Jam menunjukkan pukul 4 sore, itu artinya jam kerjamu sudah selesai. Hari ini kamu melalui semua dengan lancar meski harus menitikkan air mata di pagi hari. Namun moodmu benar-benar lebih baik karena teman-teman kantormu memahami apa yang terjadi padamu. Alih-alih bertanya, mereka lebih senang untuk membuatmu tertawa. Kamu bersyukur akan hal itu.
Kamu mengetuk pintu ruangan Hanbin karena kalian sudah berjanji untuk ke bioskop sepulang dari kantor, kamu masuk secara perlahan, namun nampaknya Hanbin masih berbicara dengan handphonenya.
"Iya, sayang. Iya Ayah jemput, tapi habis itu sama Mbak Dinah ya di rumah?" Hanbin berkata lembut pada Sela diseberang sana. Namun sang anak tetap tidak mau dan merengek ingin bersama ayahnya. Kamu yang melihat kejadian itu tersenyum geli. Menyadari kehadiranmu, Hanbin mengisyaratkanmu untuk masuk dan duduk di kursi depannya. Kamu menurut sambil melihat Hanbin yang mulai pusing mengurusi anaknya.
"Kak, Sela di ajak nonton ngga papa kok." Kamu berbisik pelan, Hanbin menatapmu bersungguh-sungguh akhirnya sekali lagi kamu mengangguk yakin.
"Kalau Sela mau sama Ayah, Ayah mau jalan-jalan sama Tante Nana. Mau nonton Avengers, Sela mau ikut? Tapi janji sama Ayah jangan rewel ya?" Hanbin kembali berbicara di telepon, kamu bisa mendengar sorak gembira dari Sela dan akhirnya Hanbin bisa bernafas lega kemudian menutup teleponnya.
"Nana, maaf ya. Sela malah jadi ikut." Hanbin menatapmu dengan menyesal, kamu tersenyum menggeleng.
"Ngga papa kok, Kak. Aku suka banget sama anak kecil, jadi ngga masalah. Yaudah ayo berangkat." Kamu bangkit kemudian Hanbin kembali tersenyum lega. Akhirnya kalian berjalan bersama keluar dari gedung kantor. Hanbin berharap kamu bisa menerima kehadiran Sela di antara kalian. Tidak mengharap lebih untuk hubungan yang spesial, Hanbin ingin kamu menerima Sela sebagai anaknya.
•••
"Ayah! Tante!" Sela menyambutmu dan Hanbin riang sambil berlari mendekat, kamu tersenyum gemas saat Sela berlari dengan kaki kecilnya dengan rambut lebut yang tersapu oleh angin. Kemudian Sela meraih tanganmu dan Hanbin dengan senang.
"Wah siapa nih..." seorang wanita paruh baya menatapmu dengan senyuman di wajahnya. Sangat cantik, hidung sang ibu diwariskan sama persis pada Hanbin, begitu tinggi dan cantik.
"Kenalin, Mah. Ini Nana, temen sekantor Hanbin." Hanbin mempersilahkanmu untuk berkenalan dengan sang ibu. Ibu Kim melihatmu langsung tersenyum senang dan menatap Hanbin penuh arti.
Kamu membungkuk untuk memperkenalkan diri sesopan mungkin. Jujur saja perasaanmu bercampur aduk karena tidak menyangka bahwa kamu akan berkenalan dengan orangtua Hanbin. Jika dipikir-pikir sebenarnya biasa saja bukan? Karena Hanbin masih berstatus sebagai kerabat kerjamu atau bisa juga temanmu.
"Nana, Tante. Seneng bisa ketemu sama Tante." Kamu berucap ramah, sedangkan ibu Kim masih tersenyum menatapmu.
"Mau mampir dulu ngga? Kita bisa minum teh bareng dulu." Ibu Kim menawarkan, namun dengan cepat Hanbin segera menyela dan menarik tanganmu agar mendekat padanya, Hanbin tau jika acara minum teh itu berlangsung, bisa bisa kamu tidak akan di pulangkan malam ini.
"Mamah ih... aku mau nonton. Udah dulu ya!" Hanbin tersenyum polos pada ibunya sambil menggandengmu dan Sela masuk ke dalam mobil. Kamu hanya bisa semampunya membungkuk untuk berpamitan.
"Hanbinie... yang ini diseriusin ya!" Ibu Kim setengah berteriak saat kalian memasuki mobil, tentu saja kamu mendengarnya.
"Mamaaaahhh!!!" Hanbin merengek kemudian mukanya memerah padam, kamu tersenyum sebelum akhirnya Sela menggandeng tanganmu.
"Cela mau di pangku Tante Nana ya!" Sela tersenyum memamerkan gigi putih rapihnya membuatmu gemas karena pipi gadis kecil itu mengembang lucu.
"Iya, sayang. Ayo sama tante." Pun akhirnya kamu menggendong Sela dan duduk di samping kemudi Hanbin. Mungkin waktumu sore ini bersama Sela dan Hanbin bisa sedikit menutup luka yang tertoreh.
•••
"Ayah ayah... itu Thor kenapa endut?" Sela berbisik pada Hanbin sambil memegang kotak popcorn yang terlalu besar di atas pangkuannya. Hanbin yang sedang memperhatikan film langsung teralihkan fokusnya.
"Thornya banyak makan, kaya Sela, nanti Sela endut kaya Thor. Hiiii...." Hanbin menunjukkan ekspresi ketakutan pada Sela, dan Sela segera menirukannya dengan seruan 'hi' persis seperti yang dibuat Hanbin. Kamu menatap kedua ayah dan anak itu bergantian, begitu gemas hingga tidak sadar melewatkan scene yang ada.
"Teeee... tanteee... gantengan Captain apa Iron Man?" Sela berbisik penasaran, kamu tertawa geli kemudian mencubit pipi gembul Nana.
"Gantengan Captain dong!" Kamu berseru senang namun tetap menjaga intonasi agar tidak mengganggu penonton lainnya. Sela tersenyum setuju sampai kegirangan hingga beberapa popcorn jatuh di gaun manisnya, baik kamu dan Hanbin yang melihat langsung dengan sigap membersihkan sedikit ceceran itu dari tubuh Sela. Tidak sengaja kamu dan Hanbin berhadapan karena Sela duduk di antara kalian.
"Kalau Captain sama Ayah, ganteng mana?" Sela menatap polos padamu, kemudian bergantian pada Hanbin. Kamu dan Hanbin kini saling bertatapan kikuk, tentu saja kamu bingung harus menjawab apa. Sela masih tersenyum sambil menatap kalian bergantian, kedua kaki kecil gadis itu bergerak dengan lucu tidak sabar menunggu jawaban darimu.
"Em... gantengan ayahnya Sela dong!" Kamu mencubit pipi Sela untuk menghibur gadis itu, Hanbin langsung merah padam dan salah tingkah, dengan cepat menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Sedangkan Sela? Tentu saja tersenyum puas mendengar jawabanmu.
•••
KAMU SEDANG MEMBACA
Euphoria Season 1 • Hanbin (B.I) iKON ✔
Fanfic"Kita berdua sama-sama pernah terluka. Bagaimana jika kita berdamai dan melangkah ke depan bersama?" ㅡ Kim Hanbin