19. Let's See Who's Lying

249 49 2
                                    

Dahyun memoleskan cat pada rambut panjang pelanggannya, pikiran wanita itu melayang memikirkanmu. Sudah tiga minggu berlalu sejak pertunanganmu, namun entah mengapa kamu merasa tidak bahagia akan itu. Dahyun memiliki firasat yang buruk, perkataan Hanbin terngiang di telinganya, bagaimana jika yang dikatakan Hanbin itu benar?

"Mina, tolong gantiin saya dulu." Dahyun memerintah salah satu pegawainya yang langsung dituruti gadis itu.

Segera Dahyun melepas sarung tangannya kemudian mengambil handphone yang ada di saku celemeknya. Jemarinya bergerak lihai untuk menekan satu nomer.

"Halo... nape?" Suara menyebalkan Brian terdengar di handphone Dahyun. Gadis itu langsung masuk ke dalam ruangannya.

"Lu dimana? Keknya kita butuh ngobrol deh soal Nana." Dahyun berucap cemas, bahkan jemarinya sudah mengetuk pelan meja kerjanya.

"Gue abis latihan band lah. Minggu depan kan gue konser di ICE. Lupa ya lu?" Diseberang sana, Brian sedang menghanduki rambutnya yang penuh dengan keringat, maklum saja, tiga jam dia harus berlatih untuk konser dan lagu baru.

"Engga lupa lah anjir. Lu dimana? Gue bener-bener mau ngomong. Mau ketemu di cafe aja? Atau gue yang ke elu?" Dahyun melepas celemeknya kemudian mencuci tangannya di wastafel hendak bersiap untuk pergi.

"Gue aja yang ke elu. Disini bau keringet, apa lagi keringetnya Dowoon. Gue ke salon lu dah, jangan ke cafe, takut ada paparazzi. Tapi gue mandi dulu bentar." Brian bangkit kemudian langsung meraih handuk baru, Dahyun mengangguk mengerti kemudian mematikan sambungan. Memang harus ada yang diselidiki disini.

•••

"Apaan nih? Jangan bilang mau ngecat rambut gue." Brian menyelonong masuk ke dalam ruangan kerja Dahyun, segera lelaki itu melepaskan masker dan tudung hodienya. Akhirnya Brian bisa bernafas lega tanpa diikuti paparazzi.

"Bukan lah anjir. Ini soal Nana, lu ngerasa ada yang salah ngga sih sama Jaehyun?" Dahyun berucap to the point sambil melangkah ke kulkas untuk mengambilkan beer pada Brian. Lelaki itu tampak mengangguk namun sedikit ragu.

"Gue tuh baru kenal Jaehyun, dan apa lagi Hanbin. Baru banget gue kenal mereka berdua. Tapi tadi pagi tiba-tiba Bobby telpon gue, nanyain menurut gue, Jaehyun tu gimana. Ya gue jawab mane gue tau." Brian menaik turunkan pundaknya menyebalkan, membuat Dahyun rasanya ingin melempar Brian dari jendela ruangannya.

"Ya berarti Kak Bobby sampai telepon gitu, artinya Kak Bobby juga ngerasa ada yang salah dong?" Dahyun mengerutkan kening, badannya condong pada Brian untuk mengajak lelaki itu berfikir. Perlahan, Brian mengangguk setuju.

"Apa kita awasin Jaehyun ya?" Brian membuka suara pelan kemudian meneguk beernya. Dahyun langsung mengangguk antusias setuju, kemudian baik Brian maupun Dahyun terjebak dalam keheningan masing-masing, memikirkan bagaimana cara yang tepat untuk membuntuti lelaki itu.

Tanpa aba-aba, Brian mengambil handphonenya kemudian menekan kontak telepon yang sama sekali tidak pernah dia jangkau sebelumnya. Akhirnya Brian memutuskan untuk menelpon Jaehyun, beberapa saat menunggu, Jaehyun mengangkat saat menit deringan terakhir.

"Halo, Brian?" Jaehyun bertanya ragu karena takut jika pengelihatannya salah.

"Yoi, Bro. Ini gue Brian. Lu dimana?" Tanya Brian santai seakan-akan dirinya bertanya tanpa tujuan tertentu.

"Lagi di cafe sih, habis ke percetakan undangan sama Nana. Gimana?" Jaehyun memang tidak berbohong, dia baru saja bersamamu untuk mengatur percetakan undangan pernikahan kalian, bahkan semua sudah beres dan masuk proses pencetakan. Hanya saja lelaki itu langsung mengantarkanmu kembali ke kantor kemudian Jaehyun menuju ke cafe karena Hyuna sudah menunggu. Agak lega saat Brian tidak curiga menanyakan apakah Nana masih bersamanya.

"Cuma mau mastiin nih... jadi dateng ke konser gue ngga? Soalnya mau dapet benefit backstage pass gitu." Brian berbohong, ini hanya salah satu modusnya untuk mengetahui keberadaan Jaehyun.

"Wah... gue lagi di starbucks nih. Lagi repot, ntar kapan-kapan aja gue ambil pass-nya di rumah lu. Buat gue sama Nana kan?" Jaehyun berkata santai, tanpa di ketahui, apa yang diharapkan Brian sudah didapat, Jaehyun mengatakan posisi keberadaannya.

"Iye buat Nana juga. Yaudah kalo gitu kapan-kapan gue anter juga ngga papa, salam buat Nana." Brian berucap santai kemudian memutuskan sambungan. Dahyun yang sedari tadi menyimak hanya mampu menganggukkan kepalanya mengerti.

"Gimana? Mau lanjut di awasin? Orang dia lagi sama Nana." Brian berucap santai, namun Dahyun justru malah tertawa keras.

"Hahaha! Gini nih begonya cowok, Jaehyun ngga bilang dia di cafe sama siapa loh... dia cuma bilang kalo habis dari percetakan sama Nana. Coba telepon Nana kalo ngga percaya." Dahyun berani bertaruh, sedangkan Brian masih mengerutkan kening tidak mengerti.

"Bego... emang dasar gue doang yang pengalaman sama cowok playboy. Gue aja deh yang telepon Nana." Dahyun berdecak kesal kemudian segera menghubungimu.

"Ya masa gue urusannya sama playboy, gue masi doyan cewek." Brian protes, namun sebelum Dahyun berhasil membalas, kamu sudah terlebih dahulu mengangkat telepon Dahyun.

"Halo, beb... dimane?" Dahyun bertanya tanpa basa-basi. Di seberang sana, kamu hanya tertawa kecil sambil membuka beberapa dokumen revisian.

"Di kantor lah. Kenapa?" Kamu menjawab dengan santai seakan-akan semua baik-baik saja. Setidaknya memang kamu merasakan itu tanpa tau bahwa sekarang Jaehyun sedang bersama wanita lain.

"Oh gitu. Mau mastiin aja besok Sabtu jadi nonton Brian kan?" Dahyun bertanya sekedar basa-basi untuk memastikan lokasimu, begitu tau bahwa kamu di kantor, Brian langsung mendenguskan nafas keras, mengumpat pada Jaehyun.

"Jadi kok. Eh bentar gue di panggil atasan." Kamu segera menutup telepon saat ketua grup memanggilmu. Dahyun langsung tersenyum miring menatap Brian.

"Ayo ke starbucks." Brian langsung bangkit menggunakan maskernya.

•••

Dahyun duduk di balik kemudi, sedangkan Brian dengan kacamata hitamnya di samping Dahyun masih sibuk mengunyah cemilan. Mereka berdua berhenti tepat di depan Starbucks, mengamati Jung Jaehyun yang sedang bersama wanita di balik kaca toko itu.

"Wah wah... parah. Ckckck." Dahyun menggelengkan kepalanya tidak percaya.

"Cepet cepet foto!" Dahyun menepuk keras paha Brian hingga lelaki itu mengaduh kesakitan.

"Ah elah masih gitu doang, siapa tau temennya doang kan? Mereka ngga ciuman atau pelukㅡ HAH OMAMA! ANJIR CIUMAN! FOTO ANJIR!" Brian begitu terkejut langsung menepuk keras lengan Dahyun hingga hampir terjungkal. Dengan cepat mereka berdua mengambil handphone langsung mengabadikan momen tersebut sebagai bukti. Mereka melihat dengan jelas bagaimana Jaehyun mencium Hyuna dengan penuh nafsu. Dahyun sudah mengumpat bukan main.

"Ceweknya hot, booorrr!" Kini Brian mengganti mode kameranya menjadi vidio, Dahyun hanya bisa memutar matanya jengah. Dasar lelaki!

Tidak lama, Jaehyun dan Hyuna keluar dari cafe dengan posisi saling berangkulan, mereka langsung masuk ke mobil sedan hitam Jaehyun. Pun dengan cepat Dahyun langsung menancapkan gas penuh pada mobilnya, mengikuti dengan pasti mobil Jaehyun melaju. Brian menganga terkejut saat Jaehyun dan Hyuna masuk ke dalam sebuah hotel.

"Wah anjir. Gak bisa gini... gue harus telepon Nana." Brian dengan cepat langsung mengetuk tab panggilan, namun Dahyun segera mencegahnya.

"Ngga! Jangan. Kita telepon Kak Hanbin dulu, Kak Hanbin yang ngasih tau kita dan mulai semua ini. Mending kita serahin masalah ini ke Kak Hanbin, biar nanti kita bisa kasih tau Nana dengan cara yang bener." Dahyun menahan tangan Brian, sedangkan lelaki itu nampak diam beberapa saat dan akhirnya mengangguk untuk setuju. Akhirnya Dahyun dengan cepat menghubungi Hanbin.

Euphoria Season 1 • Hanbin (B.I) iKON ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang