EXTRA PART (1)

119 11 1
                                    

"Lelaki sejati adalah lelaki yang berani datang dan meminta izin kepada orang tuamu. Bukan yang hanya bisanya mengobral janji manis."

(Stuck Friendzone)

J A N G A N   L U P A   V O T E,
K O M E N   D A N   S H A R E👍


Happy reading 🌻

Suasana di ruangan itu tampak memanas, membuat seorang laki-laki berkaus biru itu duduk tidak nyaman. Hatinya tengah resah, apalagi tatapan tajam dari orang di hadapannya tak juga beralih. Ia yang tadinya menunduk, akhirnya memutuskan untuk melirik sebentar orang di hadapannya.

"Kenapa kamu? Takut sama saya?" Suara orang itu begitu tegas, membuat laki-laki yang ternyata Aldo itu semakin gugup.

"Saya ... sama anak Om ...."

Orang di hadapan Aldo tampak semakin marah. "Kenapa dengan anak saya? Kamu tidak sopan sekali pulang malam seperti ini. Ini sudah sangat sore! Kamu mau bawa pengaruh buruk buat anak saya?"

"Bukan itu, Om." Aldo menggerakan kedua tangan dengan gerakan seperti tengah melambai. "Tadi kami latihan basket. Kami pulang jam lima, tapi jalanan macet. Om, tahu sendiri kalau sore Jakarta selalu macet. Tadi ... saya bilang Aileen buat telpon Om, tapi enggak ada jawaban. Saya minta maaf, Om. Tadi ... saya ajak anak Om makan dulu di kafe." Aldo berkata gugup dengan pandangan yang menatap sepatu olahraganya.

Aldo sekarang merutuk dalam hati karena sama sekali tidak terlihat jantan di depan papa Aileen, calon mertuanya. Ah, Aldo merutuk lagi karena berpikir terlalu jauh. Hubungannya dengan Aileen pun masih di ambang ketidakjelasan. Atau, lebih jelasnya cewek yang menjadi pujaannya itu belum menjawab pernyataan cintanya.

Selama beberapa bulan belakangan sejak ulang tahun Aileen yang ke-tujuh belas, Aldo merasakan benih-benih cinta tumbuh di hatinya terhadap Aileen. Terlebih setelah kejadian dulu, gadis tomboi yang suka basket itu meminta bantuannya untuk move on dari Azka. Aldo tentu saja mau membantu, apalagi ia butuh seseorang yang membantu untuk mengenyahkan semua pikiran jahat dan dendam pada Thalita. Ia menyadari kalau semua itu terjadi karena takdir Tuhan, setidaknya itulah yang ia percaya dari nasihat Aileen.

Gadis itu memiliki banyak kelebihan dan keunikan yang tidak pernah disangka Aldo. Aileen yang terkadang bersikap manja dan lebih terbuka padanya, menjadikan laki-laki sebatang kara itu mantap menaruh hati. Namun, saat mengungkapkan perasaannya, Aileen selalu saja mengalihkan pembicaraan atau biasanya menjawab kalau ia belum mau menjalin hubungan lebih khusus dengan orang lain. Aldo mengerti dan ia tidak pernah memaksa gadis itu untuk menerimanya. Ia malah bersyukur karena Aileen yang menolak secara tidak langsung itu tidak menjauhinya. Gadis itu bahkan lebih terlihat nyaman berada di dekatnya.

Namun, satu kebodohan kembali diucapkan Aldo ketika mereka pulang ekstrakurikuler basket hari ini. Ia tidak sengaja bilang kalau dirinya sangat cinta pada Aileen dan meminta gadis itu menjadi pacarnya.  Namun, jawaban Aileen tampaknya sama, dia menolak dengan halus. Aldo kembali mengerti dan bersabar. Lelaki itu terkejut karena melihat Wijaya--papanya Aileen--menatap dirinya dengan tatapan garang. Laki-laki paruh baya itu mengintimidasi dirinya dan ingin berbicara dengan Aldo. Alhasil saat inilah ia harus berperang dengan kegugupan dan ketakutan berhadapan dengan orang yang lebih tua darinya itu.

Aldo berdoa dalam hati agar Aileen segera ke sini dan menyuruhnya pulang. Laki-laki itu tampak kesusahan untuk bersikap, ia sama sekali belum pernah berada di situasi secanggung ini dalam hidupnya.

"Kamu sudah punya pacar?"

"Belum, Om," jawab Aldo, masih setengah gugup.

"Jadi, kamu lagi pdkt sama anak saya? Mau jadiin anak saya sebagai pacar kamu? Kamu cinta sama dia? Atau, tadi kalian pacaran dulu?" tanya Wijaya, beruntun.

Stuck Friendzone (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang