6-Noah Jahil

116 37 25
                                    

6-Noah Jahil

ANA dan Noah berada di kantin sekolah. Ana duduk di kursi pojok kantin sementara Noah membeli tisu basah dan air minum.

"Nih, lap pala lo," Noah menyodorkan tisu basah dan sebotol air minum.

Ana mengangguk dan mengucapkan terima kasih.

Noah menatap Ana membuat Ana membuka mulutnya bertanya.

"Kenapa?"

"Lo kenapa bisa gini?

"Gak," singkat Ana.

Noah menatap Ana intens, Noah mencoba mencium aroma tidak mengenakkan di tubuh Ana.

"Kenapa si lo?" tanya Ana risih.

Noah mendekatkan wajahnya ke wajah Ana membuat Ana semakin risih lalu mendorong kening Noah lancang.

Noah mengaduh, menatap Ana penuh selidik.

"Tadi di ruang BK ngapain? Kok bisa lo masuk ruang BK padahal lo murid baru?"

"Lo juga murid baru dan lo tadi ada di depan ruang BK. Aneh gak?"

"Enggak, gue cuma anterin Becca,"

Ana berdehem sebentar

"Jadi namanya Becca," gumamnya

Noah tersenyum samar.

"Kenapa lo?" tanya Noah seraya tersenyum jahil menggantikan senyum samar tadi.

"Jidi niminyi Bicci," ulang Noah sengaja.

Ana melirik Noah sinis, kemudian Ana berdiri dan beranjak pergi.

***

"GILA DEMI APA DIA GITU?"

Suara cempreng seorang gadis dengan lancang masuk ke gendang telinga Ana.

Ana mengangguk lalu mengusap telinganya bergantian tanpa mengalihkan pandangannya pada Kapten Basket SMA Angkasa yang begitu mempesona dan menghipnotis puluhan bahkan ratusan gadis yang bertemu dengannya dan yang lebih beruntung jika gadis gadis tersebut melihat Kapten Basket SMA Angkasa saat ia bermain basket, bermain drum, gitar, piano, dan bernyanyi.

"Sei, jangan teriak bisa ngga. Ganggu banget kuping gue sakit."

Ana berbohong, ia memang terganggu suara Sei tapi alasan Ana yang sebenarnya ... Ia jadi tidak konsentrasi memperhatikan Kapten Basket SMA Angkasa. Duh Ana bisa alay juga, ya!

Sei menatap Ana curiga. Ia menangkup kedua pipi Ana dan memicingkan matanya.

"Lo ngeliatin Kapten Basket SMA kita ya?"

Ana tersentak, menjauhkan tangan Sei dari pipinya kemudian menggelengkan kepalanya salah tingkah.

"Ah masa sih? Lo dari tadi liatin Kak Nathan lho."

"Ohhh, namanya Nathan," ceplos Ana tidak sengaja, lalu kemudian Ana menutup mulutnya salah tingkah lalu menggeser posisi duduknya ke kiri menjauh dari Sei.

Sei tertawa keras, lalu tersenyum tengil pada Ana.

Nah kan, Sei semakin gencar menggodanya.

"Tapi kan lo udah ada Noah, An?"

"Emang kenapa sama Noah? Gak ada hubungannya Sei," Ana kembali mengarahkan pandangannya pada Nathan, Kapten Basket kebanggaan SMA Angkasa.

"Ya lo kan digosipin deket sama Noah, bisa lah lo gak jomblo a.k.a pacaran sama Noah, ttm deh kalo gak," celetuk Sei.

Official [SELESAI - REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang