EPILOG

1.3K 72 49
                                    

"Percaya lah Tuhan punya rencana lebih baik daripada rencana yang kita punya. Tidak ada hal lain yang lebih indah dari skenario yang diatur-Nya."

(Stuck Friendzone)

J A N G A N   L U P A   V O T E,
K O M E N   D A N   S H A R E👍

Happy reading 🌻

"Len! Aileen! Bangun woi!" ucap Aldo seraya menepuk pipi Aileen.

Aileen terbangun dengan keadaan yang kacau, matanya sembab, dan rambutnya acak-acakan. Dadanya kembang kempis, sungguh tadi itu adalah mimpi terburuknya.

"Lo kenapa?" tanya Aldo.

"Gue di mana?" Bukannya menjawab pertanyaan Aldo, Aileen malah balik bertanya.

"Lo ada di mobil gue, tadi pulang dari cafe lo ketiduran. Lo kenapa, sih?"

"Azka enggak kenapa-napa, kan?" Aldo mengernyit, sebenarnya apa yang terjadi dengan gadis di sampingnya ini? Sepanjang perjalanan tadi, gadis itu terus-menerus menyebut nama Azka seraya menangis.

Tangan Aldo terulur menyentuh dahi Aileen, lelaki itu memastikan Aileen tidak sedang demam. "Badan Lo enggak panas."

"Aldo! Gue tuh nanya sama lo, kenapa enggak dijawab!" geram Aileen.

"Azka enggak apa-apa. Kenapa lo masih mikirin Azka, dia tuh udah bahagia sama Thalita! Harusnya lo enggak usah mikirin dia! Apa lo lupa sama rencana kita?" Bentakan Aldo mampu membuat Aileen terdiam, berarti yang terjadi tadi itu hanya mimpi. Kenapa seolah-olah terlihat sangat nyata?

"Jadi, itu semua mimpi?"

"Maksud lo apa?" ujar Aldo, lelaki itu masih tidak paham dengan apa yang dikatakan gadis di sampingnya ini.

Aileen menceritakan semua isi mimpinya kepada Aldo, sesekali Aldo mengernyit dengan isi mimpi Aileen yang menurutnya tidak masuk akal. "Jadi ... itu yang bikin lo tadi nangis?"

"Tapi tadi kayak nyata, Al. Azka buta gara-gara gue," jelas Aileen.

"Itu cuman mimpi, Len! Mimpi itu cuman bunga tidur doang, lo enggak usah percaya sama mimpi."

"Tapi--"

"Lo mau batalin rencana kita?" potong Aldo cepat.

Aileen menunduk, gadis itu tengah dilanda gelisah. Otak dan tubuhnya saat ini tidak selaras, keduanya seakan saling tolak-menolak. Disatu sisi, ia takut mimpinya itu jadi kenyataan. Tetapi disisi lain, ia benci dengan Thalita.

"Gue ... enggak bisa lanjutin rencana kita, Al. Gue enggak mau apa yang ada di mimpi gue jadi kenyataan. Gue emang benci sama Thalita, tapi gue enggak bisa nyelakain dia," tutur Aileen, gadis itu meneteskan air mata. Ia tidak sanggup jika mimpinya itu benar-benar terjadi.

"Len ...." Aldo meraih tangan gadis itu. "kalau lo enggak yakin sama rencana kita, gue enggak bisa larang lo. Karena gue yakin, semua pilihan lo itu adalah yang terbaik."

Aileen tersenyum mendengar ucapan Aldo, gadis itu sempat terkagum dengan lelaki di sampingnya ini. Entah mendapat keberanian dari mana, Aileen memeluk tubuh Aldo. Mendapat perlakuan mengejutkan itu, Aldo hanya bisa membalas pelukan Aileen.

"Mungkin ini saatnya gue merelakan Azka karena Azka pernah bilang sama gue, dia enggak bisa hidup tanpa Thalita dan gue enggak mungkin buat sahabat gue menderita demi kepentingan pribadi gue," balas Aileen, air mata terus mengalir di pipi.

"Lo juga berhak bahagia, Len."

"Makasih, Al. Lo enggak pernah ninggalin gue disaat gue susah," ujar Aileen.

Stuck Friendzone (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang