23. Traicionado

1.8K 173 10
                                    

(ಥ_ಥ)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(ಥ_ಥ)

Flashback On

Andin tersenyum sembari mengelus-elus perutnya yang semakin hari semakin membesar. Ia menikmati sore harinya berjalan-jalan ke pusat kota. Ia bahagia bukan main saat pertama kali mendengar bahwa ia hamil anak kembar. Ia tidak sabar menunggu kedua bayinya lahir, lalu tumbuh bersama-sama. Memikirkannya saja sudah membuat Andin bahagia, ia jadi semakin tidak sabaran.

Umur kehamilan Andin saat ini adalah 8 bulan, perutnya semakin membesar karena ada dua bayi di dalam rahimnya. Beraktifitas pun menjadi sangat sulit bagi Andin, ia jarang ke cafe dan selalu memerintah asistennya untuk menghandle cafe. Ia lebih sering di rumah, beberapa hari terakhir, karena ia ingin menjaga kedua bayinya.

Andin duduk di sofa sembari menonton acara tentang bagaimana mengurus bayi yang benar. Sembari memakan bubur kacang hijau, Andin juga terus mengelus-elus perutnya, bayi-bayi itu terus menendang-nendang dari dalam.

"Kalian mau jadi pemain sepak bola, atau futsal nih" ucap Andin sembari tersenyum

Kringggggg

Suara telpon rumah berbunyi, yang membuat Andin bangkit dari duduknya dan pergi mengangkat telepon. Andin memegang gagang telpon itu, lantas menempelkannya ke telinga.

"Ada apa?" tanya Andin

"Penting, Bu. Di cafe ada masalah" sahut seseorang di seberang sana

Andin langsung menutup telpon itu, ia mengambil jaketnya dan tasnya, lalu ia pergi ke cafe dengan mengendarai mobil. Di setengah perjalanan, Andin menghentikan mobilnya. Ia melihat seseorang yang mirip Raka dengan seorang perempuan di sebuah taman.

Andin menepis pikiran buruk itu. Mungkin hanya mirip, dan itu pasti bukan suaminya. Lantas, ia kembali melajukan mobilnya ke cafe miliknya. Setelah sampai, Andin benar-benar pusing karena cafenya kerampokan. Sungguh. Ia benar-benar tidak tahu harus apa.

Andin duduk di salah satu kursi di cafenya. Di sana juga ada beberapa staff. Andin diberi air minum, lantas Andin memijat keningnya.

"Kok bisa?" tanya Andin pelan

Semua orang menggeleng, "Cctv rusak semua, Bu. Kayaknya sih tadi malem" ucap salah satunya

Andin menghela nafasnya, "Yaudah, salah satu dari kalian tolong ke kantor polisi. Saya pusing banget" ucap Andin

"Baik Bu" ucap salah satunya lagi

(ಥ_ಥ)

Andin kembali ke rumahnya, ia langsung pergi ke kamar dan menyenderkan tubuhnya ke senderan ranjang. Entah kenapa hari ini benar-benar membuat Andin capek, padahal sekarang baru jam 3 siang.

Andin menghela nafasnya, ia terus mengelus-elus perut buncitnya, ia takut terjadi apa-apa dengan si kembar. Lantas Andin memilih untuk tidur, karena ia capek dan membutuhkan istirahat setelah kabar buruk itu.

Klandestin [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang