Chapter (2) // MIMPI BURUK

1.8K 168 104
                                    

"Tidak peduli sekeren apa itu sosok ayah, bagiku dia hanya laki-laki yang penuh cela."

(Aileen Nathania)

J A N G A N L U P A V O T E,
K O M E N D A N S H A R E👍

Happy reading🌻

Seorang gadis kecil nampak seperti sampah yang tidak berguna. Ia baru saja tersungkur ke lantai marmer dengan begitu keras, menyebabkan luka di bagian lengan bawahnya. Namun, hal tersebut tidak membuat pria paruh baya yang tengah marah itu menatap iba, ia malah semakin kejam dengan menarik tangan gadis yang tadi terjatuh itu dengan paksa.

"Aku tidak suka anak lemah sepertimu! Sudah aku bilang, jangan bersikap seperti anak bodoh di depanku! Dari dulu kamu tidak berguna! Kamu hanya menjadi bebanku saja selama ini," geramnya marah.

"Papa ...." Gadis kecil itu berucap pelan di sela tangisnya.

"Berhenti memanggilku Papa! Kamu hanya anak dari wanita busuk itu. Aku tidak sudi menjadi Papamu," bentak Wijaya.

Ngilu di tangan gadis kecil itu bertambah parah karena Wijaya menekan kuat pergelangan tangan gadis kecil itu. Jika disuruh menilai dengan angka, maka siksa ini mencapai angka sembilan. Gadis itu hanya bisa tersedu menerima semua perilaku kasar sang papa tanpa mampu membalasnya. Ia tidak mengerti apa-apa, tetapi bentakan-bentakan Wijaya yang mengarah padanya terus terulang bagai kaset rusak di pikirannya. Gadis kecil itu menyimpan semua hal yang terjadi saat ini dan satu hal yang gadis itu tekadkan adalah ia benci dengan lelaki seperti papanya.

"Hentikan! Apa yang Mas lakukan? Dia masih kecil dan tidak mengerti apa-apa. Mas tidak boleh memperlakukan anak kita seperti itu! Dia anak kita, Mas. Anak kita!" ucap wanita paruh baya itu sambil merebut gadis kecilnya ke pelukannya.

"Aileen, kenapa kau tidak pergi saja, Nak? Mama sudah sering bilang, jangan buat dirimu menderita," tutur Ira sambil melihat sayatan melintang di lengan bawah anaknya. Aileen membalas ucapan mamanya dengan gelengan kepala, yang berarti ia tidak mau melakukan itu.

"Kemarin Mas bilang kita akan bercerai, bukan? Lalu kenapa Mas kembali ke sini?"

"Kenapa? Ini rumahku, harusnya kalian yang pergi dari sini!" bentak Wijaya.

"Hentikan! Jangan berteriak seperti itu pada Mama! Kau orang jahat," ucap Aileen berdiri di depan Ira dengan kedua tangan direntangkan. Mencoba melindungi mamanya dari papanya yang kejam itu.

"Kalian harus pergi dari sini segera! Atau, aku akan menyuruh orang-orangku untuk mengeluarkan barang-barang sampah kalian dari rumah ini?"

Ira menatap Wijaya dengan tatapan nanar karena tidak mengerti dengan sifat suaminya. Apa karena selingkuhannya itu, yang membuat suaminya berubah sedrastis itu? Apalagi kini Wijaya begitu mudah marah dan ringan tangan. Bukan hanya kepadanya, tetapi anak gadis semata wayang yang baru berusia sepuluh tahun pun ikut menjadi pelampiasan amarah Wijaya. Hal tersebut akhirnya membuat Ira memantapkan hatinya dan memilih berpisah dengan Wijaya.

"Aku dan Aileen akan pergi dari tempat terkutuk ini dan kami tidak ingin lagi bertemu dengan iblis sepertimu!"

Sebuah tamparan dilayangkan Wijaya ke pipi Ira. Aileen menutup matanya ketika tamparan keras itu terdengar di telinganya. Kemudian, ia membuka matanya perlahan sambil menatap mamanya yang tengah menangis. Air mata mamanya keluar lagi karena laki-laki di depannya, padahal semalaman penuh mamanya membujuk dirinya untuk tidak membenci papanya. Namun, sekarang air mata berharga mamanya keluar lagi karena papanya. Ia memang belum mengerti permasalahan antara papa dan mamanya, tetapi ia mengerti kalau penyebab air mata mamanya karena perbuatan kasar papanya.

Aileen menatap papanya yang terburu-buru masuk ke dalam rumah. Beberapa saat kemudian satu koper besar dilempar lelaki itu dengan keras. "Pergi kalian dari rumahku! Wanita lemah yang suka menangis, aku muak melihat wajahmu," geram Wijaya.

"Aileen! Aileen!" teriak seseorang membuat Aileen mendongak.

Aileen menatap heran ketika wajah mamanya berubah menjadi sosok remaja laki-laki. Ia mengernyitkan dahinya mengingat wajah itu dan matanya langsung membelalak ketika menyadari wajah itu adalah sahabat dekatnya. Kesadarannya mulai berangsur pulih, ia menutup mata rapat-rapat, kemudian membuka matanya tiba-tiba.

"Azka?" gumam Aileen ketika membuka matanya.

"Lo kayak kebo, bangun aja siang. Kita kan ada rencana lari pagi," ucap Azka dengan tempo suara cepat.

"Lo ngomong apa, sih? Cepet banget," sungut Aileen dengan nada kesal.

"Lagian Lo mimpi apa, sih? Nyampe keringatan gini!"

Azka menyeka keringat di dahi Aileen dengan tangannya, membuat gadis itu menahan nafasnya untuk beberapa saat. Ada sesuatu yang bergemuruh di dadanya ketika Azka melakukan itu. Mimpi buruk yang tadi hinggap seakan menguap begitu saja dan lebih parah lagi, Aileen hanya bisa diam ketika Azka memperlakukannya seperti anak kecil. Padahal jika orang lain yang melakukannya, ia pasti sudah menolaknya mentah-mentah.

"Mau mandi dulu atau langsung lari?" tanya Azka, membuyarkan lamunan Aileen.

Aileen berdeham. "Langsung lari aja!" cetus Aileen sembari menjauhi Azka dan turun dari ranjangnya.

"Aileen jarang mandi, pantes penampilannya kumal," ejek Azka, tetapi lelaki itu tidak mendapat tanggapan dari Aileen. "Bukannya beresin tempat tidur dan cuci muka, ini malah langsung nyelonong keluar aja," gumam Azka membereskan tempat tidur sahabatnya yang tampak seperti kapal pecah.

***

"Aileen! Tungguin gue!" Azka berlari mengejar Aileen yang ada di depannya.

Aileen yang mendengar Azka berteriak pun menengok ke belakangnya. Ia berteriak, "Baru juga dua puluh putaran. Dasar cowok lemah!"

Azka yang tidak terima diejek lemah, akhirnya berlari sekuat tenaga untuk menghampiri Aileen. Ia memang tidak suka diejek, apalagi yang mengejeknya adalah Aileen. Satu-satunya gadis yang bersahabat dengannya.

"Gue nyerah, deh! Gue mau istirahat," teriak Azka ketika ia tidak juga dapat mengejar Aileen.

Aileen kembali menengok ke belakang dan akhirnya berhenti, ia berjalan ke arah kedai yang menjual air mineral dan membelinya. Ia kemudian berlari ke arah Azka yang tengah tersenyum memperhatikan sesuatu.

"Lo kenapa, Ka?"

"Lihat deh! Mereka kayak kita dulu," ucap Azka menunjuk sepasang anak kecil yang bermain bersama.

To be continued ....

Ily 3000000🌷

Hayoo siapa nih yang cita-citanya punya banyak uang tapi modal rebahan? Nah aku kasi solusi, kalian cukup download aplikasi aja terus daftar pake akun geogle dan pake kode undangan dari aku (8904482) biar langsung dapat 20.000 koin🤩 Aplikasinya namanya cashzine, kuy dicoba🤩

Stuck Friendzone (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang