up Fan." Ujar Laura yang menolak dengan antusiasnya.
"Nggak ada penolakan. Udah sekarang sebaiknya kakak pejamkan mata saja dulu, nanti kalau udah selesai aku bilangin." Ujar Fani yang mulai mengambil peralatan make dari dalam tasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Chasing After Lowful Love (Completed)
Teen FictionKisah sang gadis cantik nan taat beragama yang berawal dari perjodohan sang ayah, dan di tolak oleh gadis itu. Akan tetapi sang ayah nekad menikahkan anaknya dengan anak dari sahabat lamanya dengan cara merahasiakan pernikahan ini. Sehingga membuat...