39. It's Not Fine

203 40 3
                                    

Hanbin menghembuskan nafas berat setelah malam ini gagal bertemu denganmu. Bobby tentu saja menatap Hanbin tidak enak karena bagaimana pun, yang bersikap kasar pada Hanbin adalah ayahnya. Namun Hanbin tidak ambil pusing soal itu, pun dia juga seorang ayah yang memiliki anak perempuan. Jika suatu saat Hanbin berada di posisi ayahmu, Hanbin akan melakukan hal serupa. Siapa yang mau anak gadisnya disakiti oleh lelaki yang berstatus sebagai suami orang?

Hanbin melangkahkan kakinya ke kamar, jam sudah menunjukan pukul 8 malam. Seketika bibirnya tersenyum tenang saat melihat Sela sudah tertidur pulas di atas kasurnya, mungkin Sela tertidur saat menunggu ia datang karena biasanya Sela akan tidur di kamarnya.

Saat Hanbin hendak melepas baju untuk mandi, getaran ponsel menyita perhatiannya. Nomor dari polisi.

"Halo, Pak Donghyuk..." Hanbin berkata santai sambil melangkahkan kakinya keluar karena takut mengganggu Sela.

"Halo, Pak Hanbin. Saya mau kasih perkembangan kasusnya." Kim Donghyuk, salah satu petugas kepolisian yang merangkap sebagai detektifㅡ diamanatkan untuk menyelidiki kasus Hanbinㅡ kini sedang menyesap rokoknya di seberang sana.

"Ada kabar baru?" Hanbin bertanya antusias, sebelah tangannya membuat kopi agar ia bisa begadang bekerja malam ini.

"Ada. Kayanya emang ini udah terencana, Pak dan kayanya Jung Jaehyun terlibat karena tadi saya lihat Jaehyun sepulang dari rumah Nana, ketemu sama Jungha di cafe. Kalau memang ini kuat terbukti, bisa jadi tambahan berkas buat kepengadilan. Gugatan cerainya bisa lancar, bahkan jika memang Jungha ada niat nyulik Sela, Jungha bisa di penjara." Donghyuk menuturkan sambil melihat foto-foto Jungha dan Jaehyun di cafe, sesekali tangannya mencoret pada plan board yang ada di depannya.

"Bagus. Pokoknya saya sepenuhnya bergantung sama Pak Donghyuk ya." Hanbin tersenyum sedikit lega, langkahnya untuk mendapatkanmu ke dalam pelukannya kembali semakin terbuka lebar.

"Santai aja sih kita berdua. Saya lebih muda loh. Panggil aja Donghyuk." Donghyuk bertawa pelan, begitu pula juga Hanbin yang menyetujui. Akhirnya telepon ditutup, Hanbin membalik badannya dan menemukan Sela yang sudah berdiri sambil mengusap matanya.

"Ayah..." Sela berkata lirih, Hanbin akhirnya mendekat dan menggendong putri kecilnya itu.

"Ngantuk ya? Bentar ya? Ayah mandi dulu terus nanti kita tidur ya?" Hanbin mengecup kening Sela sambil membawanya kembali ke dalam kamar. Sela mengangguk menurut, memeluk erat leher Hanbin sambil setengah mengantuk.

"Cela kangen Bunda Nana." Sela menggumam namun tetap bisa didengar oleh Hanbin. Lelaki itu menghembuskan nafasnya berat kemudian mengangguk.

"Iya, Ayah juga kangen Bunda kok. Sabar ya? Ayah bawa pulang Bunda besok pas Bunda udah mau ya? Pasti Bunda juga kangen sama Sela." Hanbin berusaha meyakinkan Sela sambil membaringkan anak itu. Sela mengangguk kemudian memasang selimutnya sendiri. Hanbin tersenyum masam, kenyataannya bukan hanya dia yang merindukanmu.

•••

Kamu menggandeng Jaehyun sambil memaksakan senyuman di bibirmu, menyapa beberapa orang yang memberikan selamat pada Jaehyun. Tentu saja bukan hanya untuk Jaehyun, tapi beberapa orang lainnya yang juga naik jabatan. Kamu masih tersenyum meskipun beberapa orang tidak jarang memberikan pandangan penuh tanda tanya padamu.

Kamu masih berusaha untuk sopan, begitupun Jaehyun yang masih tersenyum begitu tampan di sampingmu. Sesekali lelaki itu memeluk pinggangmu agar tidak terpisah.

"Kamu cantik banget malem ini, Na." Bisik Jaehyun yang hanya kamu sambut dengan senyuman. Jika harus memuji balik Jaehyun, tentu saja lelaki itu sudah biasa menerima pujian karena ketampanannya yang luar biasa. Jadi untuk apa lagi? Banyak wanita yang sudah memujinya malam ini. Entah mengapa kamu tidak cemburu sama sekali seperti dulu.

"Malem ini kalau kamu mau, nginep di apartemenku. Kita maraton film kaya biasanya, makan McD, atau mungkin mau PHD?" Jaehyun menatapmu penuh arti sambil sesekali membenarkan beberapa helai rambutmu. Kamu menggeleng pelan, sedikitpun tidak berminat untuk melakukan hal-hal yang ditawarkan oleh Jaehyun.

"Aku mau di rumah aja, Jae. Mau pulang aja." Kamu menjawab seadanya membuat Jaehyun sedikit kecewa namun tetap tersenyum menatap padamu. Akhirnya Jaehyun mengangguk karena baginya, kenyamananmu yang paling utama.

Kalian kini duduk di meja bundar bersama dengan rekan kerja Jaehyun yang lain, tertawa dengan percakapan yang tercipta, sedangkan kamu lebih memilih untuk makan dalam diam.

"Ini cewek kamu Jae? Yang kemarin udah sebar undangan itu kan?" Pertanyaan muncul dari seorang gadis yang berhadapan dengan Jaehyun. Miyeon, gadis cantik yang nampaknya memang tertarik pada Jaehyun, namun bukankah semua wanita memang tertarik pada Jaehyun dan sangat menginginkan posisimu saat ini?

Aktifitas makanmu terhenti karena pertanyaan itu, sedangkan Jaehyun masih tersenyum tenang. Sebelah tangannya terulur mengentuh pahamu yang terlapisi gaun untuk menenangkan.

"Iya ini cewek gue. Nikah kita ketunda aja kok. Semoga bisa lancar biar lanjut lagi." Jaehyun berucap santai sedangkan Miyeon mengangguk mencoba untuk mengerti.

"Kenapa ditunda? Pasti ngga percaya diri karena kurang cantik ya? Hahaha!" Soyeon berucap ringan kemudian tertawa bersama dengan Miyeon sampai terpingkal-pingkal. Kamu menunduk dalam diam masih berusaha mengunyah makananmu yang sekarang makin terasa hambar.

"Ngomong apa, anjir. Orang cantik banget gini ceweknya Jaehyun. Iya gak, Jae? Hahaha!" Satu kilatan nakal muncul dari kerabat Jaehyun yang lain, Johnny. Sontak membuatmu sedikit merasa risih.

"Kalau cantik, ngga mungkin dong ngga pede sampai nunda nikah. Kalau aku jadi ceweknya Jaehyun sih, besok juga bakal aku nikahin. Hahaha!" Soyeon kembali menyahut, sedangkan Jaehyun hanya mampu menepuk punggungmu untuk menenangkan.

Kamu masih berusaha untuk diam, begitu juga Jaehyun yang masih berusaha untuk tersenyum. Kepalamu sudah mulai pening merasakan banyaknya suara yang masuk ke telingamu karena suasana pesta ini. Rasa mual mulai terasa di perutmu sampai akhirnya kamu memutuskan untuk bangkit langsung ke kamar mandi setelah berhasil berpamitan walau sangat singkat.

Sesampainya di balik bilik, kamu memuntahkan semua isi perutmu begitu saja. Mendorong sekuat tenaga karena isi perutmu mulai memberontak dan terasa perih. Setelah beberapa menit, akhirnya kamu terdiam meraih tissue dan keluar dari sana.

Kamu melangkah pelan menuju ke wastafel yang sudah ditempati oleh dua wanita yang kamu kenal, Miyeon dan Soyeon. Kamu mencoba acuh dan mencuci tanganmu.

"Lu punya kelainan makan ya? Abis makan di muntahin gitu? Biar kurus?" Miyeon mendekatkan tubuhnya padamu. Kamu masih tetap tersenyum kemudian menggeleng. Tentu saja kamu masih terfokus pada aktifitas mencuci tanganmu.

"Orang udah kurus banget gini? Buat apa sih? Biar makin cantik? Biar Jaehyun makin lengket? Kalo lengket mah, nikahnya gak mungkin batal ya? Hahaha!" Soyeon tertawa begitu puas. Sedangkan kamu masih memilih untuk diam dan meraih tissue.

"Denger ya... lu kalau mau batalin nikah, batal aja sekalian. Jangan bikin Jaehyun kelimpungan kaya gitu! Tau diri deh! Banyak yang mau sama Jaehyun, lu siapa kurang ajar banget main batalin nikah?" Miyeon memblokade langkahmu keluar, kamu hanya mampu menatap kosong pada wajah cantik gadis itu.

"Sebenernya lu tuh ngga cantik-cantik amat sih ya. Heran gue sama Jaehyun yang mau sama lu. OMG! Jangan jangan elu yang gampang ditidurin, jadi Jaehyun kecantol banget ya sama lu? Ya ampun ngga nyangka gue. Hahaha!" Soyeon tertawa bersama Miyeon. Kamu tetap diam dan berusaha untuk keluar dari sana. Beberapa kali Miyeon dan Soyeon menyerukan namamu, namun kamu tetap berjalan keluar dari kamar mandi.

"Nana?" Jaehyun menghentikan langkahmu, kamu menatap lelaki itu sendu.

"Aku pengen pulang, Jae. Kalau kamu masih mau disini, aku bisa pesen taxi." Kamu menatap Jaehyun memohon, nafasmu sudah tersenggal, keadaanmu benar-benar sudah lemah sekarang dan Jaehyun tau itu.

"Na, kamu pucet banget? Kita kerumah sakit ya?" Jaehyun khawatir padamu, kedua tangan lelaki itu sudah menangkup di kedua pipimu. Kamu menggeleng dengan cepat, kamu hanya butuh rumah sekarang.

"Aku mau pulang, Jaehyun... aku mㅡ"

Belum genap perkataanmu selesai, semuanya menggelap. Kamu jatuh pingsan.

Euphoria Season 1 • Hanbin (B.I) iKON ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang