Chapter (22) // CERITA MASA LALU

698 62 6
                                    

"Jika aku melukainya, sudah pasti kau juga akan ikut terluka dan jika kau terluka, sudah pasti aku akan ikut merasakannya."

(Aileen Nathania)

J A N G A N L U P A V O T E,
K O M E N D A N S H A R E👍

Happy reading 🌻

Ingatan Aldo terlempar pada kejadian dua tahun lalu, tepat ketika ia menginjak usia lima belas tahun dan menduduki kelas tiga SMP. Ingatan itu menjadi kenangan terindah dan selalu membuatnya ingin mengulang. Namun, kenangan itu tampaknya tidak bisa diulang lagi karena Thalita tidak lagi sendiri sekarang.

"Thalita Aqilla Zahran, maukah kamu menerimaku menjadi pacarmu?" ucap lelaki itu seraya berlutut di depan gadis pujaannya. Walaupun umur mereka berdua baru lima belas tahun, tetapi cara lelaki itu menyampaikan perasaannya seperti seorang lelaki yang melamar gadisnya.

"Aldo, jangan gitu. Ayo, bangun!" Lelaki yang dipanggil Aldo itu tidak menghiraukan ucapan gadis pujaannya. Dia masih tetap berlutut, sampai gadis itu menjawab permintaannya.

"Kamu jawab dulu, Tha!" ujarnya sebal, gadis kecil itu sekarang tengah merusak moment romantis antara mereka.

Dengan pipi yang sudah bersemu merah, akhirnya Thalita membuka suara. "Iya, aku mau, Al," jawabnya.

Mendengar itu rasanya ada ribuan kupu-kupu terbang dari perut Aldo, ia tidak menyangka gadis di depannya ini telah menjadi kekasihnya.

"Kamu beneran, Tha?" Tanpa ragu Thalita menganggukkan kepalanya. Aldo refleks memeluk tubuh gadis itu, jantung Thalita berdebar hebat.

Setelah sadar akan perbuatan mereka yang di luar batas, Thalita segera mendorong tubuh Aldo. "Al, kata Ayah enggak boleh peluk-peluk sembarangan," tutur Thalita.

"Oh, iya. Aku lupa, Tha." Aldo menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Lelaki itu sungguh malu, apalagi kini mereka ada di depan kelas. Keduanya tengah menjadi pusat perhatian di sana.

"Mampus lo, Al," teriak salah satu teman mereka yang duduk di bangku paling belakang.

"Eh, endingnya malu!" tambah gadis berambut panjang di bangku tengah.

"Sad boy!" Sang ketua kelas pun tidak mau kalah, ia juga tampak mengejek Aldo.

"Assalamualaikum!" Sontak semua menoleh ke arah pintu. Para siswa membeku ketika tau guru BK tengah memperhatikan mereka.

"Aldo, Lepasin tangan aku!" Ucapan Thalita mengalihkan atensi mereka semua.

"Apa yang kalian lakukan!" bentak guru berwajah garang itu.

"Aa ... aa ... anu, Pak," jawab Aldo terbata-bata.

"Kalian berdua ikut saya ke ruang BK!" Sepasang kekasih itu pun menganga mendengar ucapan guru itu.

"Awal hubungan yang bagus," ucap Femi, kemudian disusul tawa seluruh penghuni kelas.

****

"Tha, entar pulang bareng, ya?" Gadis itu mengangguk, walaupun awal hubungan mereka tidak semulus itu, tetapi keduanya tetap menjalaninya dengan cinta.

Tiba-tiba keduanya dikagetkan dengan panggilan telepon dari ponsel Aldo. "Bentar ya, Al. Aku mau jawab telepon dulu," ucap Thalita.

"Oke." Kemudian Aldo berjalan menjauhi Thalita.

Stuck Friendzone (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang