31. A Box of Chocolate

205 43 0
                                    

Jungha menghentikan mobilnya di sebuah tepi taman kompleks yang terlihat tenang. Gadis itu mengamati dengan seksama di setiap sudut taman hingga matanya menemukan satu sosok yang ia cari, Jungha tertawa puas. Targetnya di depan mata. Sela.

"Wah... udah gede juga boneka aset gue." Jungha tersenyum senang saat melihat Sela sedang asik bermain di atas pasir putih sendirian, karena beberapa saat yang lalu, Mbak Dinah baru saja meninggalkannya untuk mengambil tisu basah.

Dengan pasti, Jungha meraih salah satu box coklat yang ia beli kemudian turun dari mobil. Langkahnya terus mendekat pada Sela hingga anak itu mendongak curiga sekaligus kaget. Namun saat Jungha melepas kacamata hitamnya dan tersenyum, entah mengapa Sela merasa aman.

"Tante capa?" Sela bertanya begitu polos, sedangkan Jungha hanya tersenyum gemas kemudian memberikan satu box coklat pada Sela.

"Tante cuma mau kenalan sama adek. Adek namanya siapa?" Jungha bertanya begitu lembut, gadis itu tau bagaimana cara mendekati anak kecil. Atau lebih tepatnya, ia tau cara menghasut.

"Cela... Kim Cela. Tante capa?" Sela masih bertanya karena penasaran, sedangkan alih-alih menjawab, Jungha hanya tersenyum kemudian dengan pelan, tangannya terulur untuk membenahi rambut Sela. Perlahan dan pasti, gadis itu mengikat rambut panjang Sela dengan telaten, sedangkan Sela menurut karena sentuhan tangan Jungha terasa nyaman untuknya.

"Panggil aja Tante Cantik. Boleh kan Tante ketemu Sela tiap hari? Nanti Tante bawain permen yang banyak." Jungha berbisik pada Sela, tentu saja gadis polos itu tersenyum senang dan mengangguk bersemangat.

"Boleh! Cela mau main sama Tante." Sela berseru kegirangan, namun tidak lama, Jungha melihat Mbak Dinah yang terlihat dari kejauhan keluar dari rumah Hanbin. Jungha segera bangkit.

"Besok ketemu lagi ya disini, Sela sendirian ya? Sampai ketemu besok, sayang." Jungha melambai sambil mendekatkan dirinya pada mobil, Sela juga mengangguk dan melambai bersemangat.

•••

"Pak Hanbin..."

Mbak Dinah memanggil Hanbin yang baru saja memasuki rumah bersamamu, bahkan ia masih lengkap dengan jas kantornya, niat awal lelaki itu untuk langsung ke kamar Sela gagal seketika. Kamu yang melihat raut khawatir dari Mbak Dinah juga ikut mempertanyakan keadaan.

"Tadi saya sama Sela ke taman, Pak. Terus saya balik ke rumah buat ambil tissue basah yang ketinggalan. Saya cuma bentar aja, Pak. Tapi tiba-tiba Sela dapat coklat terus Sela sendiri ngga tau dari siapa. Katanya dari Tante cantik. Maaf Pak, maaf saya lalai."

Kamu yang turut mendengarkan penuturan itu langsung panik dan masuk ke dalam kamar Sela, Sela yang sedang menonton kartun langsung terkejut dengan kehadiranmu, namun gadis itu kembali tersenyum. Kamu lega seketika.

"Bunda Bunda... Cela dapet coklat!" Sela menunjukkan kotak coklat yang masih lengkap membuatmu langsung panik mendekat.

"Sela dapet dari siapa?" Kamu bertanya panik kemudian mengecek coklat tersebut, masih bersegel asli dari pabrik, dan kamu tau bahwa itu adalah coklat mahal. Setidaknya bisa sedikit mengatasi kekhawatiranmu karena tidak sembarang orang bisa membelinya.

"Cela tadi dapet dali Tante cantik, Tantenya mau main cama Cela." Sela berucap polos namun takut jika di marahi, seketika kamu langsung memeluk tubuh kecil gadis itu begitu khawatir, memeriksa setiap jengkal tubuh Sela takut jika Sela baru saja di lukai.

"Sela tadi ngga diapa-apain kan? Sela jangan mau ya sama orang asing lagi? Kalau Sela diapa-apain nanti Bunda sama Ayah jadi sedih." Kamu memeluk erat Sela, dalam pelukanmu, Sela mengangguk mengerti dan berjanji untuk tidak menerima barang pemberian dari orang asing lagi.

"Sela! Ayah udah bilang berapa kali? Jangan sembarangan ramah sama orang asing!" Hanbin masuk tanpa aba-aba langsung memarahi Sela, gadis itu langsung memelukmu begitu erat ketakutan, bahkan mulai terisak menangis.

"Kak Hanbin, udah ngga papa. Sela nggapapaㅡ"

"Ngga papa gimana?! Kamu ngga tau apa-apa, Na! Dia anakku! Bahkan kamu bukan siapa-siapa dia!" Hanbin naik pitam, kamu langsung terdiam dengan perkataan Hanbin yang entah mengapa membuat hatimu terasa diremas. Hanbin tidak salah, benar jika kamu bukan siapa-siapa disini. Kamu hanya orang asing yang lewat dan menjatuhkan hatimu pada Sela, bahkan sudah sedikit membuka pintu untuk Kim Hanbin. Namun kenapa lelaki itu kini begitu kejam padamu?

"Na... pulang. Aku pesenin taxi sekarang." Hanbin berucap dingin. Kepalanya begitu pening memikirkan kemungkinan-kemungkinan buruk yang terjadi pada Sela. Jungha sedang tidak main-main dengan ancamannya, atau mungkin bisa saja kamu juga dalam bahaya.

"Engga, Kak. Aku bisa pulang sendiri."

Kamu menjawab begitu dingin tanpa ekspresi. Jungha yang masih mengawasi akhirnya tersenyum puas melajukan mobilnya keluar dari kompleks, rasanya ia tidak sabar untuk merebut Sela dari pangkuanmu dan Hanbin.

Euphoria Season 1 • Hanbin (B.I) iKON ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang