Masa Lalu

2.9K 124 0
                                    

"Widya, widya bagun...." ujar Laura yang menguncang guncang pipi Widya di tepian kolam, karena gadis itu tengah tidak sadarkan diri sekarang, akibat dari ulah Yahya yang menarik Widya tadi, sehingga kepala gadis itu mengenai dasar kolam, dan membuat ia pingsan karena kepalanya yang terbentur cukup keras.

"Ini salah gue...." ujar Yahya yang sekarang tampak frustasi, dan mengacak acak rambutnya yang basah.

"Udah... lo jangan nyalahin diri lo lagi." Ujar Yusuf yang menenangkan Yahya yang sedang frustasi, dan Yusuf sekarang sedang takut akan hal yang akan membuat Yahya kembali depresi seperti dulu, dan membuat Yahya menjadi seseorang yang lebih pendiam dan lebih sering marah marah, karena masa lalunya.

Flashback on

"Kak, kita beli es krim yang di depan sana yuk..." ajak anak laki laki itu yang berumur 9 tahun dan bernama Yahya.

"Jangan dek, nanti umi sama abi marah gimana sama kita." Ujar seorang anak yang berumur 13 tahun itu dan bernama Yusuf.

"Ayolah kak, umi dan abi nggak bakalan marah sama kita, percaya deh, soalnya aku lagi pengen makan es krim itu kak." Bujuk Yahya pada Yusuf.

"Hmmm, gimana kalau kita tunggu umi dan abi pulang saja?" Ujar Yusuf yang juga membujuk balik adiknya itu.

"Yah, umi dan abikan pulangnya lama kak, aku pengennya sekarang." Ujar Yahya yang semakin memaksa Yusuf untuk pergi membelikannya es krim.

"Yaudah deh." Ujar Yusuf, dan Yahya yang mendengar itu langsung bersorak senang.

Setelah itu mereka berdua pun langsung keluar dari rumah dan tidak lupa mengunci pintu rumah. Tanpa sadar Yahya dan Yusuf telah menyebrangi jalanan dengan sembarangan, karena mereka menyebrangi jalanan tanpa melihat kanan dan kiri. Dan akhirnya di saat berada di tengah tengah jalan tiba tiba ada sebuat mobil yang melaju kencang dan......

Bragghhhh

"Kak Yusuf!!!!" Teriak Yahya yang sudah terlebih dahulu di dorong oleh Yusuf ke tepi jalan, sedangkan sekarang Yusuf tengah berlumuran darah karena kecelakaan yang ia alami.

"Hikss....kakak kakak kakak.....hikss..." ujar Yahya yang menghampiri Yusuf yang sudah tidak sadarkan diri, dan menguncang nguncang tubuh Yusuf, akan tetapi itu semua hanya sia sia, karena Yusuf tidak juga membuka matanya.

.........

Dari balik kaca jendela ruangan itu Yahya tengah menatap sendu kakaknya yang tengah di pasangkan berbagai alat medis di sekujur tubuhnya.

"Kakak maafkan aku kak.... hikss...." ujar Yahya yang kembali menangisi perbuatannya. Syalsa dan Ikhsan yang melihat penyesalan di wajah putranya langsung menghampiri putranya itu.

"Yahya. Kamu nggak salah di sini kok nak, ini semua sudah rencana Allah nak, yang terpenting sekarang ini, adalah doakan saja kakak kamu untuk kesembuhannya." Ujar Syalsa sambil mengusap usap punggung anaknya.

"Tapi umi........ Yahya takut kakak kenapa kenapa... hikss....." ujar Yahya yang langsung memeluk Syalsa.

"Udah nak, kakak kamu akan baik baik saja." Ujar Ikhsan yang ikut menenangkan anaknya.

......

Satu minggu setelah kejadian itu Yusuf baru saja sadar, dan hal itu merupakan kebahagian bagi Yahya dan seluruh keluarganya. Akan tetapi dibalik itu semua Yahya masih merasa bersalah, dan semenjak saat itu, ia memutuskan tidak akan melibatkan siapa siapa lagi, untuk memenuhi semua keinginannya dan dia lebih memilih untuk selalu menyimpan semua yang ingin sekali ia utarkan kepada kakaknya.

Dan Yahya juga memutuskan untuk tidak mendekati lagi kakaknya, karena ia tidak ingin Yusuf kembali terluka karena dirinya.

Yusuf yang menyadari akan sikap adiknya itu terhadapnya, mencoba bertanya kepada adiknya itu.

"Yah, kok kamu nggak peluk kakak?" Ujar Yusuf yang merentangkan kedua tangannya di atas brankar agar Yahya bisa memeluknya. Yahya yang mendapatkan pertanyaan itu langsung menjauh dari Yusuf dan keluar dari ruangan rawat Yusuf.

Yusuf yang melihat perubahan Yahya seperti itu langsung bertanya kepada uminya, Syalsa. Dan Syalsa hanya menjawab bahwa Yahya masih trauma akan kecelakaan itu, dan Yusuf mengiyakan saja perkataan Syalsa.

Akan tetapi sayangnya perubahan sikap Yahya semakin hari semakin terasa aneh oleh Yusuf, dan sampai sampai pada saat Yahya menginjak kelas tiga SMA ia memutuskan untuk menyuruh abinya memberikan ia apartement.

Awalnya Ikhsan menolak permintaan Yahya tersebut, akan tetapi pria itu malah nekat untuk bunuh diri jika Ikhsan tidak membelikannya sebuah apartement. Dan tentu saja, Ikhsan tidak menginginkan putranya mengakhiri hidupnya sendiri. Oleh karena itu, Ikhsan pun memberikan apa yang diinginkan oleh putranya itu.

Dan semenjak saat itulah Yahya semakin bertambah berubah, menjadi orang yang lebih dingin, pemarah dan egois.

Flashbacok off

Selama ini Yusuf hanya bisa berdoa untuk adiknya itu, agar Yahya bisa kembali seperti dulu lagi. Dan selama sebulan ini, Yusuf sangat merasa bersyukur kepada Allah Swt., sikap Yahya mulai kembali berubah, semenjak ia selalu bertengkar saja dengan Widya. Dan hari ini, hal di takutkan oleh Yusuf, terulang lagi.

"Kakak...." lirih Widya yang mecoba untuk membuka matanya. Laura yang mendengar Widya berucap langsung menuntun adiknya untuk duduk. Sedangkan Yahya yang mengetahui Widya sudah sadar langsung mendekati Widya dan Laura dan langsung berjongkok di hadapan kedua wanita itu dengan menundukkan kepalanya. Dan Yusuf yang melihat kelakuan adiknya hanya bisa berdiam diri saja.

"Maafin gue." Serunya Yahya yang menundukkan kepala, Laura yang mendengar itu hanya bisa menatap Yahya dengan bingung karena perubahan sikap Yahya yang dingin berubah seperti ini.

Setelah mengucapkan kata maaf tadi, Yahya pun memutuskan untuk pergi dari sana, akan tetapi pergerakan Yahya langsung di hentikan oleh Widya yang memegang pergelangan tangan Yahya.

"Udah gue baik baik aja, lo nggak perlu ngerasa bersalah gitu sama gue, gue tau kok, kalau lo cuma bercanda aja tadi." Ujar Widya yang masih memegangi pergelangan tangan Yahya sambil menambilkan senyumannya, untuk meyakinkan Yahya.

Yahya hanya bisa tersenyum saja, mendengar perkataan Widya yang seperti itu. Setelah melihat Yahya yang menampilkan senyumannya dengan langsung Widya melepaskan cekalannya pada tangannya Yahya. Dan Yahya pun langsung beranjak dari sana.

"Gue tau, apa yang sudah lo alami selama ini Yah, mangkanya gue nggak mau, lo kembali merasa bersalah seperti dulu." Ujar Widya dari dalam hatinya sambil menatap punggung Yahya yang semakin menjauh.

Chasing After Lowful Love (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang