Note : maaf kalo mungkin nantinya kalian gak suka sama part ini, aku update lama karena aku gk bisa nuangin semua emosi aku kesini, susah :(
(ಥ_ಥ)
Seminggu kemudian
14 Desember 2019
Malam itu terasa sangat dingin, padahal AC di kamar kedua anak itu mati, tapi entah kenapa rasanya sangat dingin. Adam sesekali menarik selimutnya, begitupun dengan Bumi yang malah mojok ke tembok dan menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut sampai ke kepalanya.
Jam menunjukkan waktu tengah malam, Adam terbangun. Anak itu duduk menyenderkan dirinya ke tembok, sesekali anak itu melihat ke arah jam yang terus berdetik. Adam menunduk, tangannya bergerak menggapai dadanya yang saat ini terasa sangat sakit, ekspresi anak itu berubah menahan rasa sakit di dadanya.
Uhuk...
Uhuk...
Uhuk...
"Ayah, sakit..." ucap Adam pelan, entah kenapa anak itu malah memanggil Ayahnya yang bahkan tidak dapat mendengar suaranya
Bumi yang mendengar suara batuk dari kasur di depannya langsung terbangun. Bumi turun dari ranjangnya pergi menyalan lampu.
"Dam lo kenapa?" tanya Bumi sesaat ia menyalakan lampu, anak itu melihat Adam yang terbatuk-batuk diatas ranjangnya sembari terus menundukkan kepalanya
Tangan Adam meraih pundak Bumi dan meremasnya sangat kencang. Anak itu kesakitan sampai tidak bersuara, hanya nafasnyalah yang terdengar sangat berat.
"Tahan, gue panggil Bunda" ucap Bumi langsung pergi ke bawah untuk memanggil Bundanya
Bumi berlari meninggalkan Adam sendirian di kamar, ia melangkahi dua anak tangga sekaligus, ia tidak perduli yang penting ia dapat cepat sampai ke kamar Bundanya. Setelah sampai disana Bumi menggedor-gedor pintu kamar Andin, sangat kencang sampai Andin langsung membuka pintu itu, dengan wajah yang tampak sangat marah. Andin memang sedang banyak pikiran dan masalah di bisnisnya, ia lebih sensitif akhir-akhir ini, bahkan Bumi menyaksikan Bundanya itu menangis setiap malam.
"Malem-malem gini kenapa gedor-gedor, berisik tau gak-"
"Bunda, tolongin Adam" ucap Bumi dengan air mata yang mengalir saat menyebut kata 'tolong'
Andin terdiam menatap Bumi, wanita itu langsung bergegas menuju kamar anak-anaknya. Sesampainya disana Andin langsung memeluk Adam, anak itu sudah pingsan dan terbaring lemas diatas kasurnya, Andin teringat ucapan dokter saat ia mengambil tes kesehatan milik Adam beberapa hari yang lalu. Andin langsung membawa anaknya ke rumah sakit, bahkan mengacuhkan Bumi yang saat itu ketakukan dan menangis di tangga.
Flashback On
Andin baru saja menuruni mobilnya, lalu ia menghirup udara dalam-dalam, gugup untuk mengambil hasil tes anaknya beberapa hari yang lalu. Andin sengaja datang ke rumah sakit sendirian di sela-sela waktu kerjanya, ia tidak ingin memberi tahu Adam ataupun Bumi bagaimana hasil tes tersebut, entah itu hasilnya baik atau buruk, Andin tetap ingin merahasiakannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Klandestin [✔]
Fiksi PenggemarSetiap rahasia akan terbongkar pada waktunya, dan setiap tanda tanya pasti akan ada jawabannya. © Kalejengga Mars, 26 Maret 2020 Cover by neomuchoaa 020420 #2 in Perasa 090420 #1 in Tanya 120420 #4 in Sick 180420 #2 in Batin 030520 #3 in Jahat 040...