(ಥ_ಥ)
Adam merebahkan tubuhnya di atas kasur. Ia sangat lelah hari ini. Seakan energinya habis sia-sia. Dengan bajunya yang kotor, Adam menatap langit-langit kamarnya. Sampai kapan penderitaan ini berakhir. Adam selalu beranggapan bahwa kehidupannya di masa lalu adalah orang jahat, maka dari itu ia pantas mendapat semua ini. Atau mungkin, reinkarnasi itu sebenarnya memang tidak ada, dan itu hanya akal-akalan Adam.
Bumi duduk di kasur Adam. Ia memandangi wajah adiknya itu yang mulai tertidur. Biarlah, anak itu lelah. Biarkan ia istirahat. Bumi memegang tangan kurus Adam, lantas ia meneteskan air matanya.
"Maaf, karena lo harus terjebak dalam masalah ini" ucap Bumi pelan
"Gue janji, gue gak akan biarin Nino atau Ayah jahatin lo lagi" ucapnya lagi
Lantas Bumi menarik selimut itu untuk menutupi tubuh adiknya. Sementara, setelah itu Bumi pergi ke kamar mandi dan membersihkan dirinya. Tak terasa jam menunjukkan pukul 8 malam. Bumi sedang mengerjakan tugas, sementara Adam masih terlihat di atas kasurnya. Tak berselang lama, Adam menggeliat, lantas ia membuka selimutnya.
"Gue ketiduran ya" ucap Adam, lantas Bumi menoleh pada adik kembarnya itu
"Iya, udah lanjutin aja, biar prnya gue yang kerjain. Lo kayaknya lagi gak enak badan" ucap Bumi pelan
Adam tersenyum, "Pr ya, gapapa nanti aja, ga usah dikerjain" ucap Adam
Adam turun dari ranjangnya, lantas ia berjalan dan berdiri di depan cermin. Anak itu memegang baju seragamnya yang kotor karena tapak sepatu Nino. Ia mengelus perutnya yang terasa sedikit nyeri. Lantas ia beralih menatap wajahnya sendiri, lantas ia tersenyum.
"Serem banget muka gue" ucap Adam
Bumi mengangkat kedua alisnya, "Kok serem?" tanya Bumi
"Kayak mayat" sahut Adam sembari mengambil baju dari dalam lemari. Lantas Adam berjalan pergi menuju ke kamar mandi
"Mau kemana?" tanya Bumi
"Mau mandi, gerah banget badan gue" ucap Adam
Lantas, Adam masuk ke dalam kamar mandi. Ia menghela nafasnya dan menyenderkan dirinya di balik pintu kamar mandi. Sungguh, ia lelah. Ia ingin istirahat dari kejamnya dunia, ia ingin tersenyum dengan tulus, ia ingin menghirup nafas dengan bebas, menghirup udara segar setiap pagi. Ia lelah dengan semua ini. Adam duduk di lantai, melonjorkan kakinya, dan mengusap wajahnya frustasi. Ia stress atau bagaimana, ia sendiri pun tidak tahu.
Tanpa disadari anak itu mulai meneteskan air matanya. Sangat sakit rasanya. Saat perut dan dada terasa sakit bersamaan. Belum lagi nafasnya yang mulai terengah-engah. Anak itu mulai mengatur nafasnya pelan-pelan, sampai berhasil menggapai nafas yang lebih baik.
Adam bangkit dari duduknya. Ia memegang wastafel untuk membantunya berdiri. Lantas lagi-lagi anak itu melihat dirinya sendiri di cermin. Kondisinya yang benar-benar buruk, dengan wajah pucat dan mata yang sembab. Ia sendiri kadang tidak ingin melihat wajahnya, terlalu seram.
KAMU SEDANG MEMBACA
Klandestin [✔]
Fiksi PenggemarSetiap rahasia akan terbongkar pada waktunya, dan setiap tanda tanya pasti akan ada jawabannya. © Kalejengga Mars, 26 Maret 2020 Cover by neomuchoaa 020420 #2 in Perasa 090420 #1 in Tanya 120420 #4 in Sick 180420 #2 in Batin 030520 #3 in Jahat 040...