Apa Maksud Semua Ini?

3.1K 177 3
                                    

Setelah beberapa menit mendandani Laura dengan perlengkapan rias miliknya, akhirnya selesai juga.

"Nah kak, sekarang sudah selesai." Ujar Fani yang tersenyum ketika melihat hasil tangannya sendiri.

Laura yang mendengar perkataan Fani pun, mulai membuka matanya secara perlahan lahan, dan betapa takjubnya dia ketika melihat hasil dandanan Fani di wajahnya.

"Masya Allah Fan, kamu hebat, tapi menurut kakak ini terlalu tebal deh." Ujar Laura yang mengamati wajahnya dari cermin yang ada di depannya.

"Udah nggak apa apa, kakak lebih cantik kayak begini. Oh iya, perhiasan gaunnya mana kak, kok nggak di pake?" Bingung Fani yang tidak melihat Laura memakainya pada tubuhnya.

"Itu kakak simpan di dalam lemari, soalnya kalau kakak pake perhiasannya, kakak jadi kayak mau nikah aja." Ujar Laura sambil terkekeh geli.

"Iihhh, kakak ini gimana sih, nggak baguslah kalau nggak pake perhiasannya." Ujar Fani yang langsung mengambil perlengkapan gaunnya.

"Tapi-" ujar Laura saat Fani memasangkan mahkotanya pada kepala Laura yang sudah tertutup khimar yang senada dengan gaunnya dan tidak lupa juga memakaikan kain selempang, di bagian belakang kepala Laura yang mana kain itu adalah perlengkapan dari gaunnya.

"Nah, kalau gini kan kakak tambah cantik." Ujar Fani yang melihat kecantikan Laura dari cermin yang berada di depan mereka berdua.

"Yaudah kakak, kita berangkat sekarang yuk." Ajak Fani yang mulai menyandang tas kecilnya dan menyampirkannya pada bahunya.

......

Berbeda dengan di sini, yaitu di rumahnya Yusuf. Yang mana, sekarang rumahnya yang sudah di dekorasi seindah mungkin itu, kini telah di penuhi oleh para tamu undangan dan para keluarganya juga yang datang dari jakarta.

"Kak Yusuf." Teriak seseorang dari belakang Yusuf, yang kini tengah berbincang bincang dengan ayahnya Laura, yaitu Haris.

"Awwww....." belum sempat orang itu sampai di dekat Yusuf, kini malah di tabrak oleh seseorang yang membuat ia jengkel beberapa hari ini.

"Jalan itu pake mata dong." Ketus pria yang menabrak Widya, adik dari Laura.

"Iiiss... sewot amat jadi orang, minggir sana." Ujar Widya yang langsung mendorong tubuh Yahya agar tidak menghalangi jalannya. Sedangkan Yusuf dan Haris yang melihat detik detik pertengkaran akan di mulai di antara keduanya, hanya bisa geleng geleng kepala saja.

"Eitss..... lho mau kemana?" Ujar Yahya yang menarik lengan Widya yang ingin pergi dari tempat itu.

"Bukan urusan lo." Ujar Widya yang menghempaskan tangan Yahya.

"Idiihh... ketus amat jadi orang." Ujar Yahya yang menampilkan wajah jijiknya.

"Apa bedanya sama lo, dingin, muka triplek, dan aneh." Ujar Widya yang melipat kedua tangannya di depan dada.

"Apa lo bilang." Ujar Yahya yang mencoba menahan emosinya.

"Iya, lo itu aneh, udahlah gue nggak mau ribut, soalnya gue masih banyak pekerjaan byeee...." ujar Widya sambil melambaikan tangannya kepada Yahya yang mengepalkan tangannya untuk meredamkan emosinya.

.........

Sekarang Laura dan Fani tengah berada di dalam mobil yang sedang di kemudikan oleh seorang supir pribadi Yusuf.

"Kak, menurut kakak aku ini gimana orangnya?" Tanya Fani yang memecahkan keheningan diantara mereka.

"Maksud kamu?" Bingung Laura.

"Ya maksud aku itu, apakah aku ini cocok jadi adik iparnya kakak?" Ujar Fani dengan hati hati agar Laura tidak marah.

"Hhhhhh, kamu ini ada ada aja, emangnya kakak mau nikah sama kakak kamu Yahya." Ujar Laura yang geleng geleng kepala karena pertanyaan Fani.

"Hmm, ya nggaklah, emangnya kakak mau punya suami yang dingin dan datar kayak kak Yahya?" Ujar Fani yang menaik turunkan alisnya.

"Ih kamu, nggk boleh ngomong kayak gitu tentang kakak kamu sendiri ih, dosa tau." Ujar Laura menasehati.

"Iya iya, tapi kalau menurut kakak aku ini gimana orangnya?" Ujar Fani yang mengulang pertanyaannya kembali.

"Hmmm, gimana ya....." ujar Laura yang menepuk nepuk dagunya dengan jari telunjuknya sambil berpura pura berfikir.

"Yaudah deh... mungkin aku harus perbaiki diri dulu." Ujar Fani yang menundukkan pandangannya.

"Adu duh.... kok wajahnya di tekuk gitu? Kan kakak belum bilang kamu itu cantik dan baik...." ujar Laura yang membuat Fani langsung memeluknya dengan erat.

"Makasih ya kak...." ujar Fani setelah melepaskan pelukannya dari Laura dan Laura pun tersenyum ramah kearah Fani.

"Non, kita udah sampe." Ujar sang supir yang memberitahukan pada Laura dan Fani.

Seketika Laura pun mengalihkan pandangannya keluar jendela dan betapa terkejutnya Laura saat melihat keberadaan keluarganya dan keluarga Yusuf yang sudah berdiri di depan pintu rumah Yusuf.

"Ya Allah apa maksud dari ini semua?" Lirih Laura yang terkejut akan hal ini semua.

Chasing After Lowful Love (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang