01. Start Now

9.3K 452 36
                                    

Bismillahirrahmanirrahim

Semoga kalian suka sama work baru aku

.....

(ಥ_ಥ)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(ಥ_ಥ)

10 Maret 2004

Suara tangisan bayi terdengar dari dalam ruang persalinan. Pria dewasa itu tersenyum tipis saat ia mendengar tangisan kedua yang kencang. Lantas, pria itu masuk ke dalam ruang persalinan, disana ada seorang wanita yang tak bisa membendung air matanya saat melihat kedua anaknya telah terlahir ke dunia. Ia berhasil.

Pria itu mendekat dan menggenggam erat tangan wanita yang terbaring lemah diatas ranjang. Pria itu tersenyum.

"Kita resmi bercerai, Din" ucap pria itu, wanita di sebelahnya sudah bersiap untuk menumpahkan bendungan air di kedua netranya

"Sesuai perjanjian, aku ambil salah satu dari mereka" ucap pria itu sembari menatap kedua bayi yang sedang dibersihkan oleh para perawat

"Aku belum setuju sama perjanjian yang kamu buat, Ka" ucap wanita itu, kedua netranya sudah siap-siap untuk menumpahkan air yang terbendung

Wanita itu menyeka air matanya, ia berusaha untuk tidak menangis mendengar fakta bahwa anak kembarnya harus berpisah. Kedua perawat menggendong masing-masing bayi yang dilahirkan oleh wanita itu, lantas menidurkan keduanya di disi kanan dan kiri sang ibu.

"Bu, ini kakaknya, dan ini adiknya" ucap salah satu perawat sembari menaruh bayi pertama di sebelah kanan dan bayi kedua di sebelah kiri, lantas wanita itu mengangguk pelan dan kedua perawat itu meninggalkan keluarga itu

"Namain mereka dan aku gak akan mengubah namanya" ucap pria itu sembari mengelus pipi bayi yang sebelah kiri

"Si sulung Bumi Abrisam Parikesit, dan si bungsu Adam Arkana Parikesit" ucap wanita itu menamai keduanya

Pria itu mengangguk, "Aku bawa Adam sekarang" ucap pria itu, lalu ia mengangkat bayi yang berada di sebelah kiri wanita itu

"Sekarang? Dia baru lahir, dan kamu mau bawa dia sekarang?" ucap wanita itu tak kuasa menahan air matanya, ia menangis menahan mantan suaminya itu untuk tidak membawa anak bungsunya

Pria itu mengangguk, "Harus sekarang, atau aku akan ketinggalan pesawat"

Wanita itu mendesah, "Emangnya kamu mau kemana si, Ka?"

"Gak perlu tau, ini urusan aku" ucap Pria itu sembari mengangkat bayinya yang masih merah itu, lantas ia melangkah keluar membawa bayinya, tidak ada seorang pun yang menghentikan pria itu

Sepeninggalan mantan suaminya itu, Andin menangis sembari memandangi satu anaknya yang tersisa. Ia mengusap pipi bayi itu sembari berusaha menegarkan hatinya.

(ಥ_ಥ)

Juni 2018

Senyum manis anak itu menyertai saat namanya dipanggil sebagai peraih prestasi terbaik selama dua semester ia belajar di kelas 8. Ia mendapat juara satu di kelasnya, bahkan juara satu di angkatannya. Ia tersenyum bangga atas apa yang telah ia lakukan untuk mendapat hasil yang memuaskan.

Cowok itu berjalan menuju seorang wanita berhijab yang sedang duduk di antara para orang tua murid, ia tersenyum pada wanita itu.

"Aku seneng banget, Bunda" ucap cowok itu sembari memberi piala pada seorang wanita yang ia panggil Bunda itu

Wanita itu tersenyum haru menatap cowok berseragam putih biru di hadapannya, "Bunda juga bangga sama kamu"

Uhukk

Uhukk

"Bun, mau minum" ucap cowok itu sesaat setelah ia batuk, lantas wanita itu memberi minum cowok itu dengan segelas air mineral yang ia dapat dari snack

"Yaudah, kita pulang yuk" ucap wanita itu, lantas ia bangkit dan merangkul cowok yang lebih pendek darinya itu keluar dari kelas

Jauh dari tempat dimana wanita berhijab dan cowok tadi. Disana, seorang cowok berseragam putih biru dengan sepatu putih berdiri dengan menenteng rapor yang baru saja ia terima. Seorang pria dewasa jalan mendahuluinya, cowok anak smp itu jalan seraya menundukkan kepalanya, ia seperti menahan air matanya untuk turun.

Cowok itu berjalan masuk ke dalam sebuah rumah besar berpintu putih, ia menutup pintunya pelan lalu berjalan mengikuti pria dewasa itu.

"Duduk" ucap pria itu

Cowok itu duduk di sofa, menuruti ucapan pria di hadapannya. Lalu ia menaruh rapor itu diatas meja, dan segera menundukkan kepalanya.

"Kamu belajar gak sih? Atau kamu malah main game terus ya? Ayah kasih kamu hp itu bukan buat main game terus, Dam. Ayah udah bayarin kamu bimbel online, tapi kamu gak buka ya aplikasinya?" sentak pria itu pada anak cowok di hadapannya yang masih menundukkan kepalanya itu

Cowok itu memberanikan diri untuk mengangkat kepalanya, "Adam udah belajar, Yah. Adam gak main game, Adam download game aja gak pernah" ucap cowok itu pelan

Pria itu mendengus kesal atas apa yang diucapkan cowok yang berstatus anaknya itu, "Tapi kenapa nilai matematika kamu jelek banget, Dam?"

Cowok bernama Adam itu mendengus kesal karena pria yang merupakan ayahnya itu hanya menanyai matematika, "Yah, Adam emang gak pinter matematika. Tapi, Ayah tolong liat, disitu ada bahasa Inggris, bahasa Indonesia dan yang lainnya yang nilainya bagus, mereka semua kenapa harus disingkirin sih, Yah? Kenapa cuma matematika yang dipermasalahin, nilai Adam yang kecil cuma satu loh, Yah"

Pria itu mengacak rambutnya frustasi, "Kamu harus pinter matematika, ADAM" ucap pria itu yang membuat cowok bernama Adam itu memilih untuk pergi ke kamarnya

Sesampainya di kamar yang bernuansa '90-an itu, Adam langsung membaringkan tubuhnya di atas kasur. Adam menatap langit-langit kamarnya, lalu ia menumpahkan air matanya yang sedari tadi tertahan.

"Kalau Bunda masih ada, mungkin Adam gak akan dimarahin" ucapnya sembari meneteskan air matanya

"Kenapa sih Adam gak punya Ibu? Kenapa Adam cuma punya Ayah yang selalu marahin Adam" ucapnya pelan

Suasana hati cowok bernametag Adam itu membiru, ia menangis seraya memeluk gulingnya. Ia merasa bahwa alam semesta tidak adil padanya, ingin rasanya Adam untuk terlahir kembali. Ia ingin menerima keadilan atas hidupnya, hidupnya terlalu sulit hanya dengan seorang ayah yang terbilang kejam itu. Adam ingin Bundanya hidup, dan berada di sisinya. Adam sangat ingin itu.

(ಥ_ಥ)

(ಥ_ಥ)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hai

Mungkin work ini tidak semenarik Fajar dan Senja, tapi work ini juga menceritakan tentang anak kembar yang harus berpisah diawal pertemuan mereka.

So, ikutin terus yaaa

Terima kasihhh🖤

Cr neomuchoaa
Mars, 26 Maret 2020

Klandestin [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang