Chapter (29) // SALAH SASARAN

722 50 14
                                    

"Ketakutan itu hanya bersifat sementara, tetapi penyesalan itu selamanya akan ada."

(Stuck Friendzone)

J A N G A N   L U P A   V O T E, 
K O M E N   D A N   S H A R E👍

Happy reading 🌻

Aileen terbangun dari tidurnya, lingkar hitam di bawah matanya tercetak jelas. Semalaman ia tidak bisa tidur, gara-gara memikirkan rencana yang akan ia dan Aldo lakukan. Walaupun ia sudah menyepakati perjanjian itu, tetapi pikirannya tetap saja tidak tenang. Ia takut kalau-kalau Azka terluka karena rencana ini, sungguh saat ini kepalanya pusing memikirkan konsekuensi terburuk dari rencananya kali ini. "Kenapa perasaan gue enggak enak, sih? Apa yang bakalan terjadi?" tanyanya dalam hati.

Dering ponsel mengalihkan perhatiannya. Nama Aldo tertera di layar persegi panjang itu, dengan segera ia menggeser tombol hijau.

"Halo, Len?" Suara dari seberang sana.

"Iya, Al. Kenapa?"

"Lo benar-benar yakin, kan?"

Aileen menghembuskan napasnya pelan seraya berkata, "Iyah, Al. Keputusan gue udah bulat."

"Ya udah, lo siap-siap sana! Jam delapan gue jemput." Aldo langsung mematikan panggilannya tanpa menunggu balasan dari Aileen.

"Gue harus yakin!" ucapnya meyakinkan keraguan hatinya.

****

Tok ... tok ... tok ....

"Sebentar!" teriak seseorang dari dalam.

Satu menit kemudian, seorang gadis keluar dari dalam. Aldo tersenyum ketika melihat penampilan Aileen yang berbeda dari biasanya.

"Iya-iya gue emang cantik. Enggak usah dilihatin kayak gitu, bisa-bisa mata lo copot." Ucapan Aileen membuat Aldo gelagapan.

"Tumben," balasnya, ketika menilai penampilan Aileen dari ujung kaki sampai ujung kepala. Gadis itu tampak lebih manis dengan menggunakan dress biru navi dan tas selempang berwarna hitam.

"Sengaja, biar Azka tau bukan cuman Thalita yang bisa. Gue juga bisa." Aldo terkekeh mendengar ucapan Aileen.

"Ya udah, ayok berangkat!" Kemudian keduanya masuk ke dalam mobil untuk menuju tempat yang akan digunakan untuk melakukan rencana mereka.

Setelah menempuh waktu sekitar tiga puluh menit, mobil yang mereka tumpangi telah sampai ke tempat yang Aldo ceritakan tadi. "Udah tau tugas lo, kan?" tanya Aldo.

Aileen mengangguk, kemudian ia merogoh ponselnya dan segera menelpon nomor Azka. "Halo, Ka."

"Apa, Len?" Aileen menahan tangisnya, ketika mendengar suara lelaki dari seberang sana. Ia sungguh merindukan lelaki itu.

"Gue mau ketemu sama lo. Kalau bisa ajak juga Thalita, biar makin rame," ucap Aileen, senyum tercetak di wajahnya. Bukan senyum bahagia, tetapi senyum penuh kepalsuan.

"Emang mau ngapain?"

"Lo ke sini aja. Entar gue jelasin, deh!"

"Oke! Lo kirim alamatnya di mana, gue langsung ke sana sama Thalita," balas Azka.

Aileen memutus panggilan telponnya dengan Azka. Gadis itu mengusap air matanya kasar, melihat akan hal itu membuat Aldo semakin naik pitam. "Tunggu permainan gue, Ka!"

"Gimana, Len? Azka mau, kan?" tanya Aldo.

"Iyah, Al. Dia mau jemput Thalita dulu," jawab Aileen, Aldo tampak mengangguk-anggukkan kepalanya tanda ia mengerti.

"Lo udah yakin, kan?" Aileen menatap Aldo dalam, ada raut kegelisahan di wajah gadis itu.

"Lo enggak usah nanya kayak gitu lagi, Al. Udah dua kali lo bilang kayak gitu ke gue," jawab Aileen kesal. Ia memutar bola matanya malas ketika melihat Aldo yang sejak tadi tampak tenang dan bahagia.

****

"Ngapain sih ke sini, Ka?" tanya Thalita ketika keduanya sampai di taman yang Aileen suruh.

"Aileen mau ketemu sama aku."

"Aku kan udah bilang sama kamu, kalau kamu udah enggak boleh berhubungan sama Aileen lagi," balas Thalita menggebu-gebu, sepertinya gadis itu sangat membenci sahabat pacarnya itu.

"Tha ... aku enggak bakalan suka sama Aileen. Dia itu udah aku anggap adik aku," tutur Azka, mencoba memberi pengertian kepada pacarnya itu.

"Terserah kamu!"

"Udah jangan marah. Aku tetap sayang sama kamu, kok." Azka mencubit pipi Thalita gemas. Sepasang kekasih itu tidak menyadari seorang gadis yang tengah menahan rasa sakit hatinya.

"Gue ada di sini, Len. Lo enggak bakalan ngerasain sakit lagi," batin lelaki yang tengah duduk di belakang kemudi yang tidak jauh dari tempat persembunyian gadis itu.

"Ka, aku mau ke kedai itu dulu," ucap Thalita manja, seraya menunjuk kedai es krim di pinggir jalan.

"Biar aku aja yang beli, Tha." Thalita mengeleng, tidak seperti biasanya gadis itu mau membeli sesuatu sendiri.

"Aku mau beli sendiri, Ka."

"Ya udah kamu hati-hati. Aku mau nelpon Aileen dulu," ucap Azka.

"Kalau aku udah balik ke sini, terus Aileen belum datang, kita pulang aja." Azka mengangguk, kemudian Thalita melangkah meninggalkan Azka terduduk di bangku taman.

"Gue udah tebak lo bakalan ke sana, Tha," batin seseorang.

Baru satu langkah kakinya menapak ke jalan aspal, tiba-tiba sebuah mobil melaju sangat kencang dari samping kanannya. Namun siapa sangka, Azka dengan sigap berlari dan mendorong tubuh Thalita. Thalita terjatuh, kepalanya membentur trotoar. Sedangkan tubuh Azka tidak bisa menghindar karena jarak antara mobil itu sudah sangat dekat.

"Azka!!" teriak Aileen, gadis itu syok saat melihat sahabatnya terpelanting hingga terbentur kaca depan mobil.

Aileen berlari menghampiri tubuh Azka yang sudah berlumur darah, wajah lelaki itu penuh luka akibat pecahan kaca mobil Aldo. "Gue nyesel ngelakuin ini, Ka. Maafin gue," ucap Aileen seraya memeluk tubuh Azka.

"Ternyata lo yang ngelakuin ini semua!" Tubuh Aileen menegang, ia tidak sadar masih ada Thalita di sini.

"Gue bisa jela--"

"Pembunuh!" sela Thalita cepat, ia mendorong tubuh Aileen agar menjauh dari Azka.

"Ini enggak seperti yang kamu pikirin, Tha."

"Lo pasti iri kan sama gue! Makanya lo ngelakuin ini semua! Dasar pembunuh!" cibir Thalita.

"Tapi gue enggak niat nyelakain Azka!" ucap Aileen tidak terima.

"Pergi dari sini!"

"Enggak!"

"Per--" ucapan Thalita terpotong, ketika merasakan cairan hangat yang menyentuh tangannya. Ia menatap kepala Azka uang mulai mengeluarkan banyak darah.

"Tolong! Tolong!" jerit Thalita meminta bantuan orang-orang. Aileen pun tidak tinggal diam, gadis itu segera menelpon ambulans untuk membawa Azka ke rumah sakit.


****

To be continued ....

Stuck Friendzone (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang