29. Family Time

249 47 0
                                    

"Ini warna hijau, daun kan warna hijau, sayang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ini warna hijau, daun kan warna hijau, sayang." Kamu berkata lembut pada Sela yang saat ini sedang mewarnai buku denganmu, di tanganmu juga sudah tergenggam apik sebuah crayon berwarna merah untuk mewarnai buah apel.

Sela mengangguk antusias.

"Kalo katak, warnanya hijau juga ya, Tante..." Sela mengoceh, kamu tersenyum kemudian mengangguk.

"Iya dong. Terus apa lagi yang warna hijau?" Kamu kembali bertanya pada Sela, gadis itu nampak berfikir sejenak sebelum akhirnya kembali tersenyum antusias.

"Cㅡ cㅡ cshrek! Yang kaya ayah!" Sela terbata-bata saat harus menyebutkan Shrek yang sontak langsung membuatmu tertawa terpingkal pingkal bersama Sela. Sela yang merasa bahagia langsung naik ke pangkuanmu dan memeluk lehermu masih sambil tertawa.

Cup! Cup! Cup!

Sela terus menciumi pipimu begitu gemas, tanda bahwa ia sudah sangat nyaman bersamamu. Kamu pun langsung menyambut ciuman itu dengan senang. Wangi tubuh Sela selalu bisa membuat pikiranmu lebih rilex, mengalihkan keteganganmu oleh tekanan yang beberapa waktu ini terus menghantui pikiranmu.

Kamu sudah terbiasa untuk menghabiskan waktu di rumah Hanbin, bahkan jika sehari kamu tidak hadir, Sela akan terus mencarimu dan menerormu dengan sejumlah telepon dari nomer Mbak Dinah. Untung saja ayah dan ibumu malah senang saat melihatmu juga ikut tertawa, mereka bahkan mempersilahkan kamu untuk menginap di rumah Hanbin meskipun belum pernah kamu laksanakan. Semua butuh proses.

"Wah wah... cium cium tante Nana. Ayah ngga di cium?" Hanbin tersenyum di ambang pintu mengamati kalian berdua. Sela yang melihat ayahnya langsung loncat dari pangkuanmu.

"Ayaaahhh!!" Sela berseru senang, akhirnya Hanbin berjongkok sambil membuka kedua tangannya, bersiap untuk menangkap tubuh kecil sang putri yang amat ia sayangi. Pun Hanbin juga tertawa sangat senang saat Sela menciuminya.

"Jalan-jalan yuk? Sama Tante Nana juga? Mau?" Hanbin bertanya lembut pada Sela yang langsung menjawab dengan antusias. Gadis itu bersorak dan langsung berlari ke lemari untuk mengambil jaketnya, kamu tertawa melihat tingkah Sela sedangkan Hanbin melihatmu yang tersenyum juga turut ikut tersenyum.

"Ayo Na... kita jalan-jalan." Hanbin mengulurkan tangannya padamu, akhirnya kamu mengangguk kemudian menerima uluran tangan itu dengan senang. Tidak ada salahnya bukan, untuk menyatukan kedua tangan yang sama-sama kosong?

•••

Kamu tersenyum menatap Hanbin yang asik bermain prosotan bersama Sela, kamu ikut berlari saat Sela sengaja menjatuhkan tubuhnya pada rerumputan untuk mendapatkan perhatianmu. Kamu menangkap tubuh mungil gadis itu dengan cepat kemudian tertawa bersama, tidak lama kemudian Hanbin juga muncul dari perosotan dan tertawa saat tubuhnya menubruk tubuh kalian pelan.

"Ayah badannya gede tapi macih cuka main pelocotan hiii!"

Sela menunjuk Hanbin dengan jemari kecilnya, karena gemas, Hanbin langsung memeluk tubuh kecil Sela keatas pangkuannya. Pun akhirnya Sela tertawa geli saat merasakan kecupan Hanbin yang bertubi-tubi, di ikuti juga dengan tawamu yang menyambut melihat tingkah laku mereka berdua. Perlahan tanganmu terulur untuk membenarkan letak baju Sela.

"Ya ampun... anget banget keluarganya, neng. Bikin ngiri!" Seorang ibu-ibu kompleks tiba-tiba lewat membuatmu juga mau tidak mau tersenyum menyapa, sedangkan Hanbin langsung menggaruk belakang kepalanya malu. Sang ibu yang melihat langsung tersenyum dan kembali berlalu.

"Ayah! Kita keluarga ya! Tante Nana jadi Bundanya Cela! Ya ya ya??" Sela berseru dengan senang, sedangkan Hanbin langsung panik karena tidak enak denganmu, namun sebaliknya kamu malah tertawa menyambut perkataan Sela.

"Iya sayang, kita keluarga kok." Kamu tersenyum, menjawab bermaksud untuk menghibur Sela. Tentu saja gadis kecil itu bersorak gembira, benar-benar senang karena Sela haus akan sosok figur seorang Ibu, dan nyatanya Sela benar-benar jatuh hati padamu. Iya, Sela mengharapkan yang lebih padamu bukan hanya Hanbin.

"Cela mau manggil Tante Nana jadi Bunda cekarang! Yey!" Sela langsung memelukmu begitu senang, kamu hanya mampu menyambut turut senang dan mengecupi kening Sela yang harum khas bayi. Hanbin melihat pemandangan itu sesekali mengabadikan momen spesial yang tercipta dengan kamera handphonenya. Perlahan, Hanbin menggenggam tanganmu untuk berbagi kehangatan, menyalurkan rasa cinta yang meletup padamu.

"Makasih ya." Hanbin mendekatkan wajahnya padamu dan berbisik, kemudian kamu merasakan kehangatan yang menyita. Hanbin mengecup pipimu lembut, jantungmu berdetak cepat, bahkan Hanbin kini masih tersenyum dengan jarak wajah yang begitu dekat. Sial! Wajahmu memanas.

•••

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Euphoria Season 1 • Hanbin (B.I) iKON ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang