"Kejadian saat kau lebih memilihnya dari pada aku, saat itu pula duniaku hancur tak bersisa."
(Aileen Nathania)
J A N G A N L U P A V O T E,
K O M E N D A N S H A R E👍Happy reading 🌻
Aileen memeriksa pesan masuk di ponselnya untuk yang kesekian kali. Ia sedang menunggu balasan dari Azka atas pertanyaanya. Gadis itu berencana akan membeli sebuah hadiah untuk ibunya yang sedang ulang tahun. Namun, harapan tetaplah jadi harapan dalam pikiran Aileen, lelaki yang biasanya sigap membantu menjadi lelaki yang begitu asing. Tidak ada lagi interaksi Aileen dan Azka yang dulu begitu akrab. Kini hanya tersisa kenangan-kenangan yang Aileen pikir hanya dimiliki olehnya.
Aileen sadar bahwa Azka kini sudah milik Thalita. Akan tetapi, Azka masih sahabatnya, sahabat dari kecil yang sudah berjanji akan menjadi sahabat sejati selamanya. Azkanya berubah drastis, padahal Aileen sudah mencoba sebisa mungkin mengendalikan perasaan cintanya. Ia tidak pernah memaksa lelaki yang dicintainya itu untuk selalu bersamanya, bahkan kebersamaan mereka dapat dihitung karena ketika Azka sudah berpacaran dengan Thalita, Azka hanya datang menemuinya untuk menceritakan kisah asmara.
Aileen tidak pernah punya niat untuk merebut Azka ataupun ingin memiliki Azka. Ia sudah bersyukur karena memiliki rasa cinta yang meski harus disimpan sebagai rahasia. Itu sudah cukup membuatnya tenang, walaupun ia juga terluka karena itu, ia tidak akan pernah mengeluh. Namun, Aileen hanya ingin bersama Azka meski cuma berstatus sahabat. Jika ditanya seberapa kecewanya ia ketika Azka lebih memilih Thalita untuk menjatuhkan hati, Aileen akan menjawab itulah puncak kecewanya. Akan tetapi, semua rasa kecewa itu harus ia pendam agar tetap bisa bersama Azka, walau pun hanya sebagai tempat menampung curahan hati, ia tidak akan marah.
Saat ia akan menjauh, Azka dan Thalita yang selalu mengajaknya ke mana pun mereka pergi, tetapi kenapa sekarang mereka seolah tidak membiarkannya masuk ke kehidupan mereka. Thalita terlalu buta dengan rasa cemburunya, sedangkan Azka terlalu buta dengan rasa cintanya. Itulah yang dipikirkan Aileen saat pulang dari rumah Azka seminggu lalu. Ia mendengarkan igauan Azka dan itu sudah cukup untuk menjelaskan semuanya. Azka berubah karena perempuan yang bernama Thalita. Aileen merasa marah dan kecewa, tetapi sekali lagi, dengan alasan supaya Azka tidak menjauhinya, Aileen menyimpan semua itu dalam hati saja. Tidak apa jika ada orang yang menggapnya bodoh, ia menyadari itu. Ia sudah berusaha melupakan semua rasa cintanya ini, tetapi semua usaha itu gagal ketika Azka muncul di hadapannya.
Aileen mengembuskan napas gusar. Ia kembali memeriksa pesan masuk di aplikasi chat-nya. Namun, sekali lagi kecewa karena terlalu berharap hinggap di hatinya, tidak ada balasan sama sekali dari Azka. Ia sudah mengirim pesan untuk meminta bantuan Azka enam jam lalu, tepatnya pukul lima pagi. Aileen mengambil tas punggungnya dan memakai jaket hitam yang tampak kusam karena selalu ia pakai. Jaket itu adalah pemberian Azka ketika ulang tahunnya yang ke-tiga belas.
"Aku harus ke rumah Azka. Siapa tahu dia masih tidur," gumamnya, menuju pintu keluar.
****
Mata Aileen tiba-tiba memanas, melihat kejadian di depannya. Ia terduduk di balik pohon besar yang ada di sebelah rumah Azka. Meski ini bukan pertama kalinya melihat kebersamaan Azka dan Thalita, tetapi tetap saja rasa sakit hati itu selalu sama sakitnya.
Aileen mengeluarkan ponselnya. Ia menekan lama angka satu di aplikasi panggilan dan otomatis memanggil Azka. Ia memang menempatkan nomor Azka sebagai nomor prioritas. Aileen menelepon Azka karena lelaki itu tengah memegang ponselnya dan berfoto ria dengan Thalita. Aileen melihat gerak-gerik Azka saat panggilan masuk datang ke ponsel lelaki itu. Azka melihat nama yang tertera di ponsel itu, tetapi bukan tombol angkat yang ia tekan, Azka malah menekan mode pesawat.
Aileen menatap ponselnya nanar, Azka memang sudah berubah. Namun, haruskah sedrastis itu? Ia jadi menyesal memendam semua perasaanya itu.
"Si Aileen, ya? Apa enggak bosen gangguin kamu mulu? Udah tahu pesan aja enggak dibales, malah nelpon. Jadi, cewek enggak ada harga diri banget," ucap Thalita ketus, melipat tangan di depan dada.
Jarak dari halaman depan dengan pohon memang dekat, sehingga Aileen dapat mendengar percakapan Thalita dan Azka. Ia mengerutkan dahi, kemudian memeriksa lagi room chatnya dengan Azka dan di sana hanya ada satu chat yang ia kirim.
Aileen Nathania
Ka, boleh minta tolong?
Hanya itu yang ada di room chat-nya dengan Azka. Aileen melihat chat sebelumnya dan itu pun dikirimkan Azka saat pertama Azka jadian dengan Thalita.
"Aku enggak bales chat dia, kok. Jangan marah gitu, dong. Mukanya jadi jelek," ledek Azka sambil mencubit pelan ujung hidung Thalita.
"Ka, kamu harusnya blok dia aja. Aku beneran enggak suka kamu ada hubungan sama dia," keluh Thalita.
"Kenapa emangnya?" tanya Azka.
"Di dunia ini tidak ada yang namanya persahabatan antara laki-laki dan perempuan yang murni. Semua itu pasti akan menimbulkan rasa cinta, entah itu salah satunya, atau kedua-duanya. Jika kamu bukan yang jatuh cinta, berarti Aileen yang jatuh cinta. Aku yakin kalau kamu tidak membatasi hubungan sama dia, dia bakal nikung aku. Aku enggak mau ditikung! Kamu sendiri yang sudah menentukan kalau kamu milih aku dan ninggalin Aileen." Thalita berucap dengan berapi-api.
Aileen menyentuh dada yang terasa sesak karena kata-kata Thalita begitu menyakitkan untuknya. Air matanya sudah turun tanpa diminta. Ia tidak menyangka orang baru itu begitu jahat, ia menyingkirkan orang lama yang tidak menahu apa kesalahannya.
"Gue tulus sahabatan sama Azka sampai rela mengubur semua perasaan gue ke dia. Nikung? Harusnya lo yang dapet cap itu, Tha. Lo datang baru-baru ini. Gue akui lo hebat karena tujuh tahun gue kalah sama tujuh hari lo buat dapetin hati Azka. Tapi apa harus sekejam itu?" tanya Aileen dalam hati.
Aileen menghapus air matanya dan menajamkan telinga ketika Azka terdengar akan berbicara.
"Iya, Sayang. Aku lebih sayang sama kamu. Jadi, jangan ngomong gitu lagi." Azka berkata dengan lembut dan memeluk Thalita.
Aileen mengatupkan mulut menenggelamkan wajah ke lipatan lututnya. Tangisnya sudah kembali pecah, tetapi ia tidak mau tangisannya terdengar. "Haruskah mencintai seorang laki-laki sesakit ini? Haruskah orang lama tergantikan dengan orang baru seperti ini? Kenapa harus terjadi padaku?" batinnya menjerit.
Azka dan Thalita tidak menyadari keberadaan Aileen sama seperti Aileen yang tidak menyadari bahwa ia tengah diperhatikan oleh laki-laki yang selalu memperhatikannya di mana pun. "Gue tahu lo sakit hati, Len. Kita akan balas mereka dengan cara kita bersama-sama. Orang-orang tersakiti seperti kita tidak boleh diam saja!"
To be continued ....
KAMU SEDANG MEMBACA
Stuck Friendzone (Tamat)
Teen Fiction[PART LENGKAP!!] Akibat perceraian kedua orang tuanya, membuat Aileen Nathania menjadi seorang gadis yang tak percaya adanya cinta. Penghianat yang dilakukan papanya kepada keluarganya membuat gadis itu menganggap bahwasanya semua lelaki itu sama. P...