Keesokan harinya
"Ra..." ujar Farah yang tengah duduk di samping Laura. Sekarang mereka berdua tengah berada di kelas, sambil menunggu dosen masuk.
"Hmm...." ujar Laura yang fokus dengan bacaannya pada buku novel yang terletak di atas mejanya.
"Aku heran deh, sama sikap pak Yusuf sama kamu." Ujar Farah sambil menepuk nepuk dagunya dengan jari telunjuknya.
"Heran gimana?" Ujar Laura yang masih fokus membaca.
"Ya heran aja sama sikapnya akhir akhir ini." Ujar Farah sambil menumpu dagunya dengan telapak tangannya di atas meja Laura.
Seketika Laura pun langsung menutup novelnya dan menatap Farah sambil tersenyum.
"Udalah, nggk usah dipikirin." Ujar Laura sambil memasukkan novelnya kedalam tas ranselnya.
"Yah kamu mah...." ujar Farah dengan memajukan bibirnya beberapa senti.
"Mau aku centil tu bibir?" Ujar Laura yang menyatukan jari tengah dan ibu jarinya di depan wajah Farah.
"Auah..." malas Farah yang langsung bangkit dari duduknya dan meletakkan kembali kursinya di barisan mejanya.
"Yah Farah ngambek..." ujar Laura sambil terkekeh geli. Dan yang di bicarakan hanya menatap tajam aja kearah Laura.
Tidak lama kemudian seorang dosen pun memasuki kelas mereka. Dan dosen tersebut pun memberikan materi pembelajaran kepada seluruh mahasiswanya.
......
Setelah jam kuliah Laura sudah tidak ada lagi, dengan segera Laura pulang bersama dengan Farah yang memboncenginya sampai rumah neneknya.
"Makasih banyak ya Rah.." ujar Laura sambil tersenyum simpul.
"Ha, ya..... buat kamu apa yang nggk sih." Ujar Farah sambil terkikik geli.
"Idihh, jijik aku dengarnya..." ujar Laura yang menampilkan mimik jijiknya, sedangkan Farah hanya terkekeh geli.
"Hhhh, yaudah deh, aku pulang dulu ya, titip salam buat nenek." Ujar Farah yang menghidupkan motornya.
"Iya iya, hati hati ya." Ujar Laura sambil tersenyum.
"Assalamu'alaikum.." setelah mengucapkan salam, dengan segera Farah melajukan motornya dari sana.
"Wa'alaikumussalam..." jawab Laura, setelah itu pun Laura langsung memasuki pekarangan rumahnya dan memasuki rumah neneknya itu.
"Assalamu'alaikum..." ujar Laura saat menginjakkan kakinya di awang pintu, dengan menundukkan kepala
"Wa'alaikumussalam..." sahut orang orang yang berada di ruang tamu. Seketika Laura pun langsung mengangkat kepalanya.
"Kamu sudah pulang nak?" Ujar Sarah yang menghampiri Laura yang sedang berdiri di ambang pintu sambil menatap bingung kearah para tamu.
"I-iya nek." Ujar Laura yang tergugup gugup.
"Ayo nak, kita duduk dulu." Ujar Sarah yang merangkul bahu Laura.
"Hmm nek, aku mau ganti baju sebentar dulu, ya, bau keringat soalnya." Ujar Laura sambil berbisik.
"Ooh yaudah, tapi jangan lama lama ya." Ujar Sarah sambil melepaskan rangkulannya pada pundak Laura.
"Iya nek, permisi." Ujar Laura yang berpamitan dengan sopannya sambil tersenyum ramah kepada para tamu.
.......
Setelah membersihkan diri Laura langsung turun ke bawah, menuju ruang tamu. Akan tetapi sebelum Laura sampai di ruang tamu, terlebih dahulu ada yang menghentikan langkahnya.
"Ternyata benar kata Yusuf kemaren, kalau Laura adalah perempuan yang cantik serta sopan. Saya tidak menyangka bisa menjadi mertuanya." Ujar seorang wanita paruh baya, yang tidak di ketahui oleh Laura siapa namanya.
"Mertua?" Monolog Laura yang sedang kebingungan karena ucapan dari wanita tadi.
"Laura, sini nak." Panggil Sarah pada Laura yang masih berdiam diri di tempatnya tadi, sambil mencerna ucapan wanita paruh baya tadi.
Seketika Laura pun langsung menampilkan senyumannya dan berjalan ke arah ruang tamu.
"Sini nak, duduk di samping nenek." Ujar Sarah yang menepuk nepuk sofa di sebelahnya yang masih kosong. Dan Laura hanya menurut saja, dengan apa yang di perintahkan oleh Sarah kepada dirinya.
"Laura kenalin ini anak dari temannya nenek namanya Syalsa, dan ini suaminya namanya Ikhsan, dan yang perempuan itu anak mereka namanya Fani, dan yang di samping Fani, namanya Yahya." Jelas Sarah memperkenalkan tamunya.
"Tante, om, Fani, Yahya.." sapa Laura sambil tersenyum ramah. Dan dibalas dengan senyuman oleh para tamu, kecuali, laki laki yang bernama Yahya.
"Jangan panggil tante, panggil umi aja nak, dan jangan panggil om sama suami umi, panggil abi aja ya nak." Ujar Syalsa dengan ramah kepada Laura, dan Laura hanya mengangguk saja.
"Oh iya nak, umi dengar dengar kamu masih kuliah ya?" Ujar Syalsa yang membuka perbincangan.
"I-iya umi." Ujar Laura yang menundukkan pandangannya.
"Nggk usah gugup gitu nak, anggap aja umi ini ibu kamu sendiri." Ujar Syalsa sambil tersenyum. Laura yang mendengar ucapan Syalsa seperti itu langsung saja mengangkat kepalanya dan menatap Syalsa sambil tersenyum.
"Ya Allah, semoga saja, kedatangan mereka ke sini bukan ingin melamar aku." Lirih Laura di dalam hati.
Assalamu'alaikum teman teman.......
Apa kabar? Semoga sehat selalu ya, aminnn.......
Oh iya, sekali lagi terima kasih ya, karena udah mau baca cerita aku, dan jangan lupa buat vote sama comentnya sekalian, aku tunggu lho😅😅
KAMU SEDANG MEMBACA
Chasing After Lowful Love (Completed)
Fiksi RemajaKisah sang gadis cantik nan taat beragama yang berawal dari perjodohan sang ayah, dan di tolak oleh gadis itu. Akan tetapi sang ayah nekad menikahkan anaknya dengan anak dari sahabat lamanya dengan cara merahasiakan pernikahan ini. Sehingga membuat...