(ಥ_ಥ)
Flashback on
Adam berusaha menghitung angka yang ada di soal-soal matematika yang tertulis di bukunya, ia mengacak rambutnya frustasi karena ia tidak bisa matematika. Adam benci sekali dengan pelajaran itu. Usianya saat itu baru 7 tahun, Adam baru kelas 1 SD.
Ia duduk di lantai dan dihadapannya ada sang ayah. Ia terus berusaha untuk menghitung, tapi hasilnya selalu salah kata ayahnya. Ingin rasanya Adam pergi ke kamar dan tidur saja. Ia tidak berani menatap sepasang mata tajam ayahnya.
Adam meneguk salivanya berusaha menyampaikan pikirannya, "Yah, Adam gak ngerti" ucapnya
Raka merotasikan kedua matanya malas dengan anak di hadapannya itu, "Harus ngerti, Dam"
Adam menghela nafasnya, ia benar-benar tidak bakat dengan matematika dan ia benci itu, Adam menutup bukunya lalu ia berdiri, "Adam ngantuk, besok aja ya, Yah" ucapnya
Raka berdiri lalu memegang erat tangan anaknya, ia mencengkeram lengan kanan Adam dan anak itu hanya mengaduh kesakitan. Raka melempar tubuh kecil Adam sampai siku milik anak itu terbentur kaki meja.
"Ayah nyesel punya anak kayak kamu, ayah salah pilih kamu" sentak Raka pada Adam
Anak itu memegangi sikunya yang memar, ia merintih kesakitan. Adam menangis saat Raka pergi meninggalkannya sendiri di ruang keluarga. Adam menangis sesenggukan karena sikunya sangat sakit, dan ia merasa sakit di bagian tubuhnya yang lain.
Tak lama Raka kembali sembari membawa tas hitam panjang dan membawa kotak berwarna putih. Adam yang masih bersimpuh di lantai itu merasa sedikit tenang karena ayahnya membawa barang yang sangat penting di kehidupan Adam, Adam tersenyum.
Raka berdecih saat anaknya itu tersenyum, "Ngapain senyum-senyum?" tanyanya sinis
Senyuman Adam pudar saat ayahnya membuka resleting tas hitam itu, lalu mengeluarkan kotak bening dari dalamnya, Raka yang sedang memegang gunting itu membuka kotak itu.
"Ayah jangan, jangan, Yah. Nanti Adam gimana" ucap Adam sembari menangis saat melihat selang oksigen itu di gunting sampai beberapa bagian
Raka terus memotong-motong selang oksigen beserta masker oksigen milik Adam itu. Lalu Raka mengeluarkan tabung kecil itu, lantas Raka membuang tabung itu. Adam hanya menangis saat ayahnya melakukan hal itu depan matanya, hati Adam teriris saat membayangkan kematian berada di hadapannya.
Adam mengambil kotak putih yang merupakan kotak obatnya, ia mendekap kotak itu dalam pelukannya. Tak lama Raka kembali, lalu ia duduk di hadapan anaknya.
"Ayah gak akan beliin oksigen lagi buat kamu" ucap Raka dingin, lalu ia mengulurkan tangannya untuk mengambil kotak obat milik anaknya
"Yang ini jangan, Yah. Adam mohon jangan" rintih Adam sembari menahan kotak itu agar tidak diambil oleh ayahnya
KAMU SEDANG MEMBACA
Klandestin [✔]
Fiksi PenggemarSetiap rahasia akan terbongkar pada waktunya, dan setiap tanda tanya pasti akan ada jawabannya. © Kalejengga Mars, 26 Maret 2020 Cover by neomuchoaa 020420 #2 in Perasa 090420 #1 in Tanya 120420 #4 in Sick 180420 #2 in Batin 030520 #3 in Jahat 040...