[Special Part]-Daddy

1.9K 201 10
                                    

(ಥ_ಥ)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(ಥ_ಥ)

Rasa sesal di hati Raka terkumpul dengan acak-acakan di dalam hatinya. Anaknya itu. Anaknya yang selalu ia tidak acuhkan, rasa sesal atas apa yang ia lakukan terhadap anak bernama Adam yang merupakan darah dagingnya sendiri. Apakah Raka sejahat itu?. Raka memang bukan Ayah yang baik, bahkan tidak dapat dibilang baik bagi siapapun. Namun kenyataan tidak bisa dipungkiri, walaupun dengan sifatnya yang berubah menjadi temperamental, Raka tetap Ayah bagi Adam.

Siang hari itu, dua hari setelah barang-barang milik Adam dirusak oleh Raka. Adam ke Rumah Sakit untuk mendapatkan obat-obatannya. Sebenarnya tidak sendiri, ia ditemani oleh Mbak Ira. Adam membeli obat-obatan yang diresepkan oleh dokter, dan juga ia harus membeli tabung oksigennya. Untung saja Adam memiliki tabungan.

Sesampainya di rumah, Adam langsung membawa barang-barangnya masuk ke kamar. Raka yang melihat Adam dari kejauhan itu langsung menghampiri Mbak Ira.

"Habis berapa duit dia Mbak?" tanya Raka

"Saya gak tau Pak, soalnya saya cuma nunggu Mas Adam di kursi tunggu" ucap Mbak Ira

Raka hanya manggut-manggut saja. Malam harinya, saat Adam sudah terlelap, Raka masuk ke kamar Adam, mengendap-endap agar anaknya itu tidak terbangun dari tidurnya. Raka mencari nota harga. Setelah ketemu, ia langsung memasukkan uang ke dalam kotak yang dimana merupakan tempat tabungan milik Adam. Raka memasukkan uang ke dalam sana, nominalnya melebihi uang yang sudah Adam pakai.

Raka menghampiri anak itu. Sepasang mata yang tertutup itu sangat indah untuk dipandang. Raka berjongkok di samping ranjang Adam, meneteskan air matanya, mengucapkan kata maaf kepada anak itu.

"Maafin Ayah ... "

(ಥ_ಥ)

Adam yang saat itu duduk dibangku kelas 6 pulang dengan air mata yang bercucuran di pipinya. Anak itu terus memegangi dadanya yang terasa nyeri karena ditonjok temannya di sekolah. Rumah sangat sepi, Raka belum pulang, Mbak Ira entah ada dimana. Adam duduk di sofa, berusaha menenangkan dirinya sendiri. Sangat sakit. Dadanya memar. Anak itu melepas baju seragamnya, menyisakan pakaian dalamnya. Sesak. Maka dari itu ia melepas bajunya yang cukup tebal, karena terdiri dari kemeja dan rompi.

Mbak Ira yang baru saja keluar dari kamar mandi, pandangannya langsung tertuju pada anak majikannya itu. Mbak Ira menghampiri Adam, lantas mengambil baju seragamnya yang Adam lempar ke sembarang arah.

"Mas Adam kenapa ...?" tanya Mbak Ira, duduk di samping Adam, dan merangkul anak itu

"Adam ditonjok ... Sama Willy" ucap Adam pelan, mengucapkan nama salah satu anak di kelasnya

--

Raka yang sedang berada di kantor itu menerima telpon dari wali kelas Adam. Mengatakan bahwa tadi anaknya menjadi korban perkelahian di sekolah.

Klandestin [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang