"Kata nyaman ada di antara kita. Namun, statusnya hanya sebatas teman."
(Stuck Friendzone)
J A N G A N L U P A V O T E,
K O M E N D A N S H A R E👍Happy reading 🌻
"Ampun, Len," ucap Azka, tangannya menutupi wajahnya. Takut kalau Aileen kembali akan melempar bola ke wajahnya.
"Dasar cowok lemah! Sama gue aja takut!" Aileen meninggalkan Azka yang masih duduk menutupi wajahnya.
Gadis itu mendribble bola dengan lihai, seakan-akan bola itu sudah sangat patuh dengannya. Gadis itu nampak melakukan ancang-ancang untuk melakukan gerakan shooting dengan jarak hampir dua meter dari ring. Ia mulai melompat dan bola masuk ke ring tampa meleset. Azka dibuat menganga dengan keahlian sahabatnya itu.
"Alien!" Gadis itupun menengok ke arah pinggir lapangan.
"Stop manggil gue alien, nama gue itu Aileen!" sahutnya dengan nada kesal, sedangkan lelaki itu hanya menampilkan senyumnya.
Azka berjalan menghampiri Aileen, tangannya meraih kepala gadis itu dan memeluknya. Aileen hanya diam, ketika Azka melakukan itu. Dadanya kembali bergemuruh, ia meruntuki dirinya sendiri. Bagaimana nanti jika Azka mendengar debaran jantungnya? Bisa-bisa lelaki itu akan mengejeknya habis-habisan.
Azka menangkup wajah Aileen. "Dengerin gue, Len. Lo itu spesial di hidup gue, jadi panggilan itu khusus untuk lo," jelas Azka, gadis itu hanya diam. Ia seakan terhipnotis dengan tatapan mata Azka.
"Spesial?" beonya, Azka mengangguk seraya tersenyum. Aileen akui sahabatnya itu akan terlihat sangat tampan ketika ia tersenyum.
"Iyah, lo itu spesial." Wajah Azka semakin mendekat, jarak mereka hanya tinggal beberapa senti saja. Bahkan Aileen dapat merasakan hembusan napas lelaki itu. Azka semakin memajukan wajahnya, sedangkan Aileen menutup matanya menunggu apa yang akan sahabatnya lakukan.
"Kek alien!" pekik Azka tepat di telinga Aileen. Gadis itu refleks menampar wajah Azka, lelaki itu mengaduh kesakitan. Karena jujur tamparan Aileen itu sangat menyakitkan.
"Rasain!" ujar Aileen, meninggalkan Azka yang kesakitan. Gadis itu memanjat rumah pohon buatan ayah Azka. Rumah pohon itu tampak kokoh, padahal sudah hampir lima tahun usianya.
"Lo kok jahat banget sih, Len. Sakit tau," gerutu Azka, tangannya masih setia mengelus pipinya yang memerah akibat tamparan sahabatnya itu.
"Salah lo sendiri! Siapa suruh ngerjain gue!"
"Gue kan cuman becanda, Len. Yailah, gitu aja ngambek lo alien." Aileen tak menggubris ucapan Azka, ia asyik dengan rubiknya.
"Len, gue mau ngomong sesuatu," ucap Azka, Aileen menoleh ketika mendengar nada serius yang diucapkan lelaki itu.
"Ngomong apa?"
"Minggu depan anak Trisakti ngajakin tanding basket. Katanya kalau kita enggak mau ikut, sekolah kita dikatain banci dan lo tau sendiri kalau sekolah kita emang musuhan dari dulu sama anak Trisakti," tutur Azka menjelaskan kegelisahannya.
"Wah, macam-macam dia sama anak Garuda!" ucap Aileen tidak terima, ia memang tidak suka jika ada orang yang menghina sekolahnya.
"Lo mau kan bantuin gue?"
"Lo enggak usah sungkan minta bantuan sama gue, Ka. Kita udah sahabatan hampir tujuh tahun. Kalau lo butuh bantuan gue, tinggal bilang pasti gue bantu." Mendengar penuturan dari Aileen membuat Azka merasa sangat senang. Ia langsung memeluk Aileen dengan erat, didekapnya tubuh gadis yang selalu menemani suka dukanya selama ini.
"Gimana gue enggak berharap sama lo, Ka. Kalau sifat lo bikin gue nyaman," ucapnya dalam hati. Ia membalas pelukan hangat lelaki itu, Aileen bersyukur bisa bertemu dengan Azka.
"Makasih, Len. Gue beruntung banget punya sahabat kayak lo." Aileen menarik diri hingga pelukan itu terlepas. Ia tersenyum ke arah lelaki di depannya.
"Lo pernah bilang, kan? Dalam persahabatan enggak ada yang namanya terima kasih dan maaf," balas Aileen, lelaki itu tersenyum.
****
Perempuan itu berlari mengelilingi lapangan belakang rumahnya. Sudah hampir dua puluh putaran tetapi lelaki yang ia tunggu belum muncul batang hidungnya.
"Azka ke mana, sih? Katanya mau tanding, tapi disuruh latihan susah banget!" Aileen duduk di pinggir lapangan, matanya melirik jam tangannya yang sudah menunjukkan pukul delapan. Gadis itu menghembuskan napasnya kasar, ia sangat tidak suka dengan orang yang tidak disiplin waktu. Padahal Azka kemarin sudah berjanji pukul tujuh dia akan datang. Tapi nyatanya sampai saat ini, lelaki itu belum datang.
"Eh, maaf gue telat," ucap lelaki itu. Ia tampak mengatur napasnya yang tersengal-sengal.
"Lo darimana aja, Ka! Gue udah nunggu lo dari jam tujuh!" jawab Aileen dengan nada kesal.
"Hehehe ... maafin gue, yah. Gue tadi ketiduran." Azka menampilkan cengirannya, ia sudah menduga sahabatnya itu akan mengamuk padanya karena terlambat.
Lagi-lagi Aileen menghembuskan napasnya, sahabatnya ini memang susah diajak hidup disiplin. "Lo pemanasan dulu sana!"
"Gue udah panas, Len. Tadi gue lari dari rumah sampe sini, lo enggak lihat napas gue mau habis?" jelasnya, masih mencoba mengatur napasnya.
"Yaudah, kita langsung latihan aja."
Aileen mengajarkan beberapa trik yang sering ia pakai dalam bermain basket. Ia mengajarkan gerakan lay-up, shooting, pivot dan yang terakhir ia mencontohkan teknik yang tepat dalam melakukan gerakan slam dunk atau gerakan memasukan ring dengan tubuh melayang. Walaupun tubuh Aileen tidak terlalu tinggi, tetapi gadis itu berhasil melakukannya.
Azka dibuat menganga dengan keahlian sahabatnya itu. Ia tidak menyangka Aileen sangat pandai melakukan teknik slam dunk yang menurutnya adalah gerakan yang sangat susah untuk dilakukan. Karena ia tahu tidak semua pemain basket dapat melakukan dengan sempurna.
"Nih, gue udah nyontohin teknik-tekniknya. Gantian lo yang nyobain," ucapnya seraya menyodorkan bola yang ia pegang.
"Lo hebat banget, Len. Bahkan gue belum pernah lihat cewek yang bisa main basket sehebat lo," ujarnya memuji sahabatnya itu.
"Gue kan punya trik rahasia. Dan lo enggak bakalan bisa," ejeknya sambil tertawa meremehkan.
"Lo mah gitu sama gue!" rajuknya, Aileen tertawa melihat ekspresi kesal Azka. Lelaki itu seperti anak kecil yang tak dituruti keinginannya.
"Ka, lo mau ke mana?" pekiknya ketika melihat sahabatnya itu menjauh dari lapangan.
"Ka, jangan marah dong! Masa cowok suka ngambek!" Tidak ada balasan dari Azka. Lelaki itu masih setia diam tak bersuara.
"Yaudah, deh. Ayok latihan lagi, Ka." Lagi-lagi Azka hanya diam. Tiba-tiba terlintas ide di pikirannya, seolah ada lampu yang menyala di atas kepalanya.
"Kalau lo maafin gue, entar bakalan gue ajarin trik rahasianya teknik slam dunk." Matanya seolah berbinar mendengar pernyataan gadis di depannya ini.
"Lo enggak bohong kan, Len?" tanyanya memastikan. Gadis itu mengangguk mengiyakan dan lagi-lagi Azka memeluknya. Dalam hatinya Aileen berharap pelukan ini akan selalu ada ketika ia membutuhkannya.
"Yaudah, ayok latihan lagi." Azka mengangguk, keduanya kembali berlatih. Aileen bahagia ketika melihat Azka dapat tertawa seperti ini.
To be continued ....
Sampai jumpa di part selanjutnya 👋
Salam manis
tanpa pemanis buatan💕
Dwi_nrmlsary28 dan tapak_Kata
KAMU SEDANG MEMBACA
Stuck Friendzone (Tamat)
Teen Fiction[PART LENGKAP!!] Akibat perceraian kedua orang tuanya, membuat Aileen Nathania menjadi seorang gadis yang tak percaya adanya cinta. Penghianat yang dilakukan papanya kepada keluarganya membuat gadis itu menganggap bahwasanya semua lelaki itu sama. P...