18. Holiday Time

2.6K 246 13
                                    

(ಥ_ಥ)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(ಥ_ಥ)

Seisi ruangan itu dipenuhi suara patient monitor yang terdengar stabil. Cahaya matahari seakan bergelut untuk masuk ke dalam ruangan itu melalui jendela yang sedikit terbuka. Jam di dinding menunjukkan pukul 07:30 pagi, kedua orang disana belum juga terbangun dari tidurnya.

Tubuh anak itu bergeliat kecil diatas ranjang, ia membuka kedua matanya, lantas ia mengusap wajahnya kasar sampai nasal cannula itu terlepas dari hidung mancungnya. Sial. Nafasnya kembali sesak. Buru-buru anak itu memasang kembali selang bening itu ke hidungnya, setelahnya ia merasa dapat bernafas lebih baik.

Sungguh tidak akan ada liburan di dalam hidupnya. Setiap liburan sekolah, anak itu hanya berkunjung ke rumah sakit, atau hanya berdiam diri di rumah. Bukan karena tidak berkecukupan, namun karena kondisi yang membuat hidupnya tidak mempunyai waktu untuk berlibur.

Adam mengubah posisinya menjadi duduk, ia memakai baju rumah sakit yang bermotif bunga-bunga kecil. Wajahnya pucat, dan terlihat sangat lelah. Disana Bumi belum bangun, ia masih tertidur diatas sofa setelah semalaman bergadang menjaga sang adik.

Adam terdiam sembari menatapi kembarannya. Sungguh sangat menyejukkan hati melihat Bumi yang sedang tertidur bak pangeran. Adam pun senyum-senyum sendiri, sampai senyuman itu ia tutupi saat Bundanya keluar dari toilet.

"Gimana udah enakan belum?" tanya Andin saat melihat Adam sudah bangun

Adam menaikkan satu alisnya, "Adam gapapa. Emang Adam kenapa, Bun?" tanya Adam kebingungan

Andin mendekat ke ranjang Adam, lantas ia memegang tangan Adam yang dilengkapi dengan infusan, "Tadi malem denyut kamu lemah banget, Dam. Bunda sampe takut"

"Loh emang iya, Bun? Kok Adam gak tau?" tanya Adam bingung

Andin terkekeh kecil, "Kan kamunya pingsan, Dam"

"Oh iya ya, Bun,  hehe" ucap Adam menyadari kebingungannya

Andin menyiapkan makanan yang tadi diberi oleh perawat untuk Adam, dan tak lupa banyaknya obat di atas nakas yang membuat Adam bergidik ngeri melihatnya. Lantas, Andin duduk di sisi ranjang.

"Makan dulu ya" ucap Andin sembari membuka meja yang berada di ranjang tersebut, lantas ia mengambil nampan dan menaruhnya diatas meja

Adam menghela nafasnya halus. Ia bosan dengan makanan rumah sakit yang hambar, ia ingin makanan buatan Bundanya.

"Bunda yang masak dong, Bun, buat Adam. Udah dua minggu Adam makannya ini terus" ucap Adam berlekuh

Andin menggeleng, "Enggak ah, Bunda kan gak tau makanan yang baik buat kamu itu apa. Nanti kalau salah kamu tambah sakit gimana"

Adam sudah berada di rumah sakit selama dua minggu. Itu sangat lama. Baru saja ia berencana untuk berlibur dengan Kakak dan Bundanya untuk menginap di hotel bintang lima, tapi takdir berkata lain, ia malah menginap di rumah sakit. Harusnya dua minggu ini Adam menikmati liburannya, namun liburannya kali ini sama dengan liburan-liburan sebelumnya. Liburan di rumah sakit. Sungguh bosan rasanya bagi Adam, ia muak lama-lama.

Klandestin [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang