(ಥ_ಥ)
Angin pagi membuat keduanya merinding. Si sulung yang menutupi tubuhnya sampai tidak terlihat, sedangkan si bungsu yang menutupi tubuhnya sampai yang terlihat hanyalah wajah manisnya itu. Jam menunjukkan pukul 06:00 pagi, entah cuaca pagi ini sangat mendung dan suasananya sangat dingin. Hari ini Sabtu, waktunya untuk kedua anak itu istirahat. Entah karena apa, anak bernama Bumi itu terbangun. Ia membuka selimutnya, lantas membuat ia bergidik kedinginan.
Bumi mengucek kedua matanya, sungguh ia ingin mandi air hangat atau membungkus dirinya dengan selimut, karena pagi ini sangat dingin. Mungkin karena tadi malam sempat hujan. Anak itu menuruni ranjangnya, lantas menoleh pada ranjang sang adik, menampakkan adiknya yang masih tidur pulas, mungkin adiknya itu masih berkelana di dunia mimpi. Bumi melangkah meninggalkan kamarnya, membiarkan adiknya tidur lebih lama karena mungkin adiknya itu lelah dengan dunia sekolah.
Bumi menuruni anak tangga, berniat mengambil air minum di kulkas. Lantas anak itu pergi ke dapur, ia pun membuka pintu kulkas dan mengambil sebotol air, lantas ia menuangkannya ke gelas yang ada di atas meja makan. Setelah selesai, Bumi berpapasan dengan Bundanya di ruang tamu, Andin terlihat sangat lesu dan pucat. Bumi yang melihat hal itu pun langsung menegur sang Bunda.
"Bun, bunda sakit?" tanya Bumi
Andin menggeleng, "Enggak, cuma gak enak badan aja"
"Sama aja, Bun. Bunda udah makan belum?" tanya Bumi lagi
"Belum lah, Bunda kan belum masak, lagian masih pagi" ucap Andin
Bumi menaikkan kedua alisnya, "Yaudah, biar Bumi yang masak ya, Bun"
"Emang bisa?" tanya Andin
"Bisa" ucap Bumi
Lantas anak itu kembali lagi ke dapur, diikuti oleh Andin dari belakang. Bumi pergi mengambil bahan-bahan di kulkas, sedangkan Andin duduk di kursi makan. Andin terlihat benar-benar lesu dan tidak bertenaga, lantas wanita cantik itu menidurkan kepalanya diatas meja.
Selama Bumi memasak Andin tertidur. Ia benar-benar lelah pikiran, fisik, dan semuanya yang membuat ia down seperti sekarang. Ia ingin istirahat sejenak, namun ia masih mempunyai tanggung jawab dengan anak bungsunya yang lebih memiliki rasa sakit ketimbang dirinya. Bagaimana pun, Andin harus kuat, agar Bumi dan Adam juga kuat menjalani kehidupan.
Di sana, Adam terbangun dari tidurnya. Ia hanya terdiam sejenak, menetralkan pikirannya. Lantas, anak itu menuruni ranjangnya dan segera turun ke bawah. Ia tersenyum saat melihat Bunda dan sang kakak sudah berada di dapur. Adam pun sedikit berlari ke dapur, dan ia duduk di kursi makannya.
"Kak, lo masak?" tanya Adam penasaran, karena Bumi berada di depan kompor sedang mengaduk masakannya
"Iyalah" jawabnya tanpa mengalihkan pandangannya
KAMU SEDANG MEMBACA
Klandestin [✔]
FanfictionSetiap rahasia akan terbongkar pada waktunya, dan setiap tanda tanya pasti akan ada jawabannya. © Kalejengga Mars, 26 Maret 2020 Cover by neomuchoaa 020420 #2 in Perasa 090420 #1 in Tanya 120420 #4 in Sick 180420 #2 in Batin 030520 #3 in Jahat 040...