Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
(ಥ_ಥ)
Adam sedang berjalan sendirian di dekat toilet. Ia berjalan dengan santai seperti biasanya. Suasana sangat sepi karena saat ini sedang KBM, dan seperti biasa Adam izin ke toilet.
Brukkk
"Awwww" ringis Adam saat seseorang menyandung kakinya dari balik tembok
Adam yang tersungkur di lantai itu menoleh pada seseorang yang berdiri di hadapannya. Tatapan itu tidak asing bagi Adam. Ia sering melihat itu. Tapi entah tatapan siapa.
"Inget 'kan beberapa hari lalu, gue bilang apa" ucap cowok itu. Ya, itu Nino. Dengan perawakan tinggi dengan muka sangarnya, Nino kembali berulah.
Adam menghela nafasnya, lantas ia berdiri. Ingat, Adam tidak ingin dibilang lemah. "Inget, lo pikir gue amnesia?" tanya Adam
Nino berdecih, "Halah, lo aja lupa nama lo siapa"
Adam menggeleng, "Maaf tapi lo kayaknya gak bisa baca" ucap Adam sembari menunjuk ke bet nama yang ada di seragamnya
Kedua alis Nino menyatu. Benar, orang ini bernama Adam. Tapi, kenapa ia sangat mirip dengan Bumi. Entah, Nino menepis pikirannya jauh-jauh. Yang penting dendamnya terbalaskan.
"Dahlah, lo itu Bumi. Gue tau ko, gue kenal banget muka lo kayak apa," ucap Nino
Adam menghela nafasnya. Apa perlu ia memanggil Bumi agar orang di depannya percaya bahwa ia Adam.
"Batu banget jadi orang" gumam Adam
"Inget ya. Gue masih gak terima sama kehidupan lo, lo harus menderita kayak gue," ucap Nino sembari memegangi kerah baju Adam. Anak itu sedikit sesak, namun sekali lagi ia tidak ingin disangka lemah.
"Terserah. Asal jangan nyakitin Bumi," ucap Adam pelan. Tatapannya kosong kedepan. Entah, kalimat itu tiba-tiba saja keluar dari mulutnya.
Nino melepas cengkramannya dari kerah baju Adam. Lantas ia menatap Adam dengan tatapan horornya.
"Sesek bego, lo ngapain sih pake segala megangin kerah baju gue. Sokab banget," oceh Adam kepada Nino
"Kalo emang lo Adam. Lo siapanya Bumi?" tanya Nino pelan
Adam terkekeh, "Ih tololnya kebangetan anjir, udah tau gue mirip sama Bumi. Ya jelas, gue kembarannya Bumi lah, mau apa lo sama kakak gue, mau nyari masalah? Sama gue aja," ucap Adam dengan segala kepercayaan dirinya. Kadang anak itu terlalu PD.
Nino kembali berdecih, "Mau jadi pahlawan kesiangan nya Bumi ya?"
"Terserah lo mau nyebutnya apa. Jangan pernah sakitin Bumi. Awas lo" ucap Adam. Lantas Adam meninggalkan tempat itu, ia kembali ke kelasnya.
Sesampainya di kelas, Adam masih kesal dengan apa yang diucapkan oleh Nino. Ia tidak ingin membagi cerita barusan ke kakaknya. Ia hanya bungkam, dan bilang tidak sama sekali bertemu Nino setelah hari itu.