TPS[Revisi]

4K 271 79
                                    

Author Pov.

Police Line sudah dipasang di pinggir jurang, Tim SAR juga sudah mencari tapi sayang yang ditemukan hanyalah tubuh milik Jeremy yang terlempar keluar, tubuh Ara tak dapat ditemukan sama sekali.

Apalagi jika dilihat mobil yang jatuh sudah meledak dan menghanguskan mobil itu, tak ditemukan tanda-tanda kehidupan di dalamnya.

Moeno dan Mikail bahkan terdiam di dekat bangkai mobil yang terbakar, tatapan mereka kosong namun air mata tak berhenti mengalir.

Ini lebih menyakitkan ketimbang dulu saat Ara tertembak, jika dulu mereka masih bisa bertemu dengannya tapi kini seujung rambut pun tak ditemukan.

Apa yang harus Moeno katakan pada istrinya nanti, istrinya pasti shock dan histeris mendengar kabar putri mereka saat ini, sedangkan Zriel sudah dibawa ke Rumah Sakit kota.

Dia mengalami cedera yang lumayan parah di kepala dan kakinya,Zeral dan Wanda sudah tau tentang kabar ini karena masuk ke berita Tv.

Keduanya juga langsung bergegas ke Rumah sakit guna melihat keadaan Putra Mereka.

Fhadil dan Ziyel sudah ditangkap polisi, Zeral melapor pada Polisi dengan bukti penculikan dan bisnis haram mereka di Korea, keduanya akan segera dijatuhkan hukuman berat.

Valerie dan Oza ditangkap karena ikut terseret dalam kasus Fhadil, dan kedua wanita itu akan dihukum sesuai tindakan mereka.

Julian seperti orang bodoh, dia berada di antara sahabatnya yang memakai topeng dibelakangnya, sungguh Julian merasa sakit hati dengan tingkah sahabat ah mantan sahabatnya itu.

Geray tidak bersalah, semua adalah rencana Fhadil, semuanya adalah rencananya dan dia mengkambing hitamkan Geray.

Karena apa? Karena Geray terikat hutang budi pada keluarga Fhadilla Alfaris, keluarga kaya dengan bisnis pembunuh bayaran di belakangnya.

Dan saat Geray membunuh seorang Pria di dalam Gudang, itu adalah Ayah Jeremy, dan Fhadil menghasut Jeremy agar ikut dalam rencananya balas dendam dan juga dalam merebutkan Ara.

Jadi itulah yang terjadi selama ini,orang terdekat bukanlah yang terbaik, malah mereka bisa menjadi musuh terbesar dalam hidup kita.

.
.
.

Pustri duduk memandang kosong halaman rumah, Moeno yang ada disebelahnya menggenggam lembut tangan pendamping hidupnya selama 30 tahun mereka menikah, benar saja setelah Moeno mengatakan perihal Putri mereka.

Pustri langsung terdiam seperti ini, tak menangis atau histeris, dia diam dengan tatapan kosongnya, seakan kehilangan jiwa.

"Aku menunggu kehadirannya selama 1 tahun..aku melahirkannya dengan penuh perjuangan..tapi sekarang..bahkan untuk melihat wajah manisnya untuk yang terakhir kalinya saja...aku tak bisa..Moeno..kembalikan Putriku...bawa dia kembali.." Ratap Pustri dengan tatapan yang masih kosong.

Moeno segera memeluk istrinya, meneteskan air mata di bahu sang Istri, Moeno ingin tapi dia tak berhasil membawa Putri mereka kembali.

"Maaf..maafin aku yang gagal sebagai seorang Ayah.." Lirih Moeno.

Sedangkan Mikail duduk di sudut kamarnya, dia membenamkan kepalanya di lipatan kakinya, menangis dalam diam setelah kejadian yang menimpa adik satu-satunya, Dia merasa tidak becus sebagai Kakak, dia bahkan terlambat menyelamatkan adiknya tadi.

Keluarga Velizia berduka,Putri satu-satu mereka kini pergi dari kehidupan mereka.

Di Rumah Sakit.

Wanda,Zeral dan Ibi menunggu Zriel sadar, mereka juga berduka atas kepergian Ara, bahkan Wanda berulang kali jatuh pingsan karena shock.

Dan mereka tidak tau bagaimana cara menghadapi Zriel nantinya saat dia sadar, mendapat kabar bahwa kekasihnya tewas dalam kecelakaan yang juga dialaminya.

Mungkin dia bisa gila.

"Eung.."

Wanda menoleh begitu mendengar lenguhan dari ranjang, Zriel sadar dan membuka matanya secara perlahan, walau buram tapi dia sadar, Wanda tersenyum senang kemudian menekan tombol yang ada di atas tempat tidur.

"Abang,kamu butuh sesuatu?"Tanya Wanda lembut dan membuat Zriel menoleh kearahnya secara perlahan.

"Mama.."Lirihnya dengan suara seraknya.

"Mama disini"Jawab Wanda lembut.

Zriel diam sejenak,dia memandang langit-langit rumah sakit dengan tatapan kosong "Mana Ara Ma.."Bisik Zriel yang membuat Wanda, Zeral dan Ibi terdiam kaku di tempat mereka.

Merasa tak mendapat jawaban kini Zriel bangun dari tidurnya dan menatap keluarganya "Ara mana? Dia selamatkan?"Tanya Zriel takut.

Ibi menunduk dan menangis, kemudian dia memilih untuk keluar dari dalam ruang inap abangnya dan menangis diluar, membuat Zriel semakin kalut.

"Papa...Ara mana Pah.." Tanya Zriel lagi dengan tatapan sedihnya, Zeral menghela napas pelan kemudian berjalan mendekati putranya itu.

Dan mengelus kepalanya dengan lembut "Abang, Ara tidak bisa ditemukan, kemungkinan tubuhnya hangus di dalam mobil yang terbakar di jurang" Ujar Zeral bergetar.

Tatapannya memanas apalagi ketika melihat Putranya membeku seketika, tatapan Putranya langsung kosong saat itu juga.

"Haha..HAHAHAHAHAHA Papa bohongkan? Sama seperti 6 tahun lalu? PAPA BOHONGKAN!! ARA GAMUNGKIN MATI PA!! GAK MUNGKIN!!" Zriel berteriak seperti orang kesetanan, dia meremat rambutnya sendiri.

"DIA GAMUNGKIN MATI PA!! KAMI MAU NIKAH 2 MINGGU LAGI!! DIA GAK MUNGKIN MATI!! HAHAHAHAHA ARA GAMUNGKIN TEGA NINGGALIN AKU PA!! ARAAAAAAA!! KAMU DIMANAAAA!! GAMUNGKIN KAMU PERGI LAGI!! KITA UDA MAU NIKAH!!"

Jeritan Zriel menyayat hati mereka saat ini.

"Hiks..Kamu bilang mau punya bayi kembar..hiks..tapi kamu malah pergi.." Lirih Zriel dalam tangisnya.

Wanda menangis dalam pelukan Zeral, tak lama Dokter masuk dan langsung menyuntikan obat tidur agar Zriel tenang, dia shock dan jiwanya terguncang.

Benar-benar terguncang, padahal mereka akan menikah 2 minggu lagi, tapi takdir dengan teganya memisahkan mereka lagi, untuk yang ke 2 kalinya.

Tak bisakah Zriel bahagia? Bahkan untuk merasakan pernikahan dengan gadis yang dicintainya saja dunia menentangnya, apa Zriel tak diberikan kebahagiaan dalam hidupnya?.



























Tbc..

My Crybaby Zriel [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang