Kamu menghela nafas panjang saat merasakan sinar matahari masuk ke sela gorden kamar Jaehyun, matahari itu menyambut kulit punggung telanjangmu dengan hangat membuatmu mau tidak mau terbangun.
Kamu bisa merasakan hembusan nafas teratur dari Jaehyun yang masih memeluk pinggangmu erat. Kamu tersenyum mengamati bagaimana tampannya kekasihmu itu. Seperti sebuah patung yang diukir oleh tangan seniman yang begitu handal. Jaehyun begitu sempurna, bahkan disaat tidur, saat orang lain terlihat begitu berantakan, Jaehyun justru terlihat sangat tampan.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kamu mengecup pipi Jaehyun, kemudian perlahan menyingkirkan tangan posesif lelaki itu. Awalnya Jaehyun menolak dan semakin mengeratkan pelukannya.
"Jangan bangun dulu, sayang... disini dulu, tidur sampai siang." Jaehyun berkata serak. Untung saja hari ini tanggal merah, selain bisa bangun sampai siang, kamu juga merasa hari ini akan kurang tepat jika harus bertemu Kim Hanbin, kamu belum bisa bertemu bosmu itu. Masih ada sedikit rasa tidak suka di dadamu saat Hanbin menjelekkan nama Jaehyun. Biarlah besok kamu menghadapi lelaki itu saat ia mengambil kemeja di rumahmu, dan kamu akan menolak dengan halus ajakan makan malamnya. Toh kamu dan Jaehyun sudah berganti status menjadi tunangan, tidak mungkin kamu sembarangan pergi dengan lelaki lain.
"Aku mau ke kamar mandi dulu, terus masak sarapan buat kita. Nanti kita makan bareng, terus seharian aku bisa jadi punya kamu, oke? Udah lama kan kita ngga seharian penuh bareng?" Kamu berbisik lembut, Jaehyun yang masih memejamkan matanya langsung tersenyum senang dan melepas pelukannya.
Tanpa bergerak sama sekali, bahkan tanpa mengambil pakaiannya, Jaehyun kembali tidur bermodalkan selimut yang melilit tubuh polosnya. Kamu tertawa geli kemudian meraih asal kemeja Jaehyun yang tergeletak berantakan di lantai bersama dengan bajumu dan memakainya, tentu saja sangat kebesaran untukmu, namun toh juga hanya ada kamu dan Jaehyun berdua di apartemennya.
Kamu beranjak menuju ke toilet untuk membasuh muka dan menggosok gigi. Sejujurnya kamu masih sangat mengantuk, namun eksistensi sebuah benda kecil di antara deodoran Jaehyun membuat kantukmu langsung menghilang. Kamu meraih benda hitam tersebut kemudian membuka tutupnya.
Sebuah lipstick merah.
Kepalamu langsung pening sampai kamu harus berpegang pada pinggiran wastafel. Kenapa ada lipstick berwarna merah disini? Bahkan kamu tidak pernah menggunakan lipstick ini sama sekali.
Dengan cepat kamu keluar dari bilik kamar mandi langsung menuju ke tempat tidur Jaehyun. Kamu bisa melihat punggung telanjang lelaki itu yang masih bergerak teratur. Kamu menggigit bibir bawahmu menahan tangisan.
Kamu mendekat kemudian mendudukkan diri di pinggir kasur, sebelah tanganmu menggoyang pundak Jaehyun sedikit kencang hingga lelaki itu berbalik dan menatapmu dengan sebelah mata yang masih tertutup.
"Engh... kenapa, sayang? Udah selesai masaknya?" Jaehyun mengusap matanya yang masih terasa sangat berat. Bagaimana tidak? Lelaki itu semalam bergerak di atas tubuhmu hingga menjelang subuh, tentu saja ia masih mengantuk.
"Jeff, ini apa?" Kamu bertanya ragu kemudian menunjukkan lipstick merah yang kamu temukan. Jaehyun langsung terbelalak kaget dan mendudukkan dirinya, dengan panik, ia langsung merebut lipstick tersebut. Jaehyun mengamatinya, bahkan ia tidak ingat ini lipstick milik siapa.
"Ini punya kamu kan?" Jaehyun bertanya ragu, kamu langsung tersenyum miring.
"Jung Jaehyun, kamu pacaran sama aku udah lama loh. Dan kamu ngga tau kalau aku ngga pernah pakai lipstick merah? Bahkan kamu sendiri juga ngelarang, katanya kaya tante-tante." Kamu melipat tanganmu curiga, akhirnya kamu bangkit dari dudukmu. Perkataan Hanbin tempo waktu lalu berputar di benakmu, bagaimana jika Jaehyun benar-benar berselingkuh?
"Oㅡ oh... berarti punya mamah. Iya! Minggu lalu mamah kesini." Jaehyun menggaruk belakang kepalanya mencari alasan, kamu menatap Jaehyun penuh curiga.
"Kenapa aku ngga tau? Mamah biasanya kalo kesini selalu ngabarin aku juga, buat diajak shopping bareng. Jeff, kamu ngga bohong kan?" Kamu mendesak Jaehyun, lelaki itu langsung menggelengkan kepalanya keras-keras.
"Sayang, ngga mungkin aku bohong. Mamah kemarin kesini cuma bentar doang, jadi buru-buru. Mana bisa aku bohong sama kamu? Kamu tau sendiri kalau di hidupku, cewek tuh cuma kamu dan mamah. Ngga ada yang lain, jangan curiga gitu ah. Masa kamu ngga percaya sama aku, padahal semalem aku udah ngelamar kamu loh, kamu kurang percaya apa lagi? Aku cinta banget sama kamu, cuma kamu." Jaehyun berkata lembut dan manis, perlahan jemari lelaki itu menarik tanganmu agar duduk di pangkuannya. Kamu bingung masih nampak berfikir namun tubuhmu menurut pada perlakuan Jaehyun, bahkan kamu sudah duduk di atas pangkuannya dengan Jaehyun yang sudah menciumi leher hingga ke dadamu. Sebelah tangan lelaki itu perlahan membuka kancing kemeja yang kamu gunakan satu persatu.
"Sayang, kamu tau kan kalau aku bener-bener cinta sama kamu? Apa empat tahun kurang buat buktiin semuanya? Apa kamu pernah nemuin chat cewek lain selain kamu dan mamah di hp aku? Apa kamu pernah liat aku jalan sama cewek lain kalau bukan masalah kerjaan? Aku cinta banget sama kamu, ngga mungkin aku bohongin kamu." Jaehyun berbisik kemudian menggeser tubuhmu agar terbaring di kasur, Jaehyun yang sudah di atas tubuhmu tersenyum begitu lembut membelai pipimu.
"Aku cinta sama kamu." Jaehyun mengecup pipimu. Akhirnya lagi-lagi Jaehyun berhasil meyakinkanmu, benar bukan? Tidak mungkin Jaehyun berbohong.