28. Bad Plan

1.8K 203 12
                                    

(ಥ_ಥ)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(ಥ_ಥ)

Sudah hari ketiga Adam tidak masuk ke sekolah. Ia masih sakit. Andin pun tidak pergi bekerja dan menjaga Adam di rumah. Bumi pergi ke sekolah naik angkutan umum, karena ia malas mengendarai motornya. Kurang lebih 30 menit Bumi sampai di sekolah. Ia turun dari angkot dan masuk ke dalam area sekolah. Ia langsung menuju ke kelasnya,  dan menaruh tas, lalu ia menidurkan kepalanya ke atas meja.

Raden yang melihat hal itu langsung duduk di kursi milik Adam, "Adam belum sembuh?" tanya Raden

Bumi mengangguk, Bumi tidak memberi tahu jika Adam tidak masuk karena ulah Nino sore hari itu. Ia hanya bilang kalau Adam sakit seperti biasanya. Lantas, Bumi menegakkan tubuhnya, lalu ia memejamkan kedua matanya.

"Gue capek" ucap Bumi dengan suaranya yang pelan dan halus

Raden mengerutkan keningnya. Ia tidak tahu apa-apa tentang Bumi. Ia baru mengenalnya. Dengan suara yang lumayan ngebass, Raden berniat untuk berkomentar tentang ucapan Bumi barusan.

"Emmm, kalo boleh tau, capek kenapa?" tanya Raden

Bumi membuka matanya, menghela nafas dengan halus, lantas ia menoleh pada Raden, "Capek aja, sama semua masalah hidup gue"

Raden hanya manggut-manggut saja. Masalahnya ini Bumi. Ia tidak tahu seluk beluk seorang Bumi. Ia hanya mengenal dan mengerti tentang Adam.

"Sebenarnya gue masih agak canggung sama kalian bertiga, tapi gapapa 'kan kalo gue berbagi masalah gue sama kalian?" tanya Bumi pada Raden. Sungguh, ia tidak tahu harus bercerita pada siapa. Karena ia tidak memiliki seorang teman.

Raden mengangguk, "Gapapa, lo kalo mau cerita ya cerita aja, Adam juga sering kok cerita-cerita ke gue, Bagas sama Darel"

"Thanks, gue cuma mau bilang makasih, karena lo bertiga udah mau nerima gue" ucap Bumi

"Sip" ucap Raden

Bumi bangkit dari duduknya, "Gue mau ke kantin, lo ikut gak?" tanya Bumi pada Raden

Raden menggeleng pelan, "Lo aja deh, gue lagi gak laper" ucapnya

Bumi mengangguk. Lantas anak itu melangkahkan kakinya keluar dari kelas.  Ia pergi ke kantin. Sendirian. Ia berjalan pelan, sembari memikirkan apa yang akan terjadi jika Nino tau kebenarannya. Anak itu sedikit melamun, menatap kosong ke depan. Ia sangat pusing, ia bingung, dan ia takut. Jujur saja anak itu sebenarnya takut, takut trauma itu masih ada sampai saat ini.

Bumi berjalan sangat pelan, anak itu baru sampai di setengah jalan. Ia masih melamun. Ia sesekali menabrak orang-orang di sekitarnya, lalu membungkuk minta maaf. Entah, sangat kacau hari-harinya setelah Nino kembali mengancamnya, atau bahkan mengancam adik kesayangannya.

(ಥ_ಥ)

Di lain tempat, tepatnya di depan kelas MIPA 3, dimana itu merupakan kelas Darel dan Bagas. Ketiga orang itu, Raden, Bagas dan Darel sedang duduk-duduk, ketiganya membahas mengapa si kembar aneh akhir-akhir ini. Sungguh, ketiganya tidak tahu tentang apa yang sebenarnya terjadi, atau bahkan Adam pun belum tahu. Hanya Bumi yang tahu permasalahan itu.

Klandestin [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang