Tujuh[Revisi]

8.1K 513 3
                                    

Author Pov.

Mereka berdua sudah sampai di depan kelas Ara dan kini berhenti "Btw nanti aku ke rumah Kamu ya" Ucap Ara sambil membersihkan sisa air mata yang tersisa di wajah Zriel.

"Loh kamu mau apa kerumah aku?" Tanya Zriel yang sadar sudah mengganti panggilannya.

"Mama kamu kan kerumah aku semalam, jadi waktu Mama kamu mau pulang ternyata beliau ngajak aku buat kerumah nya" Jawab Ara.

"Oh yaudh, nanti pulang bareng aku berarti" Ucap Zriel dengan senyuman yang tak luntur diwajahnya.

Ara menggeleng kemudian berkata "Enggak ah, aku mah ke rumah kamu naik sepeda yang aku pakai" Ucap Ara dan seperti semalam Zriel meminta izin kepada guru yang ada dikelas untuk mengizinkan Gadis di sebelahnya untuk masuk.

"Tapi aku mau pulang bareng kamu, kan bisa sekalian"Ucap Zriel pelan dengan wajah memelasnya.

"Enggak, aku kerumah kamu naik sepeda, jangan banyak permintaan ya atau Aku marah"

"Iya-iya jangan marah, Kamu naik sepeda" panik Zriel mau tak mau menuruti keinginannya.

"Sana kembali ke kelasmu" Ucap Ara kemudian masuk kekelasnya.

Zriel pergi kekelasnya dengan kesal, terbukti karena sepanjang jalan dia menggerutu kesal, Sesampainya di depan kelasnya sendiri beruntung tidak ada guru didalamnya.

Zriel melangkah menuju mejanya dan duduk dengan tenang, mengabaikan tatapan geli dari teman-temannya.

"Ada yang jealous tadi guys" Ucap Fhadil yang ada disebelah Zriel.

"Diam Lo!"Ucap Zriel kesal.

Mereka hanya bisa tertawa mengejek Zriel yang nampaknya sangat kesal dengan mereka berempat.
.
.

Ara berjalan sendirian di parkiran guna mengambil sepedanya,Tapi yang dilihatnya sekarang malah Zriel sudah berdiri di sebelah sepedanya dengan sepeda hitam miliknya.

"Loh Zriel?kamu naik sepeda?bukannya kamu naik Vario?"Tanya Ara beruntun.

"Ehehe,Vario aku uda dipulangkan jadi tadi gantinya Aku minta supir buat anter sepeda hitamku"Jawab Zriel dengan cengirannya.

"Kenapa?"

"Karena aku mau pulang bareng kamu"Ucap Zriel.

Ara menghela nafas lalu membiarkan hal itu terjadi,dia membawa sepedanya keluar parkiran dan menaikinya,tidak memperdulikan tatapan aneh dari beberapa orang yang ada disana.

"Uda Yuk jalan"Ajak Zriel yang sudah disebelahnya,Ara mengangguk dan mulai mengayuh sepedanya.

Mereka bersepeda dengan tenang dan damai,tanpa adanya percakapan karena mereka menikmati keheningan yang tercipta,Menikmati momen berdua,Zriel membawa Ara dari jalan memutar dengan jarak yang lumayan jauh untuk kerumahnya.

Dia mengulur waktu agar bisa berlama-lama dengan pacarnya itu.

"Kamu sengaja bawa aku jalan mutar kan?"Tanya Ara yang bersepeda disebelah Zriel.

"Ehehehe kok kamu tau?"

"Aku uda pernah ke rumah kamu,makannya aku tau jalan ini malah makin jauh"Jawab Ara kesal,kedua tungkainya sudah lelah.

Akhirnya setelah 35 menit perjalanan mereka sampai kedepan rumah Zriel dan Pak Arno langsung membuka gerbang melihat anak majikannya sudah pulang.

"Parkir di situ aja"Ucap Zriel seraya menunjuk area parkir sepeda didekat halaman.

Ara mengangguk kemudian memarkirkan sepedanya,lalu berjalan mengikuti Zriel dari belakang.

"Assalamualaikum Mama"Ucap Zriel masuk kedalam rumahnya dan melihat sang Mama tengah duduk diruang tengah dengan majalah di tangannya.

"Assalamualaikum Tante"Ucap Ara juga.

"Waalaikum sallam,aduhhh calon mantu Mama uda dateng,sini sayang Tante uda buat kue bolu coklat loh buat kamu"Ucap Wanda dengan senangnya saat melihat Ara sudah datang dan malah melupakan sang putra.

"Mana Tante?Ara mau coba dong"Ucap Ara senang,padahal itu pengalihan karena dia sedang gugup.

"Oh jadi sekarang aku dilupain ya"Celetuk Zriel lalu berlalu ke kamarnya dengan kaki yang dihentak-hentakan.

Kedua perempuan berbeda umur itu hanya menatap Zriel yang berlalu dengan wajah jengah "Sudah lupain aja dia,Ayo sekarang kita makan bolunya"Ajak Wanda dan mereka berdua pergi kedapur untuk mengambil bolunya.

"Gimana rasanya?"

"Enak kok Tante,tapi rasanya kurang manis,tapi kalau untuk orang yang tidak terlalu suka manis ini sudah pas"Ucap Ara memberi komentar.

"Tante memang kurang suka manis,makannya di lidah Tante ini sudah Pas"

"Gapapa kok Tante,ini enak"

"Yaudh nanti kamu bawa 1 untuk bunda mu ya"Ucap Wanda yang meletakan bolu coklatnya di piring.

"Ini bawa ke depan"Ucap Wanda kemudian memberikan piring berisi bolu itu pada Ara.

"Oke Tante"Jawab Ara sambil membawa sepiring bolu coklat itu ke arah ruang depan bersama Wanda.

Tidak lama mereka mendengar suara larian dari arah lantai 2,dan terlihat Zriel berlari dengan cepat dan langsung menerjang Ara dengan pelukan sampai gadis itu jatuh ke Sofa dibelakangnya,untung piring itu sudah diletakannya di meja.

"Kakak Antiiiiikkkkk"Ucap Iel dengan semangat dan semakin memeluk Ara dengan erat.

"Iel uda sayang,kasian Ara kamu peluk kayak gitu"Ucap Wanda berusaha menarik sang putra untuk melepas pelukan itu,Namun sia sia saja.

"Ih Awac ih Mama,Iel macih kanen cama Kakak Antik"Rengek Iel yang semakin mengeratkan pelukannya.

Ara sudah sesak nafas karena dipeluk terlalu erat.

"Iel kakak gabisa nafas"Ucap Ara.

Seakan tersadar Iel langsung melepas pelukan mereka.

"Maaf Kakak Antik:("Ucap Iel sedih.

"Gapapa,lain kali jangan peluk terlalu erat"Ucap Ara memberi pengertian dan dijawab anggukan oleh Iel.

"Ara kamu bisa temenin Zriel ke tempat dokter Isma,Dokter Isma itu dokter yang ngerawat dan ngebantu dalam perawatan Zriel,dia harus rutin kesana untuk menekan sisi Iel agar tidak terlalu sering keluar,kamu tidak tau saja jika dulu itu Iel lah yang menguasai tubuh Zriel sampai Zriel tidak masuk sekolah selama 2 bulan"Oceh Wanda panjang.

Ara terdiam mendengarkan dengan Iel yang kembali memeluknya "Apa akan lama Tante?"Tanya Ara tidak enak hati.

Wanda menggelengkan kepalanya "Enggak kok,hanya 30 menit lalu kalian pulang"Jawab Wanda lembut.

"Em oke Tante"Jawab Ara yang sebenarnya hendak bertanya tentang sesuatu,Tapi mungkin nanti bisa ditanyakannya kali ya.
















Tbc...

Tralalalla~

My Crybaby Zriel [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang