(ಥ_ಥ)
Kondisi Adam makin hari pun makin membaik. Setelah 2 minggu lebih anak itu bermalam di rumah sakit, akhirnya anak itu diizinkan pulang ke rumah. Infusan di punggung tangan Adam sedang dilepas oleh perawat, sedangkan Andin sedang membereskan baju ke tas bersama dengan Bumi.
Andin pergi keluar untuk menebus obat di apotek. Sedangkan Bumi membereskan tas itu, lantas ia memakainya. Walaupun sudah cukup membaik, namun Adam masih terlihat sangat lemas, dan tidak bertenaga.
Adam masih duduk diatas ranjang itu, dan Bumi menepuk pundaknya saat ia sedang bengong menatap ke jendela.
"Mau gue gendong apa gue ambilin kursi roda?" tanya Bumi
Adam menoleh sembari terkekeh kecil, "Gak ah, jalan aja" ucapnya
"Yaudah kalo gitu, kita tunggu Bunda. Abis itu kita otw balik, yeheyyy" ucap Bumi senang. Padahal yang seharusnya senang adalah Adam.
Tak lama Andin kembali sembari mendorong kursi roda. Ah. Padahal Adam ingin berjalan menuju lobby rumah sakit ini. Namun, karena Bundanya membawa kursi roda itu, Adam tidak bisa menolak. Lantas Andin membantu anak bungsunya itu untuk duduk di kursi roda, dan membiarkan Bumi yang mendorongnya.
"Bunda ambil mobil dulu, okey" ucap Andin yang berbelok menuju ke parkiran, sedangkan Adam dan Bumi menunggu di lobby rumah sakit
Tak berselang lama Adam dan Bumi keluar saat melihat mobil sang Bunda. Lantas keduanya masuk ke dalam mobil. Beberapa menit perjalanan, akhirnya keluarga kecil itu sampai di rumah. Andin menenteng tas berwarna abu-abu itu, sedangkan kedua anaknya sudah masuk terlebih dahulu.
Andin masuk ke dalam dan menaruh tas itu diatas sofa, lantas ia pergi ke kamar kedua anak kembarnya itu. Andin masuk ke dalam dan hanya terlihat satu anaknya, Adam.
Andin mendekat dan duduk di sisi ranjang anaknya itu, "Bumi kemana, Dam?"
"Kamar mandi, katanya gerah pengen mandi" ucap Adam sembari membuka jaketnya, yang menyisakan ia menggunakan kaos hitam bergambar pesawat tempur
"Yaudah, kamu istirahat aja, gak boleh ngapa-ngapain dulu, okey" ucap Andin sembari mengacak rambut Adam
"Terus Adam gak boleh tidur dong, Bun. Kan gak boleh ngapa-ngapain" ucap Adam pelan
Andin terkekeh mendengar hal itu. Entah itu candaan atau bukan tapi itu terdengar lucu, "Ya maksudnya gak gitu ih, kamu mah"
Adam pun ikut terkekeh, karena memang ia hanya bercanda, "Iya ngerti, lagian Adam udah ngantuk. Padahal baru jam 8 ya, Bun?"
Andin mengangguk, "Bagus dong. Gak boleh bergadang-bergadang, gak baik"
Andin mengecup kening anak itu, "Yaudah good night"
(ಥ_ಥ)
Beberapa hari kemudian, setelah melaksanakan sholat Isya, Bumi mengajak Adam untuk pergi mengikutinya. Padahal, Adam baru saja ingin tidur karena ia tidak ingin bergadang takut Bundanya marah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Klandestin [✔]
FanfictionSetiap rahasia akan terbongkar pada waktunya, dan setiap tanda tanya pasti akan ada jawabannya. © Kalejengga Mars, 26 Maret 2020 Cover by neomuchoaa 020420 #2 in Perasa 090420 #1 in Tanya 120420 #4 in Sick 180420 #2 in Batin 030520 #3 in Jahat 040...