09. How Can

3.4K 323 14
                                    

(ಥ_ಥ)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(ಥ_ಥ)

Raut wajah Andin benar-benar berubah. Ketika Mbak Ira menceritakan, bagaimana kehidupan Adam. Andin dan Mbak Ira sedang berdua di cafetaria, sedangkan Bumi menjaga adiknya.

"Mas Adam, mempunyai penyakit kelainan jantung bawaan sianotik, Bu" ucap Mbak Ira

Di Sana Andin hanya terdiam mendengar ucapan Mbak Ira. Ia tidak tahu harus berkata apa. Ia tidak tahu.

"Sejujurnya saya pengen banget, bawa Mas Adam ke Ibu, tapi, saya selalu diancam oleh Pak Raka" ucap Mbak Ira lagi

"Karena, Mas Adam taunya Ibu udah gak ada" ucapnya lagi

Andin berusaha mencerna ucapan Mbak Ira saat ini. Sesak rasanya mendengar hal itu. Apalagi, ini kali pertama setelah belasan tahun tidak bertemu dengan anaknya.

"Saya gak paham sama Pak Raka, Bu. Semenjak kehadiran Adam, semuanya berubah. Pak Raka jadi temperamental, dan Adam korbannya" ucap Mbak Ira

"Saya kan dari dulu, cuma kerja setengah hari di rumah, Bu. Jadi saya gak tau lebih tentang bagaimana perlakuan Pak Raka sama Mas Adam"

"Adam disini, karena ulah Ayahnya?" tanya Andin sembari menahan tangisnya. Ia tidak pernah membayangkan jika kehidupan anaknya seburuk itu.

Mbak Ira mengangguk, "Saya gak tau awalnya gimana, tapi tadi pagi saya liat Mas Adam pingsan, dan Pak Raka langsung bawa Mas Adam ke kamar. Mas Adam pakai baju seragam sekolahnya, karena itu saya masuk ke kamar Mas Adam dan nyuruh Mas Adam ganti baju. Karena, tadi pagi pas saya cek, badannya panas"

"Saya keluar, buat nyiapin makanan. Tapi Pak Raka ngelarang saya, dan saya denger teriakan dari kamarnya Mas Adam. Setelah Pak Raka keluar, barulah saya masuk dan nemuin Mas Adam udah gak sadarkan diri"

Andin menangis. Ia merasa jika ia bukan Ibu yang baik. Ia merasa sangat bersalah, karena tidak mencari Adam sampai ujung dunia. Ia benar-benar menyesal, tidak mencari kemana jejak Raka pergi bersama anaknya.

(ಥ_ಥ)

Adam terus memandangi Bundanya. Ia benar-benar takut kehilangan. Ia masih tidak percaya, ia selalu berkata 'Bun, ini surga kan'. Atau sesuatu yang disebut mimpi, hanya itu yang Adam tanyakan pada sang Bunda.

Jam menunjukkan pukul 23:00, Adam masih terjaga. Ia memandangi Bundanya yang sedang tertidur di sebelahnya. Terkadang, Adam pun memandangi kembarannya yang sedang tertidur di sofa. Ia masih heran, ternyata ia memiliki saudara, oh bahkan itu saudara kembar.

Adam menggeliat kecil, ia takut mengganggu Bundanya yang sedang tertidur pulas itu. Ia tidak mengatakan sepatah kata pun, ia hanya bertanya-tanya pada dirinya sendiri. Bagaimana ini bisa terjadi.

"Kenapa ada yang sakit?" tanya Andin tiba-tiba, ia terbangun karena suara seprai yang bergeser

Adam menggeleng pelan, "Adam cuma seneng aja ko, Bun" ucapnya

Klandestin [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang