10-Official
PINTU gudang terbuka, Ana dan Noah nampak biasa saja mendapati Nathan yang memandang mereka dengan tatapan tidak biasa.
Nathan yang menyadari Ana dan Noah tak terkejut atas kedatangannya yang tiba-tiba spontan bertanya.
"Gak kaget?" Ana dan Noah menggeleng.
Noah tersenyum jahil "Nungguin orang pacaran ya?" Ana sontak mencubit kembali pinggang keras Noah dan mendapat tatapan tak percaya dari Nathan.
Nathan mendelik ke arah Noah "Pacaran? Lo berdua pacaran? Jangan bercanda!"
Noah menjawab pertanyaan beruntut Nathan dengan tatapan matanya yang mengarah pada tautan jari-jari tangannya dan Ana. Elegan sekali.
Seakan baru kembali dari dunia halusinasi dan imajinasi, Ana baru menyadari tautan tangan mereka belum terlepas bahkan hingga keluar gudang. Eh... Ya seperti itu, Ana mencari sapu dan lap dengan Noah yang menggenggam tangannya. Ya kan Ana tidak sadar!
"Kan baper gue," gumam Ana seakan menjawab pikirannya sendiri. Gumaman Ana yang nyaris tak terdengar tanpa permisi masuk ke telinga Noah menghadirkan beribu kupu-kupu terbang di perutnya. Sementara Nathan, hatinya mencelos. Gagal sudah rencananya merebut Ana dan mendapatkan hati gadis 'semi jutek' itu.
Perlahan, Ana mencoba melepaskan tangan kanannya yang digenggam Noah namun siapa kira, Noah justru mengeratkan genggamannya lalu berjalan melewati Nathan yang masih diserbu kegalauan akibat gumaman Ana barusan.
Noah mengantar Ana sampai di Lab Komputer tempat dimana Ana akan menjalani hukuman bersih-bersihnya, dan ya, jangan lupakan tautan tangan mereka.
Saat hendak melepaskan tautan tangan mereka, Noah mendekat, dan menaruh kecupan manis di rambut Ana yang diikat.
Refleks, Ana menjauhkan Noah dari tubuhnya, lalu menunduk malu.
"An, wujudin impian Nathan yuk," tawar Noah.
Rasa malu dan senang yang semula hinggap di hati Ana menghilang kala tawaran gila Noah itu terdengar di telinganya. Ana mengangkat kepalanya "Impian apa? Gak jelas lo" jawab Ana jutek. Si gadis yang baru saja tersipu malu ini sudah kembali dalam mode juteknya ternyata.
Noah tertawa renyah. Noah merunduk berusaha menyamakan wajahnya dengan wajah gadis yang ia sukai itu.
"Iya, impian Nathan, kita pacaran," tanpa direncanakan, mata Ana membulat kaget saat mendengar Noah, secara tidak langsung menyatakan perasaannya dan mengajak Ana untuk berada dalam suatu hubungan antara dua orang yang saling mencintai.
Noah tersenyum, alisnya naik turun lalu kembali menyadarkan lamunan Ana.
"Yaudah gak apa-apa, anggep aja gue gak pernah ngomong itu, sekarang lo jalanin huk—" jantungnya berdebar kencang, matanya membulat, kupu-kupu kembali berterbangan di perutnya.
Ana mengacak-acak rambut Noah lalu mengecup puncak kepalanya singkat. Tentu saja harus menjambak rambut Noah terlebih dahulu.
***
Ana mengambil sembarang es teh yang ia liat, lalu meminumnya kala sampai di meja kantin.
"Eh, eh, eh itu—" Sei bersuara, Ana menyelanya.
"Lo tau gak sih, sumpah gue, gue, gue, OH MY GOSH!" ujar Ana tertahan, tidak mungkin ia berteriak disini, bisa-bisa semua orang tahu ia tidak jutek.
"Iya itu minumnya—"
"Sumpah sih gue malu banget!"
"Woi minumnya punya—"
KAMU SEDANG MEMBACA
Official [SELESAI - REVISI]
أدب المراهقين[TAHAP REVISI - ROMBAK] My 1st story Ini adalah tentang dia, yang datang dan menjadi segalanya. Dia, yang membuatku sempurna, namun pergi saat aku semakin mencintainya. Ini adalah tentang dia, yang punya 1001 cara meluluhkan, dan punya lebih dari 1...