28. Face The Reality

258 50 0
                                    

Terhitung sudah satu bulan berlalu sejak kamu melihat sendiri bagaimana Jaehyun menghianatimu. Tidak ada hari tanpa berfikir bagaimana keadaan mantan calon suamimu itu.

Apakah dia sudah makan?
Bagaimana kabarnya?
Apakah tulang hidungnya sudah sembuh?
Apakah dia tidur dengan baik?
Apakah dia baik-baik saja?

Semua pertanyaan itu terus berputar di benakmu tanpa kamu bisa menanyakannya langsung. Bukan perkara tidak mau atau tidak bisa, kamu hanya mencoba untuk memberikan jarak pada dirimu sendiri dengan Jaehyun. Tentu saja kesempatan berkomunikasi sangat terbuka karena Jaehyun sampai detik ini terus menghubungimu, mencoba untuk menelponmu saat jam kerjanya sudah usai. Bahkan beberapa kali kamu menemukan Jaehyun berdiri menunggumu di samping mobilnya saat sepulang kerja. Tentu saja kamu langsung berbalik arah dan mengambil pintu belakang.

Menghindar? Mungkin itu yang lebih tepat.

Sesekali kamu bisa melihat Jaehyun yang masih berteman dengan perban di hidungnya, kamu juga bisa melihat lelaki itu semakin mengurus dan berantakan di balik penampilan rapihnya. Namun kamu mencoba untuk mengabaikan itu.

"Lu mau sampai kapan kaya gini?" Dahyun tiba-tiba menyeletuk. Kalian kini sedang berada di kamarmu untuk membunuh waktu weekend bersama.

"Apanya?" Kamu balik tertanya karena kamu sendiri pun tidak mengerti. Akhirnya Dahyun menutup majalah fashion yang ia pegang kemudian berfokus padamu.

"Oke. Cukup. Gue tau elu sekarang udah bisa ketawa karena Sela, gue tau elu sekarang juga sering ngehabisin waktu sama Kak Hanbin. Itu emang kemajuan banget. Tapi gue tau elu masih mikirin Jaehyun. Kenapa lu ngga coba berdamai sama keadaan sih? Coba sekali aja lu hadapin Jaehyun. Ketemu, di omongin sejelas-jelasnya kalau lu sama dia udah ngga ada apa-apa. Biar dia stop buat ngehubungin lu dan lu juga makin yakin sama jalan hidup lu." Dahyun menerangkan dengan menggebu-gebu, memang etikanya harus seperti itu untuk berpisah secara baik-baik. Namun apakah kamu siap?

"Gue takut kalau gue ketemu, gue malah ngga bisa ngomong apa-apa, dan bahkan balik sama dia." Kamu menunduk pasrah memainkan jemarimu, sekali lagi handphonemu bergetar menampilkan nama Jaehyun membuatmu semakin menghela nafas dalam.

"Lu ngga mau kan, kejebak sama cowok kaya dia? Dan lu juga ngga mau kan, kalau ditelepon-telepon gini terus? Gue temenin kalau lu mau, atau mau sama Kak Hanbin? Mas Bobby? Atau Brian sekalian? Biar lu di rubung fans-fansnya." Dahyun mencecarmu, akhirnya kamu menghembuskan nafas dalam dan menggeleng. Benar kata Dahyun, kamu harus meluruskan semua ini.

Hubunganmu dan Jaehyun dimulai karena adanya kesepakatan antara kalian berdua, dan kamu berharap bisa mengakhiri ini dengan kesepakatan yang baik juga.

Nafasmu bergetar namun kamu mencoba untuk menstabilkannya, akhirnya kamu menekan tab warna hijau, menghubungi Jung Jaehyun.

•••

Jaehyun melangkah setengah berlari setelah memarkirkan mobilnya, mata lelaki itu berpencar untuk mencari sosokmu yang akhirnya tertangkap oleh indra pengelihatannya. Cantik, kesan pertama yang tidak pernah bosan ditorehkan Jaehyun padamu. Rindu, itu yang ia ingin katakan padamu. Namun Jaehyun cukup tau diri untuk tidak mengatakannya, bertemu seperti ini pun sudah keberuntungan bagi Jaehyun.

Jaehyun melangkah mendekat pada bangku taman yang kamu duduki, rambut pendekmu terkena terpaan angin lembut yang membuatmu semakin terlihat cantik di bawah rimbunnya pohon, Jaehyun tersenyum lega melihatmu, senyum pertama kali sejak berminggu-minggu yang lalu.

"Nana..." Jaehyun menyapa lembut, kamu mendongak kemudian terdiam sejenak sebelum akhirnya tersenyum.

"Hai Jeff..." kamu menepuk tempat duduk yang sengaja kamu luangkan untuk Jaehyun, kamu mengamati bagaimana Jaehyun kini sangat kurus dan berantakan. Jika bukan karena tuntutan kantor, mungkin kumis Jaehyun akan dibiarkan tumbuh atau lebih tepatnya tidak peduli.

Euphoria Season 1 • Hanbin (B.I) iKON ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang